masa



Gejala dan Penyebab Penyakit 

Apa Saja Penyebab Gairah Seksual yang Rendah?
DEFINISI
Gairah Seksual Yang Rendah adalah hilangnya fantasi seksual yang sifatnya menetap dan sedikitnya gairah untuk melakukan aktivitas seksual.


PENYEBAB
Gairah seksual yang rendah terjadi pada pria maupun wanita. Beberapa orang memiliki gairah atau ketertarikan seksual yang kurang selama hidupnya.

Kelainan ini mungkin berhubungan dengan:
- peristiwa traumatik pada masa kanak-kanak atau remaja
- penekanan fantasi seksual
- kadar hormon testosteron yang rendah (baik pada pria maupun wanita).

Biasanya kelainan ini terjadi setelah bertahun-tahun sebelumnya memiliki gairah seksual yang normal.
Penyebabnya bisa berupa:
- kejenuhan dalam suatu hubungan
- depresi
- gangguan hormonal
- pemakaian obat-obat penenang, anti-cemas, anti-depresi dan obat tertentu untuk mengatasi tekanan darah tinggi.


GEJALA
Ciri dari kelainan ini adalah kurangnya ketertarikan seksual, meskipun dalam suasana yang menggairahkan. Penderita jarang melakukan aktivitas seksual dan hal ini bisa menyebabkan perselisihan pada sepasang suami istri. Beberapa penderita tetap melakukan hubungan seksual yang cukup sering karena mereka ingin memuaskan mitra seksualnya atu karena mereka dipaksa untuk melakukannya.

Jika penyebabnya adalah kejenuhan suatu hubungan, maka gairah seksual yang rendah hanya timbul jika berhadapan dengan mitra tetapnya, sedangkan jika berhadapan dengan wanita/pria lain, gairah seksualnya normal atau bahkan meningkat.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Dilakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan penderita dan obat-obatan yang sedang dikonsumsinya. Pemeriksaan darah mungkin perlu dilakukan untuk mengukur kadar hormon testosteron dan hormon tiroid, baik pada pria maupun wanita.


 Gejala Hepatitis A
DEFINISI
Tipe A (infeksi atau hepatitis dengan inkubasi pendek) banyak diderita kaum homoseksual dan penderita virus HIV. Masa inkubasi adalah 15-50 hari, rata-rata adalah 30 hari. Merupakan penyakit non kronik.


PENYEBAB
Hepatitis A Virus (HAV). HAV ditemukan dalam feses dari penderita hepatitis A. Melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV.


GEJALA
Umumnya tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.


DIAGNOSA
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.


PENGOBATAN
Penyakit ini akan sembuh sendiri setelah beberapa minggu.


PENCEGAHAN
Vaksin hepatitis A merupakan perlindungan terbaik. Proteksi jangka pendek terhadap hepatitis A adalah dari imunoglobulin. Dapat diberikan sebelum dan selama kontak dengan HAV. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan.


Gejala Hepatitis B
DEFINISI
Tipe B (serum atau hepatitis dengan masa inkubasi panjang) juga banyak diderita oleh pengidap virus HIV-positif. Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan dapat mengurangi kasus yang disebabkan oleh transfusi. Tingkat kekronikan pada penderita 10% pada orang dewasa, 50% pada anak berumur kurang dari 5 tahun dan 80-90% pada bayi.


PENYEBAB
Hepatitis B Virus (HBV). Transfusi darah dan pasien hemodialisis. Penularan melalui suntikan yang digunakan bergantian oleh pencandu obat-obatan terlarang merupakan penyebab terbesar. Anak dari ibu penderita hepatitis B.


GEJALA
Mungkin tidak muncul atau muncul tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.


DIAGNOSA
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.


PENGOBATAN
Interferon alpha atau lamivudine.


PENCEGAHAN
Perlindungan terbaik adalah vaksin hepatitis B. Jangan berganti-ganti pasangan. Lakukan pemeriksaan darah untuk hepatitis B pada wanita hamil sehingga calon bayi dapat diberikan hepatitis B imunoglobulin dan vaksinasi 12 jam setelah lahir. Jangan mendonorkan darah bila mempunyai penyakit hepatitis B.

Gejala Hepatitis C
DEFINISI
Adalah penyakit yang diderita oleh 20% dari penderita hepatitis virus dan selebihnya pada kasus transfusi darah. Inkubasi selama 14-182 hari, rata-rata 42-49 hari.


PENYEBAB
Hepatitis C virus (HCV). Ditularkan melalui hubungan intim. Kontak dengan darah yang terinfeksi HCV.


GEJALA
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. 20% mengalami penyakit kuning, 30% mengalami gejala seperti flu. Mengalami pembengkakan hati.


DIAGNOSA
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.


PENGOBATAN
Interferon (Alferon N) dan ribavirin.


PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Cara untuk mencegah adalah dengan mengurangi resiko paparan dengan virus yaitu dengan mencegah perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan gunting kuku dengan orang yang terinfeksi.


Gejala Hepatitis D
DEFINISI
Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat keparahan mencapai 2-70%.


PENYEBAB
Hepatitis D Virus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D.


GEJALA
Biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.


DIAGNOSA
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.


PENGOBATAN
Interferon-alfa dan transplantasi hati.


PENCEGAHAN
Vaksinasi hepatitis B HBV-HDV co-infeksi HBV-HDV super-infeksi.


Penyakit Gagal Ginjal
DEFINISI
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.


PENYEBAB
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang seringkali berdampak kerusakan ginjal diantaranya:

* Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi)
* Penyakit Diabetes Mellitus
* Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan / striktur)
* Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
* Menderita penyakit kanker (cancer)
* Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
* Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.

Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah; kehilangan cairan banyak yang mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan, dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan ke arah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal dua macam jenis serangan gagal ginjal, yaitu "gagal ginjal akut" dan "gagal ginjal kronis".


GEJALA
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : mata bengkak, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing. Kelainan urine: Protein, Darah/Eritrosit, Sel Darah Putih/Lekosit, Bakteri.

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, napsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.


DIAGNOSA
Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka beliau akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal (Nephrologist).

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, baik darah ataupun urine guna melihat kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis mungkin melakukan pemasangan selang kateter ke dalam kantong urin (bladder), untuk mengeluarkan urin. Bila diperlukan, tim medis akan menyarankan pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography (CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan ginjal.


PENGOBATAN
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau terapi, misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.


PENCEGAHAN
Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan ke dokter / kontrol / laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan ginjal, baik ringan atau sedang, diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, hindari kekurangan cairan (muntaber), dan kontrol secara periodik


Penyebab impotensi
Penyebab impotensi biasanya multifaktorial berupa faktor organik, fisiologis, endokrin, dan faktor psikogenik (psikologis). Secara umum impotensi dibagi menjadi disfungsi organik (fisik) dan disfungsi psikogenik (psikologis), tetapi kebanyakan pria dengan etiologi organik biasanya memiliki komponen psikogenik juga. Hampir setiap penyakit dapat mempengaruhi fungsi ereksi dengan mempengaruhi sistem saraf, pembuluh darah, atau hormonal.
Penyebab impotensi organik meliputi :
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan impotensi adalah :
  • Penyakit vascular (pembuluh darah) :
    • Aterosklerosis
    • penyakit pembuluh darah perifer
    • Serangan jantung
    • hipertensi arteri
    • menjalani terapi radiasi
    • sedang menjalani pengobatan kanker prostat
    • trauma Pembuluh darah dan saraf (misalnya, karena mengendarai sepeda jarak jauh)
  • Penyakit sistemik atau degeneratif :
    • Diabetes mellitus
    • Scleroderma
    • Gagal ginjal
    • Sirosis hati
    • Idiopatik hemochromatosis
    • Kanker dan perawatan kanker
    • Dislipidemia
    • Hipertensi
  • Penyakit Neurogenik :
    • Epilepsi
    • Multiple sclerosis
    • Sindrom Guillain -Barre
    • Penyakit Alzheimer
    • Trauma
  • Penyakit pernapasan yang terkait dengan impotensi :
    • penyakit paru obstruktif kronik
    • Sleep apnea
  • Penyakit Endokrin (hormonal) :
    • Hipertiroidisme
    • Hypothyroidism
    • Hipogonadisme
    • Diabetes
  • Jiwa kondisi yang terkait dengan impotensi :
    • Depresi
    • Duda sindrom
    • Kinerja kecemasan
    • gangguan stres pasca trauma
  • Kurang gizi :
    • Malnutrisi
    • defisiensi seng (Zn)
  • Penyakit Hematologi (darah) :
    • anemia sel sabit
    • Leukemia
  • Menjalani prosedur bedah :
    • Prosedur pada otak dan saraf tulang belakang
    • Retroperitoneal atau diseksi kelenjar getah bening panggul
    • Aortoiliac atau aortofemoral bypass
    • reseksi perineal abdomen
    • Bedah pengangkatan untuk kanker prostat
    • Bedah perawatan dari penyakit prostat jinak
    • Radikal prostatektomi
    • Transurethral reseksi prostat
    • Cryosurgery prostat
    • Sistektomi
  • Mendapat pengobatan :
    • Antidepresan
    • Antipsikotik
    • Antihipertensi
    • Antiulcer agen , seperti cimetidine dan Finasteride
    • 5- Alpha reduktase inhibitor
    • agen penurun kolesterol
Faktor fisik berupa usia lanjut sering menyebabkan terjadinya impotensi. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Hal itu disebabkan karena menurunnya fungsi – fungsi organ disertai dengan banyaknya penyakit – penyakit yang yang ditemukan pada penderita usia lanjut.
Penyebab impotensi psikis (psikologis) :
Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi :
  1. Depresi
  2. kecemasan
  3. Perasaan bersalah
  4. Perasaan takut akan keintiman
  5. Kebimbangan tentang jenis kelamin
Gejala impotensi : Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.
Diagnosa impotensi
Diagnosis impotensi ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya gejala – gejala penyakit yang menyertai impotensi. Selain itu pemeriksaan tanda – tanda seksual sekunder misalnya misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Pemeriksaan impotensi lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
  1. Pemeriksaan darah lengkap
  2. Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
  3. Pemeriksaan kadar TSH

Gejala & Efek Penuaan Pada Wanita
DEFINISI
Pada waktu menopause, perubahan pada organ kelamin cepat terjadi. Siklus menstruasi berhenti, dan indung telur berhenti menghasilkan estrogen. Setelah menopause, jaringan labia minora, clitoris, vagina, dan urethra menipis (atrophy). Penipisan bisa terjadi pada iritasi kronis, kekeringan, dan berhenti dari vagina. Infeksi vagina lebih mungkin terjadi. Begitu juga setelah menopause, rahim, tuba palopi, dan ovarium menjadi lebih kecil.

Dengan penuaan, terdapat penurunan jumlah otot dan jaringan pengikat, termasuk otot, ligamen, dan jaringan lain yang menopang kandung kemih, rahim, vagina dan anus. Sebagai akibatnya, organ yang dipengaruhi bisa longgar atau turun (prolapse), kadangkala menyebabkan rasa tertekan atau penuh pada panggul, kesulitan buang air kecil, kehilangan kendali untuk kencing atau buang air besar (incontinence), atau rasa sakit selama berhubungan seksual. Wanita yang memiliki banyak anak lebih mungkin mengalami beberapa masalah.


GEJALA
Karena terdapat sedikit estrogen untuk menstimulasi saluran susu, payudara berkurang ukurannya dan bisa kendor. Jaringan penghubung yang menopang payudara juga berkurang, menimbulkan kekendoran. Jaringan serat pada payudara digantikan dengan lemak, membuat payudara kurang kuat. Di samping perubahan ini, banyak wanita lebih menikmati aktifitas seks setelah menopause, kemungkinannya karena mereka tidak lagi bisa menjadi hamil.

Untuk tambahan, setelah menopause, rahim, dan kelenjar adrenal melanjutkan memproduksi hormon seks pria. Hormon seks pria membantu menjaga gairah seks, memperlambat hilangnya jaringan otot, dan menimbulkan rasa sehat.

Beberapa Penyebab Asma
DEFINISI
Pada beberapa orang, olah raga bisa menyebabkan serangan asma atau reaksi anafilaktik akut. Asma merupakan salah satu jenis reaksi alergi akibat olah raga yang abnormal. Asma akibat olah raga seringkali terjadi pada penderita asma, tetapi ada juga beberapa orang mengalami asma hanya setelah berolah raga.

Rasa sesak di dada disertai dengan bunyi nafas mengi dan sesak nafas timbul dalam waktu 5-10 menit setelah melakukan olah raga berat, tetapi biasanya timbul setelah selesai berolah raga. Asma akibat olah raga cenderung terjadi jika cuaca dingin dan kering.

Anafilaksis akibat olah raga bisa terjadi setelah melakukan olah raga berat.
Pada beberapa penderita, anafilaksis timbul hanya jika sebelum berolah raga penderita memakan makanan atau obat-obatan tertentu. Obat yang paling sering menyebabkan anafilaksis akibat olah raga adalah Aspirin dan obat anti peradangan non-steroid. Makanan yang dapat menyebabkan anafilaksis akibat olah raga adalah makanan laut, gandum, celery dan keju.

Tujuan pengobatan pada asma akibat olah raga adalah agar penderita bisa melakukan olah raga tanpa harus mengalami asma sesudahnya. Hal ini bisa dicapai dengan cara menghirup obat beta-adrenergik sekitar 15 menit sebelum berolah raga. Kadang digunakan kromolin.

Orang-orang yang mengalami anafilaksis akibat olah raga sebaiknya menghindari olah raga maupun makanan yang diketahui dapat memicu timbulnya gejala. Beberapa penderita mengatasinya dengan cara meningkatkan secara perlahan berat dan lamanya olah raga sehingga mereka lebih dapat mentoleransinya.

Pengertian Diabetes
Diabetes mellitus (DM) yang juga lazim disebut kencing manis dan kini lebih dikenal sebagai diabetes saja, berasal dari bahasa Yunani Kuno yang menurut Wikipedia.com arti harfiahnya adalah to pass through [urine] yaitu terus mengalir, maksudnya adalah air dari dalam tubuh yang terus mengalir keluar alias banyak kencing. Sedangkan mellitus berarti madu atau manis. Dengan demikian, kata diabetes mellitus dapat diartikan atau dikonotasikan sebagai urine yang manis semanis madu. Benarkah? Pada kenyataannya urine penderita diabetes sering dikerumuni semut, selain itu pemeriksaan di laboratorium menunjukkan kadar gula darah yang tinggi melebihi normal.

Sesungguhnya kadar gula dalam urine tidak bisa dijadikan ukuran untuk kadar gula dalam darah. Jika di dalam urine tidak ditemukan glukosa, bukan berarti kadar gula dalam darah tidak tinggi. Kadar gula dalam darah selalu lebih tinggi dari kadar gula dalam urine. Dan pembuangan glukosa lewat ginjal pada masing-masing orang, berbeda, sehingga kadar gula dalam urine tidak secara otomatis bisa dijadikan ukuran kadar gula dalam darah.

Masih menurut Wikipedia.com diabetes adalah suatu sindrom kekacauan metabolisme yang merupakan akibat dari kombinasi keturunan dan lingkungan. Hasilnya adalah kondisi tidak normal kadar gula darah yang tinggi (hyperglycemia). Kadar gula darah dikontrol interaksi yangkompleks oleh beberapa zat kimia dan hormon-hormon di dalam tubuh (termasuk hormon insulin yang diproduksi oleh sel-sel beta di dalam pankreas). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan kelompok penyakit kronis yang mengacu pada penyakit dengan gejala kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Kenapa insulin? Karena insulin adalah hormon yang tugasnya memasukkan gula yang berada dalam darah ke sel-sel untuk diubah menjadi energi. Insulin diproduksi oleh kelenjar pankreas.

Diabetes merupakan penyakit kronis yang paling sering ditemukan di abad ini. Menurut penelitian WHO pada tahun 2000 diperkirakan 2,1% penduduk dunia menderita diabetes, sekitar 60% terdapat di Asia. Sedang­kan data di Indonesia diperkirakan 1,2-2,3% jumlah penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas menderita diabetes. Diperkirakan pada tahun 2000 ada 8,4 juta penderita diabetes di Indonesia. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Angka tersebut diketahui cenderung meningkat setiap tahun seiring dengan meningkatnya Pertumbuhan ekonomi. Yang jelas, disinyalir beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan pasien diabetes Pada usia di atas 45 tahun. Itu yang tercatat dari pasien diabetes yang datang berobat maupun yang tercatat tidak sengaja disebabkan pasien datang bukan dengan keluhan diabetes. Diperkirakan lebih banyak lagi (sekitar 50%) yang tidak tercatat karena tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut. Gejala penyakit diabetes memang tidak khas, sehingga sering kali 


Macam Penyakit Diabetes
Memang ada beberapa macam penyakit diabetes: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes pada kehamilan atau disebut juga gestational diabetes, dan kelompok diabetes sekunder (yaitu diabetes sebagai akibat penyakit lain yang mengganggu atau memengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes sekunder adalah: radang pankreas, gangguan kelenjar adrenal, penggunaan hor­mon kortikosteroid, pemakaian obat antihipertensi dan antikolesterol, malnutrisi, dan infeksi), dan diabetes pada lansia.

Diabetes Tipe 1.
Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes karena penderitanya bergantung pada insulin. Setiap hari insulin disuntikkan ke dalam tubuh si penderita untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh. Diabetes tipe 1 bisa diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Diabetes tipe 1 biasanya juga merupakan penyakit otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang berakibat rusaknya pankreas. Rusaknya pankreas juga bisa disebabkan faktor genetik (keturunan), infeksi virus, atau malnutrisi. Pankreas adalah organ yang memproduksi hormon insulin.

Diabetes tipe 1 ditemukan pada 5 — 10% penderita diabetes. Di Indonesia diperkirakan 2—3% penderita diabetes adalah tipe 1. Namun jumlah itu tidak pasti, karena kemungkinan besar banyak penderita yang tidak terdeteksi sampai penderitanya mengalami komplikasi dan keburu tidak tertolong dan meninggal.

Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja, pria maupun wanita. Gejalanya bisa muncul mendadak, lalu terjadi koma jika tidak segera mendapat pertolongan dengan suntikan insulin.
Diabetes Tipe 2.

Diabetes tipe 2 paling sering ditemui. Biasanya diderita oleh orang dewasa usia di atas 40 tahun.

Tetapi ada juga penderita diabetes tipe 2 yang baru berusia 20-an. Sekitar 90—95% diabetesi adalah dari jenis tipe 2. Diabetes tipe 2 biasanya tidak membutuhkan suntikan insulin tetapi membutuhkan obat untuk mem-perbaiki fungsi insulin (fungsi insulin adalah menurun-kan kadar gula darah dengan cara membawanya masuk ke sel-sel, memperbaiki pengolahan glukosa dalam organ hati, dan lain-lain).

Terjadinya diabetes tipe 2 disebabkan jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (disebut resistensi insulin atau insulin resistance) yang menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel dan tertimbun dalam peredaran darah. Ini biasanya terjadi pada pasien yang obesitas.

Apakah gestational diabetes itu?

Ada, jenis diabetes lain selain tipe 1 dan tipe 2 yaitu diabetes pada kehamilan yang disebut gestational diabetes. Wanita penderitanya umumnya bukan pengidap diabetes sebelum hamil. Biasanya baru diketahui pada usia kehamilan bulan keempat ke atas. Setelah persalinan, umumnya glukosa darah akan kembali normal. Namun lebih dari 50% wanita hamil dengan gestational diabetes, di kemudian hari mengidap diabetes tipe 2 jika tidak waspada menjaga diri.

Di Amerika 4% wanita hamil menderita gestational diabetes, yaitu sekitar 135.000 orang setiap tahun. Penyebab pastinya, tidak diketahui. Namun para peneliti di Amerika mencoba memperkirakan penyebabnya. Sebagaimana diketahui, janin dihidupi oleh plasenta. la bisa hidup dan berkembang dari kiriman makanan dari tubuh ibunya lewat plasenta. Hormon yang terkirim lewat plasenta membuat janin berkembang semakin besar. Tetapi, menurut para peneliti, hormon tersebut juga menghambat kerja insulin dalam tubuh ibunya. Kondisi ini disebut resistensi insulin. Resistensi insulin menyulitkan tubuh sang ibu untuk menggunakan insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah sang ibu meningkat.

Gestational diabetes dimulai ketika tubuh tidak mampu memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuh-kan dalam proses kehamilan. Tanpa cukup insulin, glu­kosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam peredaran darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi yang disebut hiperglikemia.

Walau gestational diabetes hanya terjadi pada 2—5% kehamilan, namun para ibu tersebut sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol gula darahnya agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi.

Meskipun bayi yang dilahirkan dari ibu yang meng­idap diabetes tidak mengalami cedera, namun bisa dilihat bahwa bayi tersebut mempunyai berat badan lebih tinggi dari rata-rata bayi yang baru lahir.

Namun perlu diperhatikan, kondisi gestational diabetes yang tidak terkontrol memang bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap gestational diabetes, pankreasnya bekerja keras memproduksi insulin, namun insulin tersebut tetap tidak mampu menurunkan kadar gula darah sang ibu. Meskipun insulin tidak dapat melewati plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya tetap bisa melewatinya. Dengan demikian, gula darah yang berlebihan tersebut akan menembus plasenta menyebabkan kadar gula darah janin tinggi. Ini menyebabkan pankreas janin bekerja keras memproduksi insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darahnya. Untuk itu janin membutuhkan energi ekstra yang didapatnya dari kiriman lemak. Ini menyebabkan kondisi yang disebut macrosomia atau fat baby yaitu berat tubuh bayi ketika dilahirkan lebih berat atau lebih gemuk dari bayi umumnya.

Bayi yang dilahirkan dengan berat badan berlebih, mempunyai masalah kesehatan tersendiri, salah satunya adalah cedera pada bahu ketika proses kelahiran. Selain itu, bayi tersebut yang lahir dengan kadar insulin tinggi, menekan kadar gula darah menjadi sangat rendah saat dilahirkan. Akibatnya, berisiko mengidap masalah pernapasan.

Bayi yang dilahirkan dengan kadar insulin tinggi, berisiko tumbuh menjadi anak/dewasa yang menderita obesitas. Sedangkan ibunya berisiko menderita diabetes tipe 2, walau setelah melahirkan kadar gulanya menurun menjadi normal

Siapa Saja Yang Mudah Kena Diabetes?

Beberapa faktor risiko berikut ini mempermudah seseorang kena diabetes.

  • Keturunan, yaitu orang tua atau famili lain dalam keluarga ada yang menderita diabetes.
  • Ras/etnis tertantu, misalnya berasal dari etnis Asia, Afrika, Hispanik, dan penduduk pulau-pulau di Pasifik.
  • Kondisi obesitas.
  • Menderita metabolic syndrome, yaitu mereka yang menurut WHO mempunyai tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg, trigliserida darah lebih dari 150 mg/dl, kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dl, obesitas dengan lingkar pinggang lebih dari 120 cm pada pria dan 88 cm pada wanita.
  • Kurang olahraga, seharusnya lakukan olahraga ter­atur sesuai kondisi tubuh, tiga kali dalam seminggu, setiap kali antara 30 menit sampai satu jam.
  • Menderita penyakit lain seperti hipertensi, jantung, stroke.
  • Usia di atas 40 tahun.
  • Riwayat diabetes saat hamil.
  • Menderita infeksi, yaitu infeksi virus yang merusak pankreas. Infeksi menyebabkan tubuh memproduksi hormon (counter- insulin) yang meningkatkan kadar gula darah.
Menderita stres berat yang berkepanjangan yang disebabkan oleh stroke, operasi besar, dan lain-lain. Hal ini me­nyebabkan diproduksinya lebih banyak hormon counter-insulin, sehingga kadar gula darah meningkat. Namun gula darah kembali normal jika stres telah berlalu



Cara Mengetahui Apakah Anda Menderita Diabetes?
Jika Anda mengalami tanda-tanda berikut ini, waspadalah dan harap memeriksakan diri ke dokter.
  • Sering buang air kecil
  • Sering merasa haus
  • Pandangan mata terganggu, terasa kabur
  • Berat badan turun tanpa sebab
  • Sering mengalami gatal-gatal atau infeksi kulit.
Itulah tanda-tanda kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia. Anda juga bisa mengalami tanda-tanda hipoglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah.
  • Sering merasa lapar
  • Sering merasa gelisah
  • Berkeringat berlebihan
  • Gemetar
  • Kesadaran menurun.
Nah, tanda-tanda yang mana yang Anda alami? Keduanya sama berbahaya. Anda harus memeriksakan diri ke dokter.
Tetapi dari gejala saja, Anda sulit memperkirakan diri Anda mengidap diabetes. Gejala-gejala tersebut merupakan keluhan yang sifatnya biasa, tidak istimewa/khusus, sehingga sering terabaikan. Bahkan belakangan diketahui dari berbagai penelitian, bahwa banyak diabetes yang tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Di Amerika diketahui jutaan pengidap diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit tersebut, sampai terjadi komplikasi yang sudah parah. Karena itu sebaiknya Anda lebih fokus ke faktor risiko penyakit diabetes, agar Anda bisa berjaga-jaga tidak kena penyakit tersebut.
Anda sebaiknya waspada jika memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko berikut ini:
  • Kelebihan berat badan/obesitas (untuk diabetes tipe 2) atau berat badan terus menurun tanpa sebab (untuk diabetes tipe 1)
  • Hipertensi
  • Kadar kolesterol LDL dan trigliserida tinggi
  • Usia lanjut
Silakan kunjungi dokter Anda untuk periksa kadar gula darah jika Anda memiliki satu atau beberapa faktor risiko tersebut. Lebih baik menjaga agar diabetes tidak berkembang daripada membiarkan diri Anda menjadi pasien diabetes.


Mengapa Kadar Gula Darah Bisa Meningkat?
Kadar gula darah bisa naik melalui beberapa cara bergantung pada macam diabetesnya. Pada diabetes tipe 1, pankreas yang memproduksi insulin tidak mampu atau kurang mampu memproduksinya. Akibatnya, kadar insulin kurang bahkan bisa tidak ada sama sekali. Dengan demikian, glukosa tidak dapat ditransfer ke sel-sel untuk diubah menjadi energi. Gula darah tetap berada dalam darah, makin lama makin banyak. Terjadilah peningkatan kadar gula darah dalam darah.

Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi tetapi kualitasnya tidak baik sehingga tidak bisa berfungsi sebagai­mana seharusnya, yaitu tidak seluruh glukosa dapat di­transfer ke sel-sel. Akibatnya, terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah. Atau hormon insulin tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya karena reseptor tertutup lemak (jika penderita diabetes bertubuh gemuk) sehingga insulin tidak dapat membawa glukosa ke sel-sel tubuh.

Sebenarnya penyebab diabetes beragam, tapi pada dasarnya disebabkan kurangnya atau tidak diproduksinya hormon insulin. Hal ini disebabkan:

  • Menyusutnya jumlah sel yang memproduksi insulin (keturunan)
  • Serangan virus pada pankreas
  • Penyakit degeneratif (kanker, jantung, dll.)
  • Penyakit otoimun (lupus dll.)
  • Kehamilan
  • Resistensi insulin
  • Menurunnya sensitivitas sel terhadap insulin (biasanya disebabkan obesitas).
  •  
Selama ini orang mengira bahwa diabetes bisa ditanggulangi dengan minum obat penurun kadar gula darah. Umumnya orang tidak mengetahui bahwa kadar gula darah bisa naik atau turun dengan bebeapa cara bergantung pada macam diabetes. Karena itu, harus di-ketahui terlebih dulu macam penyakit diabetes yang di idap sebelum ditentukan jenis obat yang harus diminum


Berapa Kadar Gula Darah Yang Normal?
Kadar gula darah yang normal berada pada angka antara 70—110 mg/dl setelah berpuasa selama 8 jam. Dan 2 jam setelah makan kadar gula darah seharusnya di bawah 200 mg/dl. Kadar gula darah meningkat setelah makan, karena ada pasokan gula dari makanan yang dikonsumsi.

Kadar gula darah saat berpuasa berbeda dengan sesudah makan. Demikian pula kadar gula darah sebelum tidur dan sepanjang hari. Namun ketika kadar gula darah meningkat menjadi sangat tinggi atau terus menerus meningkat sulit dikendalikan, maka harus dicari penyebabnya (bisa pola makan yang salah, kurang olahraga, minum obat obatan tertentu, menopause, dan lain-lain.).

Untuk mengetahui mengapa mekanisme kadar gula darah kacau, sebaiknya kita mengetahui terlebih dulu dari mana gula darah datangnya. Sumber gula (glukosa) yang masuk ke dalam tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu tubuh (dalam hal ini organ hati) juga memproduksi glukosa, namanya glikogen. Gula yang masuk melalui konsumsi makanan, di dalam tubuh akan diubah menjadi energi yang digunakan/dimanfaatkan oleh sel-sel dan jaringan tubuh. Agar glukosa bisa digunakan oleh sel-sel tubuh, diperlukan hormon insulin. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel beta yang ada dalam islets ofLangerhans atau pulau-pulau Langerhans yang ada dalam organ pankreas. Setiap kali ada makanan masuk, pankreas bereaksi memproduksi insulin ke dalam darah untuk memproses glukosa makanan. Tanpa insulin, glukosa tak mungkin masuk ke dalam sel-sel tubuh dan tubuh tidak mendapat pasokan energi (karena itu penderita merasa lelah berkepanjangan dan tidak bertenaga). Dengan diprosesnya glukosa oleh insulin, maka kadar gula dalam darah menurun.

Pada penderita diabetes, kadar insulin sangat kurang atau bahkan tidak diproduksi. Akibatnya glukosa dalam darah tidak tersalurkan ke sel-sel tubuh, sehingga kadar glukosa dalam darah tetap tinggi bahkan meningkat terus jika tidak ditanggulangi. Dan tubuh menjadi kekurangan energi karena glukosa tidak bisa diproses oleh insulin energi.

Tubuh juga memproduksi hormon-hormon lain seperti glucagons, epinefrin, adrenalin, kortisol, dan lain-lain. yang kerjanya berlawanan dengan insulin. Hormon hormon tersebut memacu organ hati (yang merupakan tempat penyimpanan dan pusat pengolahan glukosa) untuk memproduksi gula, sehingga makin meningkatkan kadar gula darah. Perlu keseimbangan hormon-hormon tersebut agar glukosa darah tetap pada batas normal.

Diabetes terjadi karena adanya gangguan keseim­bangan antara transportasi glukosa ke dalam sel-sel tubuh, glukosa yang disimpan di dalam organ hati, dan glukosa yang dikeluarkan oleh organ hati. Gangguan keseimbangan tersebut menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kelebihan gula dikeluarkan melalui urine. Karena itu urine mengandung banyak gula alias manis, dan sering dikerumuni semut. Jadi, tidak salah jika diabetes juga populer dengan nama kencing manis. Meskipun begitu, harap diketahui bahwa kadar gula dalam urine tidak bisa menjadi ukuran kadar gula dalam darah. Tidak adanya glukosa dalam urine bukan berarti kadar gula dalam darah tidak tinggi


Bahaya Kadar Gula Darah Tinggi

Sangat berbahaya, karena mengacaukan kerja organ-organ vital kita (misalnya jantung, ginjal, mata, gigi, saraf, dll.) dan merusaknya. Penderita diabetes sering tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit itu. Memang, diabetes merupakan salah satu penyakit yang dijuluki silent killer yang membunuh/menyerang secara diam-diam. Tahu-tahu penyakit sudah parah, beberapa organ penting sudah rusak, bahkan terjadi pembusukan luka yang harus diamputasi.

Adanya gangguan dalam meregulasi kadar gula dalam darah dan adanya gangguan pada proses transportasi glukosa dari darah ke sel-sel tubuh, menyebabkan gula darah meningkat. Hal ini disebabkan ketiadaan hormon insulin atau hormon insulin yang tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya untuk memproses gula darah agar bisa diserap sel-sel tubuh menjadi energi. Karena itu dapat dikatakan bahwa penyakit diabetes disebabkan oleh gula darah yang meningkat karena kurang maksimalnya insulin atau tiadanya produksi insulin. Dan jika kadar gula darah tidak dikendalikan dengan baik, akan muncul komplikasi penyakit-penyakit yang berbahaya dan mematikan.


Penjelasan Penyakit Kanker
Faktor Penyebab Kanker
Sampai saat ini, penyebab kanker belum diketahui pasti. Ada banyak faktor penyebab yang dapat menimbulkan kanker pada binatang percobaan. Namun, hal ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan pada manusia, walaupun patut mendapat perhatian. Gaya hidup modern dewasa ini juga dapat meningkatkan risiko per­tumbuhan kanker. Misalnya saja kebiasaan merokok, konsumsi minuman keras yang berlebihan, banyak makan makanan berlemak, dan berganti-ganti pasangan seksual.

Karsinogen secara umum dapat diartikan sebagai penyebab yang dapat me-rangsang pembentukan kanker.  Beberapa karsinogen yang diduga dapat me­ningkatkan risiko terjadinya kanker sebagai berikut.

(a)        Senyawa kimia (zat karsinogen)

Banyak senyawa kimia yang dapat mempengaruhi timbulnya kanker pada berbagai macam jaringan. Misalnya sisa-sisa dari industri batubara, ter (jelaga), zat pewama, zat pengawet, bahan tambahan pada makanan dan mi­numan, karbon tetraklorida (CC14, asbes, merkuri, arsen, kromium, benzene, kloramfenikol, fenilbutason, senyawa nitrosamin, aflatoksin B aflatoksin G , asap rokok, dan sitostatika (alkil).

Kanker kulit banyak ditemukan pada pekerja pabrik cat dan pekerja yang . membersihkan cerobong asap karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.

Kanker paru banyak ditemukan pada perokok dan perokok pasif karena menghirup kandungan nikotin (tar).

Keberadaan senyawa tersebut dalam tubuh dapat dicegah dengan menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi makanan yang diawetkan,termasuk makanan yang diasinkan, diasap, dan dipanggang, makanan yang disimpan terlalu lama karena dapat tercemar aflatoksin yaitu suatu zat beracun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus, pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin; dan jangan menggunakan minyak sayur yang dimasak terlalu panas karena teroksidasi dan terbentuknya radikal bebas yang memicu pembentukan kanker.

(b)        Faktor fisika

Faktor fisika yang terutama adalah radiasi seperti bom atom dan radioterapi agresif (radiasi sinar pengion). Kanker kulit dapat ditimbulkan akibat sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Kanker kulit dan leukemia dapat ditimbulkan oleh sinar radioaktif seperti sinar X dan sinar radiasi bom atom. Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam jangka waktu lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut.  Hal ini disebabkan luka atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan sempuma.
(c)        Virus

Pada binatang percobaan, virus jelas dapat menyebabkan kanker. Pada manusia hal ini belum dapat dipastikan, tetapi beberapa jenis virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik. Terjadinya kanker hati (Hepatoma) meningkat tajam pada penderita hepati­tis kronis akibat virus hepatitis B dan C (VHB & VHC). Kanker serviks dihubungkan dengan terinfeksinya oleh human papilloma virus.
(d)       Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang berfungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Diethyl stilbestrol, suatu hormon seks buatan yang umumnya digunakan untuk menggemukkan hewan ternak, terbukti sebagai penyebab timbulnya kanker rahim, payudara, dan alat reproduksi lainnya.

Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya, seperti payudara, rahim, indung telur, dan prostat. Pengaruh hormon sehingga dapat menyebabkan kanker belum diketahui dengan pasti


Perbedaan Kanker dan Tumor
Kanker adalah suatu penyakit di mana terjadi pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri, terlepas dari pengendalian pertumbuhan, dan tidak lagi menuruti hukum-hukum pembiakan. Bila pertumbuhan ini tidak cepat dihentikan dan diobati maka sel kanker akan berkembang terus. Sel kanker akan tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif), lalu membuat anak sebar (metastasis) ke ternpat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Selanjutnya, akan tumbuh kanker baru di tempat lain sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri bila tubuh membutuhkannya seperti mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sebaliknya, sel kanker akan membelah diri meskipun tidak dibutuhkan sehingga terjadi kelebihan sel-sel baru. Kanker dapat tumbuh di semua sel jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh lainnya. Oleh karena itu, dikenal bermacam-macam jenis kanker menurut sel atau jaringan asalnya. Keadaan ini yang menyebabkan adanya perbedaan kecepatan pertumbuhannya maupun reaksi terhadap pengobatan.

Dikenal beberapa jenis kanker, seperti karsinoma, sarkoma, limfoma (neoplasma sistem limfatik) atau leukemia (neoplasma ganas sel darah putih). Kar­sinoma merupakan tumor ganas yang berasal dari sel epitel, misalnya kanker payudara, kanker kulit, dan kanker lambung. Adapun sarkoma merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan mesodermal, misalnya fibrosarkoma (tumor ga­nas jaringan ikat), limfosarkoma (tumor ganas sistem limfatik), dan osteosarkoma (tumor ganas pada tulang).

Penyakit kanker tidak pandang bulu, dapat menyerang siapa pun pada se­mua golongan umur, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, atau golong­an. Namun demikian, kanker lebih sering menyerang manusia yang berusia lebih dari 40 tahun. Jenis kanker tertentu dapat lebih banyak mengenai golongan tertentu pula.

Meski kanker sama sekali tidak menular, tetapi ada faktor penyebab yang dapat ditularkan, misalnya virus hepatitis B dan C. Kedua virus tersebut menular dan diketahui bisa menyebabkan kanker hati. Beberapa tipe kanker juga dapat diturunkan karena adanya mutasi dari gen spesifik yang akan diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Kejadian tersebut bisa terlihat pada beberapa penyakit kanker seperti kanker payudara, kanker kolon dan melanoma. Adanya mutasi dari dua gen yang spesifik pada kanker payudara, yaitu BRCA-1 dan BRCA-2, dapat dicari pada DNA darah manusia. Dari test ini dapat diketahui adanya kemungkinan seorang perempuan bisa terkena kanker payudara pada usia yang lebih dini, yaitu sebelum berumur 40 tahun.

Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk segala pembengkakan atau benjolan yang disebabkan oleh apa pun, baik oleh pertumbuhan jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang berisi darah akibat benturan. Namun, istilah tumor umumnya digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru, tetapi bukan radang. Oleh karena itu, dikenal istilah tumor jinak (benigna, benign) dan tumor ganas (maligna, malignant) yang berarti kanker. Tumor jinak tumbuhnya lambat, setempat (lokal), tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh serta jarang mengganggu kesehatan.

Pertumbuhan dan Penyebaran Kanker
Mendalami Seluk-beluk Kanker
Penyakit kanker tergolong cukup populer di tengah-tengah masyarakat. Banyak orang menyatakan bahwa penyakit kanker hanya dialami oleh orang-orang yang kelas sosialnya menengah ke atas. Padahal, tentu saja tidak. Kelas sosial menengah ke bawah pun dapat terimbas penyakit ini. Dari segala usia dan tanpa pandang bulu, penyakit itu menggerogoti tubuh mereka. Dalam waktu tertentu, sel kanker menyebar tak terkendali.

Ketika kita mendengar orang-orang membicarakan tentang kanker, kita tentu akan membayangkan betapa mengerikan penyakit tersebut. Penyakit kanker, yang relatif belum ditemukan pengobatannya secara cepat, memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi sejumlah orang. Kanker merupakan penyakit pembunuh nomor wahid di antara penyakit non infeksi yang lain. Sehingga, bila seseorang telah terdiagnosis menderita kanker, maka kematian lah yang akan menghantuinya. Sayangnya, masyarakat seeing kali tidak mengerti secara mendasar tentang pengertian kanker. Mereka masih termakan isu-isu atau hal-hal yang tidak penting mengenai kanker. Jika menderita sakit yang sepele, mereka langsung menghubungkannya dengan kanker. Padahal, belum tentu seperti itu. Kanker terjadi bila sel-sel dalam tubuh membelah diri tanpa terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat menyerang jaringan di dekatnya, atau berpindah ke lokasi yang jauh dengan cara memasuki aliran darah atau sistem lymphatic. Agar tubuh manusia bisa berfungsi secara normal, setiap organ mesti memiliki sejumlah sel tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar organ mempunyai masa hidup yang pendek.

Nah, supaya organ-organ dapat terus berfungsi, tubuh harus mengganti sel-sel yang hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan oleh gen-gen yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi, yang memerintahkan pembuatan sel jenis protein tertentu, proses berlangsungnya pembelahan, serta masa hidupnya. Kode genetik tersebut dapat rusak lantaran adanya sejumlah faktor yang mengakibatkan kesalahan. Kesalahan itu bisa mengubah cara kerja sel secara drastis. Karena kesalahan inilah, sel terus membelah diri dan hidup, bukan mad. Sejumlah mekanisme tersedia untuk mencegah terjadinya kesalahan genetika dan menghilangkan sel-sel abnormal secara genetika dari tubuh. Namun, pada beberapa orang, pertahanan ini tidak memadai dan populasi sel-sel abnormal yang lolos dari pengendalian tubuh terus berkembang. Sel-sel kanker itu semakin bertambah, lalu menghancurkan jaringan yang normal. Dan, sel-sel kanker tersebut membutuhkan tempat untuk hidup dan tumbuh.

Ada beragam jenis kanker yang bisa menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel kanker. Sebenarnya, kata kanker berasal dari kata Latin cancer, yang berarti kepiting. Pada masa lalu, orang-orang beranggap­an bahwa pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi gumpalan tumor seperti jepit dan kaki kepiting. Sesungguhnya, angka keberhasilan terapi pada sebagian besar kanker sangat berkaitan dengan stadium saat diagnosis dan pengobatan. Semakin tinggi stadium ketika diagnosis, keberhasilan terapi semakin menurun dengan adanya modal pengobatan yang semakin agresif. Biasanya, kanker akan menyerang seseorang yang berusia di atas 40 tahun, karena melemahnya fungsi kekebalan tubuh. Meskipun begitu, kanker juga bisa menyerang orang-orang yang masih muda.

Menurut Virginia Livingstone Wheeler M.D., pengarang buku The Conquest of Cancer, kanker ada-lah jenis penyakit yang berimbas terhadap sistem kekebalan. Atau, kanker ialah penyakit yang merupakan efek sistem kekebalan yang lemah. Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa saat-saat tertentu, kekebalan tubuh seseorang bisa semakin menurun sebelum timbul kanker. Jika kekebalan tubuhnya turun sampai level yang amat rendah dan lemah, sel-sel kanker mulai menyebar.

Ketika inilah, tubuh tidak memiliki suatu pertahanan untuk melawan sel-sel kanker tersebut. Pemahaman mendasar tentang kanker itulah, yang semestinya disadari oleh masyarakat. Bila masyarakat sudah mengetahui perihal kanker, maka mereka dapat mengukur kemampuan pertahanan diri agar terhindar dari penyakit kanker. Sesungguhnya, kanker bukanlah suatu jenis penyakit yang sama sekali tidak bisa disembuhkan. Jika kanker terdeteksi dengan cepat dan diobati secara tepat, maka kanker dapat disembuhkan. Sayangnya, untuk mendeteksi kanker stadium dini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sebab, tidak semua kanker menunjukkan gejala yang unik pada diri pasien, yang membuatnya segera berobat. Selain itu, biaya untuk mendeteksi kanker sejak dini atau screening memang tidaklah murah.

Kanker menjadi momok bagi semua orang,
karena angka kematian yang disebabkan oleh kanker sangat tinggi. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Di Amerika, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua. Pada tahun 2003, diperkirakan ada 1.334.100 kasus dengan angka kematian sebanyak 556.500 orang. Sementara itu, di Eropa terdapat kasus kanker setiap tahun dengan angka kematian sebesar 2.000.000. Angka harapan hid up penderita kanker hanya 60% dibandingkan orang yang tidak menderita kanker.

Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Pertama, riwayat keluarga. Faktor ini dinilai sangat dominan sebagai penyebab kanker, karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Jadi, ada beberapa keluarga yang memiliki risiko terkena kanker lebih tinggi ketimbang keluarga lainnya.

Sebagai contoh, risiko seorang perempuan mende­rita kanker payudara meningkat 1,5—3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya juga menderita kanker payudara. Beberapa penyebab kasus kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga. Perempuan dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80—90% untuk menderita kanker payudara, serta 40-50% untuk menderita kanker indung telur, sebagaimana yang ditemukan
pada 1% perempuan Yahudi. Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.

Kedua, kelainan kromosom. Misalnya, seseorang dengan tingkat syndrome down yang memiliki 3 buah kromosom berisiko 12—20 kali lebih tinggi menderita leukemia akut. Ketiga, faktor lingkungan. Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko ter­jadinya kanker. Salah satunya ialah merokok. Merokok bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. Faktor ling­kungan lainnya adalah berjemur di bawah sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet dalam waktu lama, terutama yang menyebabkan kanker kulit. Selain itu, faktor lingkungan yang lain ialah radiasi ionisasi yang digunakan dalam sinar-X, yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang mampu menjangkau jarak
jauh.

Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa orang yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II justru berisiko tinggi terhadap serangan leukemia. Faktor uranium pada pekerja tambang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru saat 10—20 tahun mendatang. Risiko tersebut semakin meningkat jika para penambang merokok.

Keempat, makanan. Makanan merupakan faktor risiko penting dalam kanker, terutama kanker saluran pencernaan. Biasanya, makanan yang diasapkan dan diasamkan (dalam bentuk acar) dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker di area perut. Peminum alkohol juga berisiko lebih tinggi terkena kanker di area perut.

Bila seseorang mengonsumsi makanan yang kandungan seratnya tinggi, maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengu­rangi lemak sampai 30% dari kalori total juga me­ngurangi risiko terjadinya kanker usus besar, payudara, dan prostat.

Kelima, bahan kimia. Banyak bahan kimia yang dideteksi sebagai penyebab kanker. Terkadang, hal itu diketahui setelah beberapa tahun kemudian. Misalnya, faktor penggunaan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit yang banyak ditemukan pada pekerja cat maupun pekerja yang membersihkan cerobong asap, karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.

Keenam, tempat tinggal. Risiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang. Misalnya, risiko terjadinya kanker usus besar dan kanker payudara di Jepang dinilai rendah, tetapi risiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika, yang akhirnya risiko nya sama besar dengan penduduk Amerika lainnya. Uniknya lagi, orang Jepang mempunyai angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi. Namun, pada orang Jepang yang lahir di Amerika, angka ini ternyata lebih rendah. Variasi geografis dalam risiko kanker tersebut sepertinya melibatkan banyak faktor, yang merupakan gabungan dari faktor genetik, makanan,
dan lingkungan.

Ketujuh, virus. Beberapa virus dapat menyebabkan kanker pada manusia. Virus penyebab kanker ini disebut virus onkogenik. Misalnya, virus papilloma yang menyebabkan kutil genitals, yang termasuk salah satu penyebab kanker leher rahim pada perempuan. Ada juga virus hepatitis B dan hepatitis C yang bisa menyebabkan kanker hati.

Kedelapan, infeksi. Infeksi yang dikarenakan paras it schistosoma bisa menyebabkan kanker kandung kemih lantaran terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Kesembilan, hormon. Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh, yang berfungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Sebagai contoh, diethyl stilbestrol ialah suatu hormon seks buatan, yang umumnya digunakan untuk menggemukkan hewan ternak. Ternyata, hormon tersebut sebagai penyebab timbulnya kanker rahim, payudara, dan alat reproduksi lainnya. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya, misalnya payudara, rahim, indung telur, dan prostat.


Faktor Pertumbuhan Kanker
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sel-sel kanker hidup bersama sejumlah faktor, baik dalam kandungan makanan ataupun yang lain. Terkait itu, kita perlu mengetahui sejumlah faktor pertumbuhan atau perkembangbiakan kanker.

Pertama, gula sebagai umpan kanker. Dengan mengurangi gula, berarti kita mengurangi suplai makanan penting bagi sel kanker. Kita bisa menggantikan gula dengan neutral sweet, equal, dan spoonful. Sayangnya, pengganti gula tersebut dibuat dari bahan aspartame yang berbahaya. Sebenarnya, kita dapat mengganti gula dengan pengganti yang bersifat alami, yakni madu atau tetes tebu, tetapi dalam jumlah yang amat sedikit.

Kedua, susu yang membuat tubuh memproduksi mucus, terutama pada organ bagian dalam. Kanker diumpan oleh mucus. Jika kita mengurangi susu, serta menggantikannya dengan susu kedelai tawar, maka sel kanker akan kelaparan.

Ketiga, sel kanker yang tumbuh subur di ling­kungan asam. Diet anti daging yang bersifat asam ialah mengonsumsi ikan dan ayam ketimbang daging sapi atau babi. Daging juga mengandung antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit yang berbahaya. Daging pun terkait penimbunan lemak. Hal ini berkaitan dengan keberadaan kolesterol yang termasuk salah satu komponen lemak. Kolesterol juga bertindak sebagai lemak hewani yang tidak larut oleh air, yang merupakan komponen terbesar dalam darah. Bahan yang berwujud seperti Hlin ini berada di dalam sel darah hewan dan manusia.

Sesungguhnya, lemak tergolong salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh, sebagaimana zat-zat lainnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Kolesterol dibawa lipoprotein menuju bagian tubuh yang memerlukannya. Kolesterol atau komponen lemak merupakan sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi dan sangat dibutuhkan tubuh, terutama untuk membentuk dinding-dinding sel dalam tubuh. Selain itu, kolesterol juga berguna untuk pembentukan asam empedu, hormon-hormon steroid, dan vitamin D.

Sayangnya, apabila kolesterol dalam tubuh melebihi batas kebutuhan atau tertimbun dalam dinding pembuluh darah, maka bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis, yakni penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat aliran darah.

Jika penyumbatan terjadi di jantung, maka menye­babkan terjadinya serangan jantung. Apabila penyum­batan terjadi di otak, maka mengakibatkan serangan otak alias stroke. Biasanya, kondisi seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang tinggi atau darah tinggi. Semuanya itu menjadi pangkal penyakit kanker,

Pada umumnya, kolesterol dalam tubuh orang-orang yang gemuk atau mengalami obesitas bernilai tinggi. Sebaliknya, orang-orang bertubuh kurus belum tentu aman dari serangan kolesterol tinggi. Penderita kolesterol tinggi sering menderita tekanan darah tinggi, meskipun tekanan darahnya rendah. Sementara itu, orang yang tekanan darahnya rendah harus berhati-hati dalam melakukan terapi herbal. Sebab, sebagian besar herbal yang berfungsi menurunkan kolesterol ternyata dapat menurunkan tekanan darah.

Keempat, kopi, teh, dan cokelat yang mempunyai kandungan kafein tinggi. Sebaiknya, kita tidak banyak mengonsumsi minuman tersebut. Kita mesti sering mengonsumsi air bersih atau air yang telah disaring guna menghindari racun dan logam berat yang terkandung dalam air ledeng.


Faktor Pemicu Munculnya Kanker
Secara umum, kanker mempunyai pemicu yang khas. Terkait itu, kita perlu memahami bahwa ada jenis pemicu kanker tertentu yang bisa menyebabkan terjadinya beberapa kanker. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Li Peiwen, seorang dokter ahli kanker dan pakar pengobatan tradisional asal Tiongkok, diketahui bahwa angka kejadian kanker di Indonesia lebih banyak ketimbang Cina. Kondisi seperti ini dikarenakan penduduk Indonesia senang mengonsumsi makanan gorengan. Di antaranya ialah kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe goreng, ayam goreng, kentang goreng, nasi goreng, dan lain sebagainya.

Sementara itu, pada tahun 2002, Eden Tareke, seorang peneliti dari Universitas Stockholm, Swedia, mengumumkan hasil risetnya mengenai kandungan akrilamida dan karsinogen yang terbentuk pada makanan yang dipanaskan. Hasil riset menunjukkan bahwa makanan yang mengandung banyak karbohidrat, seperti kentang, singkong, ubi, pisang, nasi, dan sejenisnya, jika digoreng akan terurai dan bereaksi dengan asam amino, sehingga menghasilkan senyawa karsinogenik sebagai pemicu kanker. Demikian hal nya dengan makanan yang dipanggang. Sedangkan makanan yang direbus atau dikukus tidak mengalami reaksi semacam itu, sehingga tidak menghasilkan ak­rilamida. Jikalau ada, kadarnya sangat kecil.

Penelitian terhadap percobaan tikus menunjuk­kan bahwa akrilamida menimbulkan tumor, merusak DNA, merusak saraf, mengganggu tingkat kesuburan, dan mengakibatkan keguguran. Seporsi kentang goreng yang dimasak pada suhu 220 °C mengandung akrilamida sekitar 2.500 mikrogram. Pada tikus per­cobaan, jumlah ini sudah menimbulkan mutasi gen. Nah, apa yang akan terjadi bila kita makan kentang goreng, kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe goreng, maupun gorengan lainnya setiap hari?

Kenyataannya, banyak dokter yang selalu menganjurkan agar kita menghindari jenis makanan berupa gorengan. Lantas, apakah anjuran ini berarti bahwa kita sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan yang digoreng? Sebenarnya, kita boleh mengkonsumsinya, asalkan tidak berlebihan. Sebab, minyak juga dibutuhkan dalam metabolisme tubuh dengan ukuran tidak lebih dari 5-10 ml/hari (1-2 sendok makan).

Tentunya, supaya kita mampu mengontrol kandungan minyak dalam tubuh, kita perlu menerapkan kiat-kiat khusus dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ialah kita menggoreng makanan sendiri dengan minyak yang baru, bukan minyak bekas gore­ngan lainnya. Minyak yang belum pernah digunakan untuk menggoreng diharapkan masih terbebas dari akrilamida dan zat-zat karsinogenik lainnya. Kita juga dapat mengatur suhu minyak sewaktu menggoreng agar tidak terlalu panas, serta mengangkat hasil gore­ngan saat matangnya berukuran sedang atau sebelum terlalu cokelat, apalagi gosong.

Suhu minyak ketika menggoreng dengan api se­dang sekitar 180—220 °C. Semakin rendah suhunya, semakin sedikit akrilamida yang terbentuk. Sebaliknya, semakin panas suhunya, semakin banyak akrilamidanya. Selain itu, minyak goreng yang dipanaskan terlalu tinggi akan teroksidasi dan terpolimerisasi, sehingga menghasilkan zat-zat radikal bebas dan minyak trans (trans fatty acid) yang berbahaya bagi kesehatan dan memicu kanker.

Minyak goreng yang berubah menjadi minyak trans ditandai dengan keluarnya asap dari penggorengan, berubahnya warna menjadi lebih gelap, baunya tengik/ ftienyengat, cairannya lebih kental, serta menyebabkan gatal/iritasi tenggorokan. Namun, minyak trans juga ada yang alami tanpa melalui proses penggorengan, yakni pada lemak hewan memamah biak.

Minyak goreng bekas pakai {jelantah) yang dipakai berulang kali lebih cepat rusak dibandingkan minyak baru. Minyak itu pun lebih mudah berasap dan lebih ce­pat menghitam, walaupun suhunya belum terlalu panas. Kebiasaan penjual makanan yang digoreng adalah menggunakan minyak yang sangat banyak dan panas (mencapai 300 °C) dengan api besar secara berulang kali, sehingga diperoleh hasil gorengan yang renyah dan kering. Gorengan seperti ini memang terasa lebih enak dan renyah, tetapi banyak mengandung senyawa karsinogenik. Makanan yang digoreng akan menyerap minyak di sekitarnya. Makanan tersebut menjadi berminyak, dan senyawa-senyawa karsinogenik dalam minyak turut masuk ke dalam tubuh.

Nah, dengan menggoreng sendiri, kita dapat mengatur agar suhu minyak tidak terlalu panas dan menggunakan sedikit minyak supaya tidak terlalu banyak mengandung akrilamida dan senyawa karsino­genik lain yang terserap dalam makanan. Sebaiknya, sebelum makan, sisa-sisa minyak yang menempel pada makanan diserap terlebih dahulu menggunakan kertas tisu. Bagi para pejuang kanker, memilih jenis minyak goreng sama pentingnya dengan menentukan kualitas minyak dan menggoreng masakan sendiri di rumah. Sebab, ada banyak jenis minyak goreng yang sering digembar-gemborkan aman bagi kesehatan, tetapi ternyata memiliki potensi bahaya.

Terkait itu, jenis minyak goreng yang benar-benar tidak sehat adalah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak yang sudah pernah digunakan, se­hingga telah mengandung akrilamida, radikal bebas, dan asam lemak trans. Apalagi bila warna minyak goreng sudah kecokelatan dan teksturnya kental. Jika dipanaskan lagi, maka semakin tinggi kandungan senyawa-senyawa karsinogenik di dalamnya.

Struktur molekul minyak juga memiliki pengaruh penting. Menurut pakar kanker Dr. Iwan T. Budiarso, dengan memperhatikan struktur molekul minyak, maka kita dapat membedakan berbagai jenis minyak goreng. Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan ganda dalam struktur molekulnya, minyak goreng bisa dibedakan menjadi tiga.

Pertama, minyak goreng dengan asam lemak jenuh (saturatedfatty acids). Asam lemak jenuh terdapat dalam ASI (asam laurat) dan minyak kelapa. Asam lemak jenuh bersifat stabil dan tidak mudah bereaksi/berubah menjadi asam lemak jenis lain. Kedua, minyak goreng dengan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty adds) dan majemuk (polyunsaturated fatty acids). Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan atom karbon rangkap yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain hingga memperoleh komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Semakin banyak jumlah ikatan rangkap (polyunsaturated), semakin mudah ia bereaksi atau berubah. Asam lemak tak jenuh sering dipromosikan mempunyai beragam manfaat antara lain menurunkan kolesterol buruk dan mencegah serangan jantung. Asam lemak tak jenuh banyak terdapat dalam minyak sayur, seperti minyak kedelai, minyak canola, minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit, dan lain sebagainya.

Ketiga, minyak goreng dengan asam lemak trans (tram fatty add). Asam lemak trans banyak terdapat dalam lemak hewan, margarin, mentega, minyak terhidrogenasi, dan terbentuk dari proses penggorengan. Selain karsinogenik, lemak trans meningkatkan kadar kolesterol buruk, menurunkan kadar kolesterol baik, dan menyebabkan bayi-bayi lahir prematur. Dengan mempertimbangkan berbagai keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa minyak goreng yang paling aman bagi tubuh, terutama bagi pejuang kanker, adalah minyak kelapa, bukan minyak kedelai, min­yak bunga matahari, minyak canola, minyak zaitun, margarin, dan minyak sawit


Tanda - Tanda Kanker
Sesungguhnya, seseorang bisa terserang kanker lantaran banyak faktor. Di antaranya ialah faktor gen, makanan dan minuman tertentu, dan lain sebagainya. Nah, supaya kita dapat mengidentifikasi adanya kanker dalam tubuh, kita mesti mengenali tanda-tanda kanker sejak dini. Tanda-tanda kanker dibedakan menjadi dua, yaitu tanda-tanda kanker yang bersifat umum dan bersifat khusus. Adapun tanda-tanda kanker yang bersifat umum adalah sebagai berikut:

1.   Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya.

2.  Demam yang lebih sering terlihat dalam tahap-tahap lanjut, terutama bila kanker mempengaruhi sistem kekebalan dan mengurangi pertahanan terhadap infeksi.

3.  Rasa lelah yang berlebihan.

4.   Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat ter­tentu, yang merupakan sistem tahap lanjut penyakit kanker.

5. Perubahan warna kulit, sehingga kulit menguning, memerah, gatal-gatal, atau pertumbuhan rambut berlebihan.

Selain tanda-tanda kanker yang bersifat umum, kita juga perlu mewaspadai tanda-tanda kanker yang bersifat khusus. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1.   Adanya borok yang tak kunjung sembuh.

2.   Sebuah benjolan di payudara atau bagian tubuh lain.

3.   Pendarahan yang tidak seperti biasanya.

4.   Perubahan dalam kebiasaan buang air besar dan kecil.

5.   Kesulitan mencerna atau menelan makanan.

6.   Batuk atau suara parau yang tidak kunjung hilang.

7.   Masalah-masalah pendengaran.


PENJELASAN TENTANG PENYAKIT STROK 

Apakah Yang Dimaksud Dengan Stroke?
Stroke adalah gangguan saraf otak yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yang terjadi dalam tempo sekitar 24 jam atau lebih. Boleh dikatakan serangan stroke terjadi mendadak dan sulit diprediksi, berlangsung sekitar 15-an menit.

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke satu bagian otak terhambat cukup parah (karena adanya bekuan darah atau aterosklerosis) atau sama sekali terhenti (karena pecahnya pembuluh darah). Akibatnya kiriman oksigen dan nutrisi bagi jaringan sel-sel saraf otak tersendat atau bahkan terhenti sama sekali. Dalam waktu hanya beberapa menit sel-sel otak pun mati. Hal ini menyebabkan berbagai fungsi otak terganggu yang manifestasinya berupa gangguan gerak (berjalan dan/atau mengangkat tangan), gangguan intelektual (sulit berbicara dan/atau mengerti pembicaraan orang, sulit menghitung), terjadi kelumpuhan pada satu sisi, gangguan pada penglihatan, sakit kepala dan/atau vertigo parah, dan lain-lain.

Anda benar, penyakit stroke memang penyakit yang menakutkan. Juga mematikan! Sebagai orang awam, tentu kita tidak mengetahui apakah tanda-tanda/gejala yang sedang dialami seseorang itu gejala stroke atau bukan. Karena itu penderita stroke sering terabaikan. Hal ini disebabkan tanda-tandanya sangat umum (diawali dengan semutan ringan tanpa sebab, sakit kepala atau vertigo ringan yang datang dan pergi, dan lain-lain.) sehingga sulit diprediksi. Padahal perlu penanganan secepatnya karena bisa berakibat kecacatan permanen bahkan kematian jika terlambat ditangani.

Penyakit stroke akhir-akhir ini banyak diderita kaum muda yang sedang berada pada usia produktif. Akibat­nya sungguh sangat menyulitkan bagi si penderita maupun bagi keluarganya karena pasien stroke umumnya tidak berdaya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Jadi, Anda benar bahwa penderita stroke parah tidak mampu menyuap makanan, mengenakan atau mem­buka baju, menulis, sulit bicara, dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan bantuan keluarga atau perawat. Selain itu, pasien stroke bisa kehilangan pekerjaannya disebabkan ketidak berdayaan fisik dan intelektual yang dialaminya.

Selain itu perlu diketahui pula bahwa pengobatan/ perawatan bagi penderita stroke makan biaya sangat mahal. Dan makan waktu sangat lama.

Hal lain yang juga sangat mengkhawatirkan adalah bahwa serangan stroke bisa terulang. Biasanya stroke ulangan lebih berbahaya dan sering menyebabkan kematian. Karena itu sedapat mungkin dicegah. Untuk itu perlu menyebarluaskan pengetahuan tentang stroke, terutama di kalangan usia muda dan produktif, agar mereka bisa menjaga kesehatan dirinya.

Banyakkah penderita stroke di Indonesia?
Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar 125.000 di life antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Biaya penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung sangat lama bahkan bisa seumur hidup.

Data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan penduduk perkotaan.

Tidak hanya di Indonesia. Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 pun mengungkap terus meningkatnya kasus stroke di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu diantisipasi dengan cara menyebarluaskan pengetahuan tentang bahaya stroke, misalnya lewat internet, seminar, media massa, dan lain-lain.


Bahaya Penyumbatan Aliran Darah Ke Otak
Gangguan aliran darah merupakan masalah yang sangat serius karena aliran darah memasok nutrisi all dan oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh termasuk sel-sel saraf otak. Kebutuhan otak akan pasokan darah segar sangat tinggi, yaitu sekitar 1/5 dari kebutuhan seluruh bagian organ tubuh lainnya. Padahal berat otak hanya 1/40 dari berat tubuh. Nah, dapat dibayangkan jika pasokan darah ke otak terganggu, fungsi-fungsi otak pun terganggu. Tanpa nutrisi dan oksigen, sel-sel akan mati. Demikianlah, jika pasokan nutrisi dan oksigen terhambat dalam waktu lebih dari 4 menit, bisa menyebabkan sel-sel saraf otak mati.

Sekarang, mari kita lihat fungsi otak. Otak sebagai sistem saraf pusat, tidak saja mengendalikan semua gerakan, juga pikiran, ingatan, emosi, suasana hati, sarnpai dorongan seksual. Sepanjang hidupnya, otak terus menerus menerima rangsangan, mengolah dan menyimpan informasi dalam bentuk memori. Aliran darah yang terganggu, menyebabkan jutaan sel saraf tidak mendapat makanan dan oksigen, akibatnya sel-sel saraf otak tersebut mati dan fungsi otak terganggu. Berarti fungsi gerak dan intelektual terganggu sehingga kita bisa melihat penderita stroke ada yang tidak mampu menggerakkan kaki atau tangannya, ada yang wajahnya lumpuh sebelah, sulit bicara, sulit berpikir, sakit kepala berat, dan lain-lain. Bahkan bisa koma, tak sadarkan diri selama berbulan-bulan.

Kebutuhan otak akan oksigen mencapai 20% dari kebutuhan seluruh tubuh, padahal berat otak hanya 2,5% saja dari berat badan. Dengan demikian sangatlah logis jika otak membutuhkan begitu banyak pasokan oksigen karena harus  menghidupi jutaan sel saraf yang mengendalikan seluruh sistem tubuh secara terus menerus sepanjang hidup, tiada henti. Karena itu, masuk akal jika untuk menjalankan fungsinya dengan lancar, otak sangat membutuhkan pasokan oksigen dari aliran darah.

Jumlah Penderita Stroke di Indonesia
Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar 125.000 di life antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Biaya penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung sangat lama bahkan bisa seumur hidup.

Data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang.

Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan penduduk perkotaan.

Tidak hanya di Indonesia. Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 pun mengungkap terus meningkatnya kasus stroke di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu diantisipasi dengan cara menyebarluaskan pengetahuan tentang bahayanya stroke, misalnya lewat internet, seminar, media massa, dan lain-lain Jika karena satu dan lain hal aliran darah terhambat atau terhenti, maka pasokan oksigen (dan nutrisi) otomatisl terhenti. Akibatnya fungsi-fungsi otak pun terhambat sehingga seluruh atau sebagian fungsi gerak terganggu. Inilah awal dari serangan stroke yang kita lihat


Apakah Penyakit Stroke Bisa Sembuh?
Prediksi penyembuhan stroke bisa dilihat dari gejala dan tanda-tanda stroke yang dialami pasien. Jika perbaikan kesehatannya menampakkan kemajuan pesat, maka kemungkinan besar pasien akan pulih sempurna. Namun jika selama sekitar dua minggu masih menderita gejala berat, maka pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama, apalagi jika pasien dalam keadaan tidak sadar/koma, tentu penyembuhan sulit dan tidak mungkin sembuh sempurna. Paling tidak, penyembuhan total atau sebagian akan makan waktu lama.

Mengobati stroke terutama yang parah, sungguh sangat sulit. Sumbatan atau perdarahan yang terjadi harus segera ditanggulangi, padahal menangani pembuluh darah otak jauh lebih sulit dibanding menangani pem­buluh darah di bagian tubuh lainnya.

Kerusakan saraf yang telah terjadi jika penderita tidak segera dibawa ke dokter, bisa berakibat semakin sulit disembuhkan. Misalnya pasien mengalami kelumpuhan dan gangguan kemampuan bicara, tentu tidak langsung bisa pulih. Harus menjalani latihan ADL (activity of daily living alias aktivitas sehari-hari) selain fisioterapi di rumah sakit. Bahkan kerusakan saraf otak bisa menetap sehingga akibat stroke pun tidak bisa disembuhkan. Jika pulih pun makan waktu sangat lama, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dibutuhkan serangkaian fisioterapi oleh dokter ahli rehabilitasi medik dan latihan ADL di rumah.

Selain pengobatan fisik, pasien juga harus dirawat secara kejiwaan karena dapat dipastikan mengalami stres yang parah disebabkan kehilangan kemampuan gerak dan kehilangan pekerjaannya.

Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 500.000 pasien baru stroke setiap tahunnya. Sekitar 25% di antaranya meninggal, dan sisanya menderita cacat ringan maupun cacat berat. Dengan kesabaran dan minum obat-obatan yang diberikan dokter, kontrol ke dokter secara teratur, dan melakukan fisioterapi, maka penderita diharapkan bisa pulih meski mungkin tidak seratus persen, tetapi minimal mampu mandiri tidak bergantung pada bantuan orang lain; dan siapa tahu bisa bekerja mencari nafkah kembali.

Tingkat kesembuhan sebetulnya lebih dipengaruhi sikap dan cara berpikir ketimbang faktor fisik. Namun secara logika, penderita usia muda lebih cepat sembuh dan berpotensi sembuh lebih baik dibanding penderita usia tua. Selain itu, tingkat keparahan serangan juga merupakan faktor yang menentukan untuk penyembuh-an stroke. Masalah bisa bekerja kembali, bergantung pada kondisi pasien. Jika terjadi penyembuhan total, tentu pasien bisa bekerja kembali.

Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir karena kemajuan bidang kedokteran sekarang ini luar biasa pesat. Termasuk dalam hal pencegahan dan pengobatan stroke. Dengan demikian dapat diharapkan di tahun-tahun mendatang lebih banyak pasien stroke yang bisa disembuhkan total dan dapat beraktivitas kembali sepenuhnya.

Namun harap diingat, andaikata bisa sembuh pun, pasien harus tetap waspada akan serangan stroke kedua yang kemungkinan besar lebih parah



Cara Mendeteksi Gejala Stroke Pada Diri Anda
Anda perlu waspada jika mengalami salah satu atau beberapa keanehan seperti berikut ini:
  • Tulisan tiba-tiba menjadi jelek bahkan tidak terbaca. Atau Anda salah menuliskan kata/angka.
  • Satu tangan/kaki tidak menuruti perintah otak.
  • Benda yang dipegang tiba-tiba terlepas tanpa disadari.
  • Sering gagal memasukkan kancing ke lubang kancing.
  • Makan berceceran tanpa terkendali.
  • Sulit  mengenakan  kaus  kaki  atau  mengikat  tali sepatu.
  • Sulit mandi sendiri, mengenakan pakaian, menyisir rambut.
  • Rasa kebas atau ba'al pada satu sisi wajah.
  • Kesulitan menghitung hitungan yang paling mudah sekalipun.
Nah, tidak sulit, 'kan! Asalkan Anda waspada dan curiga ketika mengalami salah satu dari gejala stroke tersebut, dan langsung observasi ke rumah sakit, maka Anda akan terselamatkan dari serangan ganas stroke





JENIS - JENIS KANKER
Kanker Hati
Ada beberapa anggapan keliru yang beredar dimasyarakat bahwa jenis kanker hati cukup sulit disembuhkan. Terkait itu, ada suatu keluhan bahwa selama satu bulan terakhir, seseorang sering mengalami sakit di bagian dada dan penurunan berat badan yang sangat mencolok. Ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan supersound, dideteksi adanya kanker hati yang sangat besar. Hampir 80% bagian hati sudah rusak. la benar-benar kaget dan terperanjat. Sebab, setahun yang lalu, ia telah melakukan dan hasilnya normal. Ternyata, check up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati.

Pemeriksaan fungsi hati termasuk salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal masyarakat. Tetapi, item ini sering kali disalahpahami oleh masya­rakat. Mereka beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal, berarti tidak ada masalah dengan hati. Nah, pandangan ini bisa mengakibatkan hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

Bagi para penderita radang hati, meskipun kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi dalam hati telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka semakin mudah timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Sebab, pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang, sehingga ia rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya berskala kecil dan masih dalam batas normal, maka dianggap bukan masalah.

Pada dasarnya, penyebab utama kerusakan hati antara lain tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang, tidak buang air kecil dan besar pada pagi hari, pola makan yang berlebihan, tidak pernah makan pagi, terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan, sering mengonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, dan pemanis buatan, serta menggunakan minyak goreng yang tidak sehat.

Sebaiknya, kita menghindari penggunaan minyak goreng saat memasak makanan, meskipun minyak goreng terbaik, misalnya olive oil. Kita jangan mengonsumsi makanan yang digoreng bila dalam kondisi penat, kecuali jika kondisi tubuh sedang fit.

Kita juga tidak diperbolehkan mengonsumsi masa-kan mentah, yang akan menambah beban hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, dan dilarang disimpan dalam waktu lama. Kita mesti melakukan pencegahan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Kita hanya perlu mengatur gaya hidup dan pola makan sehari-hari.

Perawatan pola makan dan pengaturan waktu sebaik mungkin mesti dilakukan agar tubuh mampu melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Terkait itu, kita perlu mengenali waktu-waktu tertentu, yang termasuk bagian dari mekanisme pengoperasian metabolisme tubuh.

Pertama, pada malam hari pukul 21.00-23.00 WIB terjadi aktivitas pembuangan zat-zat tidak berguna/ beracun (detoxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Saat itu, hendaknya kita mengisi waktu dengan melakukan sesuatu yang menenangkan hati dan pikiran, misalnya mendengarkan musik. Jika kita masih beraktivitas pada waktu tersebut, seperti mencuci piring, membersihkan dapur, dan lain sebagainya, maka hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Kedua, pada malam hari pukul 23-00-01.00 WIB langsung proses detoxin di bagian hati. Proses ini mesti terjadi dalam kondisi tidur pulas. Ketiga, pada dini hari pukul 01.00-03.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian empedu. Proses tersebut juga harus terjadi dalam kondisi tidur pulas.

Keempat, pada pukul 03.00-05.00 WIB ber­langsung proses detoxin di bagian paru-paru. Itulah yang menyebabkan terjadinya batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Saat itu, proses pembersihan telah mencapai saluran pernapasan. Maka, ia tidak perlu minum obat batuk agar tidak merintangi proses pembuangan kotoran.

Kelima, pada pukul 05.00-07.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian usus besar. Oleh karena itu, kita harus buang air kecil ataupun besar di kamar mandi. Keenam, pada pukul 07.00-09-00 WIB berlangsung proses penyerapan gizi makanan bagi usus kecil. Saat inilah, kita mesti makan pagi.

Bagi orang yang sakit, hendaknya ia makan lebih pagi, yaitu sebelum pukul 06.30 WIB. Sesungguhnya, makan pagi sebelum pukul 07.30 WIB sangat baik bagi orang yang ingin menjaga kesehatan. Bagi orang yang tidak makan pagi, sebaiknya ia mengubah kebiasaan tersebut. Dalam hal ini, lebih baik terlambat makan pagi hingga pukul 09-00-10.00 WIB Ketimbang tidak makan pagi sama sekali.

Kita tidak boleh terbiasa tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Sebab, kebiasaan ini dapat mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, sejak tengah malam sampai pukul 04.00 WIB, sumsum tulang belakang memproduksi darah. Maka, hendaknya kita tidur dengan nyenyak, dan tidak begadang.

Sebenarnya, Institut Sains dan Teknologi di Hongkong berhasil menciptakan sebuah obat baru untuk menangani penyakit kanker hati. Obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif, dan tidak akan membunuh sel yang sehat. RS Queen Mary di Hongkong sudah menggunakan obat tersebut dalam praktik klinis pada penderita penyakit kanker hati tahap akhir. Jika berhasil, maka akan dipasarkan ke luar Hongkong.

Ahli terkait menuturkan bahwa setelah menggu­nakan obat tersebut, penderita kanker hati tahap akhir yang umumnya hanya dapat bertahan hidup selama beberapa bulan, ternyata usianya diperpanjang hingga lebih dari 10 bulan. Fenomena itu menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Departemen Kesehatan Hongkong menyatakan kanker hati sebagai penyakit kanker pembunuh ke-2. Menurut data statistik di Hongkong, sejak tahun 1986—1996 sebanyak 12.498 orang meninggal dunia lantaran terkena kanker hati. Rata-rata setiap tahunnya ditemukan kurang lebih 1.500 kasus penyakit baru, dan orang yang meninggal karena penyakit kanker hati sekitar 1.300 orang setiap tahun.

Kita perlu mengetahui bahwa cara pengobatan sebelumnya, misalnya transplantasi hati, kemoterapi pembuluh nadi, dan terapi embolis hanya membuang sel kanker hati. Meskipun begitu, bagi penderita kanker hati stadium akhir, persentase hidupnya tidak lebih dari Vi tahun.

Di Indonesia, perkembangan penanganan kanker hati lebih maju daripada Hongkong. Penderita kanker hati stadium lanjut memiliki harapan yang lebih besar untuk memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidup. Dengan menjalani terapi kanker yang terfokus pada penggunaan obat sorafenib, penderita kanker hati dapat meningkatkan kelangsungan hidup hingga 47%. Obat ini merupakan satu-satunya terapi yang telah menunjukkan peningkatan survival rate bagi para penderita kanker hati di dunia, termasuk Indonesia.

Divisi Hematologi pada Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, menyatakan bahwa kemampuan obat sorafenib dalam memperpanjang harapan hidup bisa ditinjau dari hasil berbagai riset internasional yang dilakukan terhadap penderita kanker hati, baik di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.

Secara signifikan, obat tersebut dapat meningkatkan kualitas kelangsungan hidup sebesar 44%. Obat sorafenib bekerja dengan cara membidik sel tumor dan sistem pendarahan tumor. Dalam sebuah uji praklinis, sorafenib terbukti mampu menghambat dua jenis kinase, yakni profllerasi sel dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah). Keduanya berperan besar dalam proses pertumbuhan kanker.

Obat sorafenib telah disetujui oleh Badan POM RI pada April 2008, sehingga bisa digunakan dalam pengobatan penderita kanker hati stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi. Kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma) termasuk dalam enam besar kanker yang paling sering menyebabkan kematian di Indonesia. Biasanya, jumlah penderitanya selaras dengan angka penderita hepatitis B dan hepatitis C kronis.

Sebagian besar orang yang didiagnosis terkena kanker hati tidak mengetahui gejala awalnya, dan baru mendatangi dokter saat berada pada stadium lanjut. Pada stadium awal, kanker hati dapat diatasi dengan cara pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker. Selain itu, penderita kanker hati juga mesti menjalani kemoterapi. Namun, pada stadium lanjut, ia tidak bisa menjalani tindakan tersebut, karena sel kanker sudah menyebar.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mendasar pada laki-laki dan perempuan risiko terkena kanker hati. Ternyata, penyebabnya terletak pada unsur genetik berdasarkan gender. Inilah hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Penelitian ini merupakan kajian genome pertama yang menjelaskan kaitan antara gender dan kanker non organ reproduksi. Di negara lain, terutama Asia, angka potensi tersebut lebih tinggi, yakni 8—10 kali lipat.

Sementara itu, menurut hasil penelitian yang di-publikasikan dalam jurnal ilmiah Cancer Research, laki-laki berpotensi terkena kanker hati dua kali lebih besar ketimbang perempuan di Amerika Serikat. Sesungguhnya, angka kanker hati di Amerika lebih rendah daripada negara-negara lainnya, tetapi tren nya menunjukkan peningkatan yang drastis akibat infeksi hepatitis C lewat transfusi darah yang terus melonjak sejak tahun 1970-an, yang dikarenakan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Faktor lainnya yang memicu peningkatan angka penderita kanker hati adalah obesitas dan diabetes.

Sesungguhnya, hati laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang cukup kentara. Perbedaan itu terlihat sangat jelas semasa pubertas, yakni saat organ hati laki-laki lebih terekspos pertumbuhan hormonnya. Inilah yang membuat organ hati laki-laki dan perempuan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap antibiotik dan obat-obatan serupa.

WHO memperkirakan bahwa lebih dari 180 juta orang di dunia telah terinfeksi hepatitis C, dan lebih dari 400 juta orang lainnya hidup dengan hepatitis B. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa virus hepatitis 100 kali lebih mudah menular ketimbang HIV Sebenarnya, yang paling mengkhawatirkan ialah berkembangnya penyakit ini menjadi kanker hati atau sirosis yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kematian.

Menurut Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indo­nesia, Unggul Budihusodo, beberapa pola penyebaran virus hepatitis terjadi melalui jarum tindik, alat-alat yang terlibat dalam penggunaan narkotika, hubungan intim yang berisiko, tato, dan transfusi darah.



Kanker Hidung
Kanker hidung atau karsinoma nasofaring (KNF) adalah penyakit kanker ganas yang menyerang rongga hidung (nasofaring). Kanker ini sering diderita oleh orang-orang yang berumur 15-25 tahun atau 60—65 tahun. Penderita kanker tersebut lebih dominan laki-laki ketimbang perempuan.

Berdasarkan data statistik, diketahui bahwa kanker ganas itu banyak diderita oleh penduduk di negara-negara Asia Tenggara dan Provinsi Sechuan, yang terkenal dengan kelezatan masakannya, yakni di daratan Cina. Sebenarnya, apa saja gejala dan penyebab KNF? Sejumlah hasil penelitian menerangkan bahwa gejala-gejala yang akan ditimbulkan oleh kanker hidung adalah sebagai berikut:

1.   Gejala-gejala pada Hidung
Beragam gejala pada hidung merupakan gejala dini kanker nasofaring. Gejala tersebut dapat berupa sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap lantaran pertumbuhan tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala itu menyerupai pilek kronis, yang terkadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental.

Gejala pada hidung juga bisa berupa mimisan. Pendarahan dapat timbul berulang-ulang, jumlahnya sedikit, dan bercampur ingus, sehingga berwarna merah jambu atau terdapat garis-garis darah halus. Kita perlu mewaspadai kanker nasofaring jika terjadi beberapa hal.

Pertama, kita menderita pilek dalam waktu lama atau lebih dari satu bulan saat berusia di atas 40 tahun, padahal tidak didapati kelainan lain pada hidung.

Kedua, kita menderita pilek dalam waktu lama, ingus kental dan berbau, serta terdapat garis-garis darah tanpa kelainan hidung dan sinus paranasal (dekat hidung).

Ketiga, kita sering mimisan tanpa sebab tertentu ketika berumur di atas 40 tahun.

2.   Gejala Telinga

Gejala-gejala pada telinga bisa berupa gangguan pendengaran (kurang/sukar mendengar), seolah-olah ada cairan dalam telinga, dan telinga berdenging (di satu sisi telinga). Gejala-gejala tersebut merupakan gejala dini yang mesti diperhatikan secara saksama, terutama jika gejala itu menetap atau hilang dan timbul tanpa penyebab yang jelas.

3.   Gejala Pembesaran Kelenjar Leher

Gejala pembesaran kelenjar leher dialami oleh banyak orang, yang membuat mereka harus segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka mengeluhkan adanya pembesaran kelenjar leher di satu sisi ataupun dua sisi. Saat itulah, sebenarnya kanker tersebut telah menyebar. Kanker (benjolan) teraba keras dan tidak nyeri.

4.   Gejala-gejala Berat

Biasanya, meskipun sudah ada benjolan, tetapi tidak terasa sakit, maka benjolan tersebut diabaikan saja oleh sebagian orang, apalagi bila hanya mimisan atau hidung berbau. Namun, gejala kanker nasofaring akan menyebabkan gangguan pada penglihatan dan kelumpuhan otot-otot kelopak mata, sehingga penderita tidak bisa membuka mata secara normal, pandangan menjadi ganda, serta timbul rasa nyeri yang hebat pada kepala.

Jika telah menyerang saraf di daerah mulut, maka gejala kanker nasofaring akan menyebabkan penderita sulit menelan dan terasa nyeri saat menelan makanan, tidak bisa bersuara, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, hal-hal tersebut mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita semakin menurun secara drastis.

5.   Gejala-gejala yang Lebih Berat

Sesungguhnya, yang paling berat dan parah adalah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, dan tulang, melalui darah dan aliran limfa. Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan gejala yang dikarenakan kerusakan organ-organ tersebut. Apabila didapati gejala penyerta, misalnya nyeri tulang, sesak, asites, dan lain sebagainya, maka hal ini merupakan tanda suatu penyakit yang sukar disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat meringankan penderita semasa hidupnya hingga meninggal.

Penyebab utama KNF adalah virus EBV (Epstein Barr Virus), kondisi ventilasi, serta udara pernapasan yang tidak baik, seperti banyak asap yang mengandung polutan bahan kimia dan asap rokok. Selain itu, yang berperan dalam terjadinya KNF ialah terbentuknya zat nitrosamine bersifat fatal, yang memicu sel-sel hidung yang normal agar mengalami perubahan ganas menjadi sel-sel kanker.

Nitrosamine terbentuk saat daging asap atau ikan asin dimasak. Ketika itu, kandungan protein dalam daging dan ikan membentuk bahan aktif nitrosamine yang sangat berbahaya. Uap dari masakan tersebut terhirup oleh orang-orang yang mengkonsumsinya dalam kondisi masih panas. Contoh makanan yang biasa dikonsumsi dalam keadaan panas ialah Chinese food. Makanan jenis ini sangat lezat dinikmati saat panas. Jika sudah dingin, makanan itu tak terasa enak.

Maka, kita mesti memperhatikan beragam hal yang berkaitan dengan ventilasi udara di dalam rumah. Terkait ini, kita perlu mencermati data statistik yang menunjukkan bahwa penduduk Eskimo yang rumahnya bulat tanpa jendela lebih banyak terkena KNF ketimbang ras Kaukasus yang tinggal di rumah berventilasi lapang dan sehat.

Sama halnya dengan penduduk Indonesia dari suku Dayak di Pulau Kalimantan yang lebih banyak mengidap KNF dibandingkan penduduk yang tinggal di kota-kota lain di Pulau Kalimantan. Dengan sirkulasi udara yang tidak baik, virus EBV berkembang biak dengan subur. Asap dari dapur juga akan terhirup oleh seluruh penghuni rumah bila tidak ada cerobong asap atau cooker hood yang membuang asap dapur keluar rumah. Asap lain di dalam rumah yang cukup berbahaya, yakni asap obat anti nyamuk yang dipasang sepanjang malam di dalam kamar, sehingga menyesakkan hidung.

Dari sejumlah gambaran tersebut, kita bisa mengetahui fenomena yang terjadi di Provinsi Sechuan, yang sangat popular dengan seni di bidang kuliner, yaitu penduduk di sana lebih banyak terkena KNF ketimbang provinsi lain di daratan Cina. Ditinjau dari aspek kesehatan, mengonsumsi makanan yang diawetkan memang sangat tidak baik dan berisiko menimbulkan kanker, misalnya daging asap, lidah asap, ikan asin, dan makanan dalam kaleng yang diberi pengawet bahan kimia agar tahan lama.

Guna menghindari risiko terkena KNF, hendaknya kita membeli sayur, buah, dan daging dalam keadaan segar, misalnya di tempat petani atau pasar tradisional. Dan, sebaiknya kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang telah diawetkan.

Sejumlah faktor lingkungan juga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Di antaranya ialah makanan yang dibakar tanpa menggunakan alas, sehingga ia langsung terkena arang dan api yang menyebabkan kanker. Hal ini dikarenakan arang mengandung zat karsinogen sebagai sel pemicu kanker


Kanker Kandung Kemih
Pada umumnya, kanker kandung kemih dikarenakan adanya faktor risiko dalam lingkungan kerja, seperti efek penggunaan bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta, atau cat. Faktor risiko lainnya berupa infeksi bakteri yang sering kambuh atau kronis pada saluran kemih, yang disebabkan oleh kebiasaan me­rokok. Kanker kandung kemih akan menyerang dua kali lebih banyak pada perokok ketimbang bukan perokok.

Kanker kandung kemih juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum kopi. Kanker ini tumbuh dari kelenjar prostat, kolon, dan rektum pada laki-laki. Sementara itu, pada perempuan, kanker kandung kemih muncul dari tracts ginkologis bawah yang dapat menggumpal menjadi penyakit di kandung kemih.

Gejala yang sering timbul pada penderita kanker kandung kemih adalah ia sering mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Boleh jadi, inilah tanda kanker kandung kemih. Sebagian besar orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih ketika usia mereka mencapai 60-an. Bahkan, kurang dari 1%, orang-orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih saat berusia di bawah 40 tahun. terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kemungkinan untuk mengembangkan penyakit tersebut semakin meningkat seiring bertambahnya umur.

Pemeriksaan diagnostik yang sering kali dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada tes dini yang akurat untuk mendeteksi kanker kandung kemih. Meskipun begitu, dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan meliputi kepastian invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadaan umum penderita kanker.

Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam rencana perawatannya, karena kecepatan kambuhnya tergolong tinggi. Oleh karena itu, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi sangat mungkin dianjurkan. Terapi laser juga termasuk sebuah langkah terapi yang sangat mungkin diterapkan pada penderita kanker kandung kemih.

Diagnosis keperawatan yang bisa dikakukan antara lain mencegah iritasi kulit di daerah sekitar kandung kemih, mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan komplikasi, antisipasi risiko infeksi R/T pembedahan untuk mengeliminasi urine, menggunakan sabun berjenis antimicrobial untuk mencuci tangan, serta meningkatkan aliran urine.

Gangguan air seni saat terserang kanker kandung kemih yang dikarenakan penggunaan tembakau atau rokok yang berlebihan merupakan risiko yang harus dihadapi oleh penderita kanker. Ada empat tahapan kanker kandung kemih, yang dipisahkan oleh seberapa jauh penyebaran kanker. Tahap 0 adalah tahap yang paling rendah ketika invasi sel kanker. Tahap IV atau tahap terakhir ialah tahap yang paling berat invasi selnya. Sedangkan tahap II dan III merupakan tahapan yang menunjukkan seberapa jauh penyebaran sel-sel kanker ke kandung kemih atau bagian tubuh lain dalam berbagai tingkatan.

Langkah perawatan paling konkret yang biasa dilakukan untuk menangani kanker kandung kemih adalah kemoterapi atau radiasi terapi dengan operasi. Kombinasi sejumlah terapi juga bisa digunakan untuk menangani kanker. Selain terapi itu, hendaknya pen­derita kanker senantiasa mengonsumsi makanan dan minuman bergizi.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research dan American Association for Cancer Research menerangkan bahwa selenium (jejak mineral yang ditemukan pada padi-padian, kacang, dan daging) dapat membantu mencegah kanker *• kandung kemih yang berisiko tinggi.

Para peneliti dari Dartmouth Medical School, Amerika, membandingkan tingkat selenium pada 767 orang yang baru didiagnosis terserang kanker kandung kemih dengan 1.108 orang dari masyarakat umum. Berbagai temuan memperlihatkan hubungan antara selenium dan kanker kandung kemih pada kalangan perempuan, sebagian perokok, dan orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa tak ada hubungan berbalik antara selenium dan kanker kandung kemih.

Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa perem­puan (34%), perokok sedang (39%), serta orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih (43%) memperlihatkan pengurangan tingkat kanker kandung kemih dengan angka selenium yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya para perempuan mempertimbangkan hal ini guna mengurangi terjadi-nya risiko kanker kandung kemih

Kanker Kolon
Seperti halnya deteksi dini pada kanker mulut rahim dengan menggunakan papsmear atau kanker payudara memakai mamografi, maka terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan bagi orang yang usianya 50 tahun. Adapun bagi orang yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon, dan paru-paru, maka disarankan agar melakukan deteksi dini sebelum berumur 50 tahun.

Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan agar melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah dalam tinja dan kolonoskopi. Sebaiknya, deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi orang yang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya. Apalagi bagi orang yang telah mengalami gejala-gejala, seperti pendarahan saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan. Maka, deteksi dini sangatlah disarankan. Beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon melalui tahapan berikut:

Pertama, pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui adanya kelainan pada prostat. Kedua, setelah pemeriksaan tersebut, dilakukan pe­meriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala untuk mengetahui ada atau tidaknya darah dalam tinja. Kemudian, dilakukan pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus dianjurkan segera dilakukan bagi orang yang mencapai usia 50 tahun.

Ketiga, melakukan pemeriksaan kolonoskopi yang relatif aman, tetapi tidak menyenangkan. Kolo­noskopi bertujuan menemukan kanker kolorektal dan mengambil jaringan yang akan diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut bisa melihat kondisi di sepanjang usus besar, memotretnya, lalu melakukan biopsi bila tumor ditemukan.

Keempat, melakukan pemeriksaan enema barium guna menunjang diagnosis kanker kolon. Pada peme­riksaan itu, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur, kemudian siluet bayangannya dipotret dengan alat rontgen. Jika ditemukan tumor dalam pemeriksaan ini, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kolonoskopi.

Kelima, menggunakan kolonoskopi untuk mendeteksi kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darah. Dengan adanya deteksi dini semacam ini, maka diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi, bisa dilakukan untuk mengatasi kanker kolon.

Kanker Kulit
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit tak terkendali, yang dapat merusak jaringan di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Pada umumnya, ada tiga jenis kanker kulit yang diderita, yaitu karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM). Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:

1.   Karsinoma Sel Basal (KSB)

Karsinoma sel basal merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lain, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit di sekitarnya. warna kulit yang terang dan sering terkena cahaya matahari diduga sebagai penyebab karsinoma sel berasal. Faktor lain yang menjadi penyebab jenis kanker sel basal ialah sistem imun tubuh yang lemah, luka bakar, dan sinar X-ray.

Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal antara lain wajah, leher, dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda kanker itu ialah benjolan yang agak berkilat, benjolan berwarna kemerahan dengan ping-gir meninggi yang berwarna agak kehitaman, serta kelainan yang berupa jaringan parut dan lecet/luka yang tidak kunjung sembuh.

Metode tunggal untuk memastikan adanya kanker sel basal adalah dokter melakukan pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan cara mengambil contoh bagian kulit yang dianggap sebagai jaringan kanker, kemudian diteliti menggunakan mikroskop. Apabila hasil diagnosis menunjukkan bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan ialah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplet ataupun tindakan penyinaran, Sementara itu, metode lainnya yang kerap dilaku­kan untuk menangani kanker sel basal antara lain bedah beku, bedah listrik, laser, foto dinamik, serta penggunaan obat-obatan tertentu, baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

2.   Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Karsinoma sel skuamosa adalah jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita laki-laki, terutama yang berusia lanjut (lansia). Kanker ini menunjukkan adanya keganasan sel keratinosit epi­dermis. Kanker tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lain, yang banyak diderita oleh orang-orang yang tinggal di wilayah tropik.

Sebagaimana kanker sel basal, kanker jenis ini diduga disebabkan oleh sinar matahari, imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia, dan jaringan parut. Adapun tanda dan gejalanya ialah adanya kelainan yang berupa benjolan atau luka yang tidak kunjung sembuh. Untuk menangani kanker tersebut, dokter akan mendiagnosis menggunakan metode yang sama dengan kanker sel basal. Demikian halnya dengan terapi dan pengobatannya.

3.  Melanoma Maligna (MM)

Melanoma maligna adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika, diperoleh data bahwa enam dari tujuh penderita kanker jenis ini meninggal dunia. Dan, jumlah penderitanya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat yang sudah ada ataupun yang baru muncul. Informasi ini sangat penting bagi orang-orang yang memiliki tahi lalat, yang akhirnya mengalami perubahan, baik warna, ukuran, maupun bentuknya. Terkadang, tahi lalat terasa gatal. Bila digaruk, tahi lalat itu mengeluarkan darah. Sel kanker tersebut tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.

Melanoma maligna dicirikan dengan ABCD, yaitu A (asimetrik atau bentuknya tak beraturan), B (border atau pinggirannya tidak rata), C (color atau warnanya bervariasi dari satu area ke area lain. Jadi, warnanya bisa kecokelatan atau hitam. Bahkan, dalam kasus tertentu, warnanya putih, merah, dan biru), serta D (diameternya lebih besar dari 6 mm).

Diagnosis pada melanoma maligna sama dengan KSB dan KSS. Untuk menangani kanker ini, dilakukan tindakan biopsi dengan bantuan mikroskop. Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit paling ganas, yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kelenjar limfa.

Tindakan yang mesti dilakukan pada penderita melanoma maligna adalah pengangkatan secara komplet jaringan kanker dengan cara pembedahan. Apabila kanker telah menyebar, maka harus dilaku­kan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker menyebar ke kelenjar limfa, maka kelenjar itu mesti diangkat.


Kanker Mata
Kanker mata (retinoblastoma) bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Di Indonesia, hingga saat ini, jumlah anak yang menderita kanker mata diperkirakan 9.000 anak. Penyebab kanker mata pada salah satu mata (unilateral) atau kedua mata (bilateral) anak belum diketahui secara pasti, sehingga pencegahannya pun menjadi sulit dilakukan. Kanker mata tersebut diduga berhubungan dengan kelainan genetik. Ada masalah genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel yang seharusnya terkendali menjadi tidak terkendali. Walaupun demikian, dampak penyakit itu bisa ditekan dengan deteksi dini. Kanker mata yang ditemukan pada stadium awal dapat disembuhkan. Bahkan, 90% kasus kanker mata yang terdeteksi dini dan mendapatkan penanganan memadai mampu disembuhkan dengan maksimal.

Sesungguhnya, kondisi mata bisa dipertahankan bila ukuran kanker mata masih di bawah 0,5 cm. Kendati gejala spesifik penyakit kanker mata pada anak cukup sulit dikenali, namun ada tanda-tanda umum yang mesti diwaspadai sebagai gejala kanker mata.

Jenis kanker mata pada anak sering ditandai dengan mata yang berwarna kemerahan, peradangan, dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam. Jika kondisinya sudah parah, bintik putih tersebut akan membesar dan memantulkan cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata juling, serta bola mata menonjol ke luar.

Bila gejala-gejala itu ditemukan pada anak, sebaiknya orang tua segera membawanya ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu memastikan ada atau tidaknya kanker pada mata anak. Jika ia didiagnosis terserang kanker mata, maka ia harus mendapatkan perawatan dan pengobatan sesuai jenis kanker dan stadiumnya. Bila dibiarkan begitu saja atau tidak diobati secara tepat, maka tumor semakin berkembang dan menyebar ke sumsum tulang dan otak. Tentunya, kondisi ini akan membahayakan sang anak dan mengancam kehidupannya.

Kanker mata stadium dini bisa diobati dengan cara pembedahan (operasi), yang bisa dikombinasikan dengan konsumsi obat kimia (kemoterapi) dan penyinaran beradiasi (radioterapi). Bila kanker mata sudah ditemukan dalam stadium lanjut, maka operasi dengan mengangkat mata terpaksa harus dilakukan. Setelah operasi, dipasang protese (mata palsu) agar anak tetap berpenampilan baik dan menarik.

Deteksi dini penyakit kanker mata dapat menyelamatkan anak dari keganasan penyakit yang sering mengakibatkan kernatian. Hanya saja, sebagian besar kasus kanker mata ditemukan pada stadium lanjut.

Masyarakat dan petugas kesehatan di tingkat dasar belum punya pengetahuan memadai tentang kanker mata, sehingga belum mengetahui cara mengenali tanda-tanda kanker mata beserta cara penanganan-nya.

Sebenarnya, ada banyak kontroversi mengenai penyebab kanker mata. Salah satunya ialah handphone. Meskipun silang pendapat mengenai hubungan antara handphone dan kanker otak masih terus berlanjut dan belum ada keputusan final, kini para ilmuwan kembali menemukan fakta baru yang tak kalah menarik. Peneliti dari Essen University di Jerman mengemukakan bahwa pemakai handphone berpeluang 3,3 kali lebih banyak terserang kanker mata.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Andreas Stang dan Profesor Karl Heinz Hoeckel telah berhasil me-wawancarai 118 pendents, uvea! melanoma, lalu membandingkannya dengan para pemakai handphone. Agar hasil penelitiannya semakin akurat, mereka juga mengadakan interview dengan 475 orang yang tidak menderita kanker mata. Dari hasil penelitian, mereka menyimpulkan bahwa peluang para pemakai handphone menderita kanker mata lebih besar ketimbang orang yang tidak pernah memakai handphone.

Dalam laporan penelitian tersebut, Dr. Stang menekankan bahwa hasil penelitian itu bukanlah kesimpulan final, terutama yang terkait frekuensi tinggi dari gelombang mikro pada handphone. Dalam penelitian sebelumnya, dijelaskan bahwa sel-sel yang berada pada uveal, yaitu sel melanocyte yang berada dekat retina, tumbuh cepat bila terkena radiasi frekuensi tinggi ini. Oleh karena itu, Dr. Stang beserta timnya terus melakukan penyelidikan tentang pengaruh frekuensi tinggi dari gelombang mikro pada handphone terhadap pertumbuhan sel-sel kanker.

Kanker Otak
Jika ada seseorang yang sering sakit kepala disertai muntah-muntah, maka ia harus mewaspadainya. Boleh jadi, ia terkena penyakit tumor otak yang dapat menyebabkan kanker otak. Ketika terkena kanker otak, sel-sel tubuh akan tumbuh secara tidak normal. Penyakit tersebut memang tidak menimpa banyak orang, tetapi dalam penyebarannya, kanker itu sangat menakutkan.

Dalam hal ini, ada perbedaan antara tumor di otak dan tempat lainnya. Tumor otak dibatasi tulang kepala, sehingga darah atau tumor akan menekan jaringan otak. Proses penekanan di otak itulah yang menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan muntah-muntah, padahal tanpa penyebab apa pun. Biasanya, munculnya tumor tersebut dikarenakan adanya kelainan genetik, bawaan sejak lahir, virus, maupun faktor lain. Gejala dari penyakit ini tergantung pada letak tumor.

Gejala umum kanker otak ialah sakit kepala dan muntah-muntah. Kemudian, jika sudah menyerang daerah motorik tertentu, ada gejala kelemahan anggota badan dan kelumpuhan, penurunan penglihatan atau kebutaan, hilangnya keseimbangan, kesemutan, gang-guan penciuman, gangguan bicara bila menyerang area pusat bicara, serta turunnya kesadaran saat mengenai batang otak.

Berdasarkan jenisnya, penyakit kanker otak dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker otak jinak, seperti meningioma, cavernous angioma, astrocytoma tingkat rendah, adenoma hipofise, acmtic neurinoma. Kedua, kanker otak ganas, misalnya glioblastoma. Penyakit kanker otak ini memang sangat identik dengan tumor ganas.

Sementara itu, berdasarkan daerah asal tumbuh-nya, kanker otak atau tumor otak dibedakan menjadi dua, yaitu tumor supratentorial (tumor berada di atas tentorium atau pada otak besar), dan tumor infratentorial (tumor ada di bawah tentorium, tepatnya di otak kecil dan batang otak).

Menurut Alfred, seorang dokter sekaligus pengarang buku berjudul Stroke ??? You Must Know Before You Get It!!!, penyakit tumor otak dapat disembuhkan, asalkan dioperasi dengan mengambil semua jaringan tumor, kecuali tumor yang ganas. Meskipun telah diambil seluruhnya, tumor yang ganas bisa tumbuh kembali.

Sebenarnya, sejumlah teknik operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Di antaranya ialah operasi dengan bedah microsurgery atau endoscopic surgery, radiotherapy sinar-X atau sinar gamma, gamma knife, chemotherapy, serta immunotherapy.

Adapun seorang dokter spesialis kejiwaan, dr. Andri, Sp.KJ. berpendapat bahwa penderita kanker otak bisa mengalami depresi, delirium, demensia, ataupun kejang. Kanker otak termasuk salah satu kanker yang paling ditakuti. Kanker atau tumor otak dapat menyerang semua bagian otak. Biasanya, yang sering terjadi adalah perubahan daya intelektual pada penderita kanker otak. Hanya saja, perubahan daya intelektualnya tergantung pada letak kanker.

Jika kanker ada di daerah frontal atau bagian depan otak, sumber fungsi intelektual dan perasaan, maka penderita bisa mengalami gangguan fungsi intelektual, termasuk daya ingat. Bila kondisinya seperti itu, hendaknya dilakukan pengobatan primer terhadap kanker tersebut.

Penyebab utama kanker otak dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinsik (dari dalam otak) dan faktor extrinsic (dari luar otak). Faktor intrinsik antara lain genetik (keturunan). Apabila ada garis keturunan yang menderita kanker otak, maka kita harus berhati-hati dan senantiasa menjaga kesehatan. Selain genetik, faktor intrinsik juga berupa riwayat trauma atau benturan. Kita mesti mewaspadai benturan di kepala, walaupun hanya cedera kepala ringan. Sebab, benturan ini bisa menyebabkan tumbuhnya jaringan abnormal di otak.

Faktor extrinsic dapat berupa pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, makanan kurang serat, dan lain sebagainya. Faktor ekstrinsik lainnya, yaitu karsinogenik (misalnya minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, serta bahan kimia yang terhirup atau tercampur dalam makanan), dan radiasi bahan-bahan kimia yang turut memicu tumbuhnya sel kanker.

Kanker otak merupakan jenis penyakit berbahaya yang mematikan. Selain mematikan, pengobatannya pun membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk menghindari penyakit tersebut, kita perlu mencermati beberapa langkah guna mencegahnya. Pertama, jika kita mengalami gejala-gejala awal (ringan) yang bersifat umum, misalnya sakit kepala yang tidak kun-jung sembuh, muntah-muntah tanpa sebab, penurunan penglihatan yang tidak dapat diatasi dengan kacamata, kelemahan anggota gerak secara bertahap, berjalan limbung, serta gejala layaknya vertigo atau sempoyongan, maka kita mesti segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter.

Kedua, kita berupaya agar tidak mengalami stres berat dalam waktu lama. Kita harus meluangkan waktu untuk beristirahat untuk mengurangi dan menghilangkan stres. Ketiga, membatasi radiasi secara langsung yang terlalu berlebihan pada tubuh. Keempat, menerapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang, misalnya memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian, serta menjauhkan diri dari konsumsi lemak berlebihan.

Kelima, mengurangi konsumsi makanan yang dimasak dengan cara diasap, dibakar, serta diawetkan dengan nitrit dan zat-zat kimiawi buatan lainnya.| Keenam, berhenti mengonsumsi alkohol dan rokok. Ketujuh, melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, apalagi jika kita mempunyai riwayat keluarga penderita kanker otak.

Kedelapan, tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum mendapatkan resep dari dokter. Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang perkembangan sel kanker. Kesembilan, berolahraga secara teratur dengan porsi yang cukup. Kesepuluh, membiasakan gaya hidup sehat.

Selain upaya pencegahan tersebut, kita juga perlu mencermati beragam gejala spesifik kanker otak. Di antaranya ialah perubahan perilaku dan kepribadian, penurunan kemampuan dalam menilai sesuatu, penurunan daya penciuman dan daya ingat, kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, penurunan fungsi mental/ kognitif, berkurangnya daya penglihatan dan radang saraf mata, penurunan kemampuan bicara, tidak bisa menulis dan mengenali seseorang, terlalu sering mengalami kejang, disorientasi ruang, kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata, terjadinya gangguan dalam berjalan dan pendengaran, sulit berbicara dan menelan sesuatu, sering mengantuk, kelemahan saraf pada salah satu sisi wajah dan tubuh, gerakan tubuh tak terkontrol, kelopak mata menutup dan juling, inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar), berhenti menstruasi dan memproduksi air susu, impotensi, adanya gang­guan perkembangan seksual pada anak-anak, kerdil, leher kaku, serta kepala miring.

Walaupun mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, kita belum tentu mengidap tumor atau kanker otak. Untuk memastikannya, dokter spesialis (bedah) saraf harus melakukan pemeriksaan secara langsung, serta pemeriksaan lanjutan, seperti CT-scan, } angiogram, myelogram, spinal tap, serta biopsi.

Kanker Paru-paru
Tentunya, tidak ada seorang pun di dunia Ini yang menginginkan dirinya atau keluarganya terkena kanker paru-paru. Jikalau ada anggota keluarga mengidap kanker paru-paru, bukan berarti vonis kematian langsung diberikan kepadanya. Atau, ia harus pasrah terhadap nasib dan menunggu kematian.

Kanker paru-paru adalah tumor yang tumbuh di paru-paru. Walaupun penyebabnya ialah sebagian besar sel di dalam paru-paru, tetapi bisa dikarenakan kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Penyebab utama 90% kanker paru-paru pada laki-laki dan 70% pada perempuan adalah merokok, meskipun dapat disebabkan oleh polusi ataupun makanan.

Dahulu, kita mengenal kemoterapi sebagai pengobatan untuk kanker paru-paru, yaitu penderita diberi suntikan yang berisi obat antikanker yang mengandung bahan aktif, seperti taxane, cisplatin, carboplatin, dan lain sebagainya. Obat ini bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi, bagi penderita yang tidak kuat akan mengalami efek samping, misalnya mual, muntah, dan rambut rontok. Kondisi seperti itu semakin menurunkan kualitas hidupnya.

Sayangnya, tidak hanya sel kanker yang mati, namun sel-sel sehat juga turut mati. Namun, seiring kemajuan dalam dunia medis, maka penderita kan­ker paru-paru memiliki pilihan berobat lain selain kemoterapi dan operasi. Pengobatan tersebut dikenal istilah targeted therapy (terapi target).

Kini, sudah ditemukan obat baru berbahan aktif gefitinib. Gefitinib telah menjadi pilihan terbaik di banyak negara untuk pengobatan kanker paru-paru. Obat itu diproduksi oleh perusahaan farmasi kelas dunia, yakni Astra Zeneca. Penggunaan obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dan pembuluh darah pada sel kanker, sehingga mencegah penyebaran sel tumor sekaligus meningkatkan kematian sel kanker.

Targeted therapy sudah terbukti bermanfaat ter-hadap kasus kanker stadium lanjut. Penelitian IDEAL (Iressa Dose Evaluation in Advance Lung Cancer) pernah dilakukan dengan memberi dosis 250 dan 500 gram per hari. Hasilnya menggembirakan, yakni ada perbaikan radiologik dan klinik, sehingga terjadi peningkatan angka harapan hidup berkisar 7-7,6 bulan.

Menurut hasil studi klinis ISEL (Iressa Survival Evaluation in Lung Cancer), ada peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada penderita kanker paru-paru dari etnis Asia. Peningkatan kualitas hidup penderita mencapai 40% ketimbang penggunaan placebo yang hanya kurang dari 20%. Obat iressa yang berbentuk tablet 250 mg diberikan kepada penderita kanker paru-paru stadium lanjut atau stadium III dan IV Obat iressa memiliki efek toksin relatif ringan dibandingkan kemoterapi konvensional. Obat tersebut juga bisa mengurangi efek samping, seperti gatal-gatal, diare, dan mual. Efek samping itu muncul saat penderita mengonsumsi obat iressa pada minggu kedua atau ketiga. Akan tetapi, efek ini malah menandakan bahwa obat iressa sudah bekerja dalam tubuhnya.

Paru-paru termasuk organ dalam sistem pernapasan, yang berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbon dioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenal sebagai respirasi atau pernapasan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh struktur bertulang selangka, dan diselaput dinding sebagai pleural yang berisi cairan pleural.

Lebih dari 90% penyakit paru-paru berawal dari bronkitis atau saluran udara yang masuk ke paru-paru. Kanker ini disebut karsinoma sel skuamosa. Kanker tersebut merupakan pertumbuhan tunggal. Tetapi, sering kali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Namun, tidak semua kanker atau tumor dapat dideteksi. Ada beberapa kanker paru-paru yang lebih jarang terjadi, yakni adenoma (kanker jinak) dan sarkoma (kanker ganas). Hanya sebagian kecil kanker paru-paru atau kurang lebih sekitar 10—15% yang menyerang laki-laki dan 5% menyerang perempuan.

Gejala-gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru-paru antara lain batuk terus-menerus dan semakin parah, dahak berdarah dan berubah warna, napas terasa sesak, sakit kepala, rasa nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas, kelelahan kronis, kehilangan selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas, suara serak/parau, serta pembengkakan di wajah atau leher.

Biasanya, gejala-gejala tersebut baru timbul ketika kanker sudah menginjak stadium akhir, yang berarti bahwa perokok tidak akan sadar bahwa ia terkena kanker sejak usia muda. Gejala kanker paru-paru yang sering terjadi di kalangan masyarakat berupa batuk-batuk yang lama pada orang yang merokok, kesulitan bernapas, suara yang berubah dari biasanya, dan batuk lebih dari dua minggu pada orang yang tidak merokok. Masa orang terkena kanker paru-paru sekitar 10—15 tahun. Jika seseorang sudah merokok sejak berusia 15 tahun, maka kemungkinan ia menderita kanker paru-paru saat berusia 35 atau 40 tahun.

Diagnosis kanker paru-paru dibuat berdasarkan jenis tipe sel dan beragam tanda. Salah satu cara yang digunakan adalah mengonsumsi antioksidan (senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas dengan jalan melindungi sel-sel tubuh, khususnya paru-paru). Tetapi, cara ini merupakan jalan terakhir dan bukan pengobatan yang 100% menghambat atau mencegah penyakit kanker. Cara tersebut hanya untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.

Ada beberapa antioksidan yang dapat dikonsumsi, yaitu vitamin A, C, dan E dalam bentuk food suplemen. Antioksidan itu mampu melindungi paru-paru dari oksidasi dan kerusakan fraktur. Sementara itu, jenis-jenis makanan, seperti kedelai, tahu, tempe, dan oncom yang mengandung senyawa genistein juga termasuk antioksidan dan antitumor kuat yang bisa menstimulasi sistem imun. Mekanisme kerjanya adalah menstimulasi pulihnya sel-sel tumor menjadi sel normal, terutama pada kanker paru-paru. Teh hijau yang mengandung bioflavonoid epigallo catechin gallat juga sebagai antioksidan terkuat yang aktivitasnya 10 kali lebih kuat daripada vitamin C.

Adapun jenis-jenis pengobatan terhadap kanker paru-paru ialah operasi, kemoterapi, dan radiasi. Jenis pengobatan ini disesuaikan tingkat perluasan atau penyebaran kanker saat didiagnosis, serta keseluruhan kondisi kesehatan penderita. Operasi merupakan tindakan pengobatan utama pada tahap awal kanker. Penderita yang tidak dapat menjalani operasi bisa beralih ke radioterapi.

Tingkat kesembuhan kanker paru-paru masih sangat besar bila berada pada tahap awal. Sayangnya, kanker paru-paru sangat jarang terdeteksi pada tahap ini. Jika sel kanker sudah menyebar ke daerah lain, maka pilihan pengobatannya adalah kemoterapi dan radioterapi.

Pada umumnya, gejala-gejala pada kanker paru-paru tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita kanker paru-paru mencari bantuan medis setelah berada pada stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini/awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Ditinjau dari tingkat penyebarannya, baik di jaringan paru-paru dan organ tubuh lainnya, kanker paru-paru dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker paru-paru primer yang memiliki dua tipe utama, yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan nonsmall cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) yang mempunyai daya pertumbuhan sangat cepat. Biasanya, sel-sel ini dinamakan oat cell carcinomas (karsinoma sel gandum). Tipe tersebut sangat erat kaitannya dengan perokok. Penanganannya bisa melalui tindakan chemotherapy dan radiation therapy. Sementara itu, NSCLC ialah pertumbuhan sel tunggal, tetapi sering kali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya, adenoma, hamartoma kondromatous, dan sarkoma.

Kedua, kanker paru-paru sekunder sebagai dam-pak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lain. Kanker jenis ini yang sering kali ditemui adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa, atau letak organ yang berdekatan. Beberapa prosedur yang dapat mempermudah diagnosis kanker paru-paru antara lain foto X-ray, CT-scan, toraks, biopsi jarum halus, bronkoskopi, dan USG abdomen.

Pengobatan kanker paru-paru bisa dilakukan dengan beragam cara, yakni pembedahan dengan membuang satu bagian dari paru-paru (misalnya kelenjar getah bening yang terkena kanker), radioterapi atau radiasi menggunakan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker), serta kemoterapi


Kanker Payudara
Kanker payudara merujuk pada tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara. Pada umum-nya, payudara terdiri dari dua tipe jaringan, yakni jaringan kelenjar (glandular) dan jaringan penopang (stromal). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage dan milk duct). sementara itu, jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif. Payudara juga oleh jaringan lymphatic, yaitu jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan dan kotoran.

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut kanker payudara.

Gejala klinis kanker payudara bisa berupa ada-nya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Semula, benjolan itu kecil. Lama-kelamaan, benjolan ini semakin besar, lalu melekat pada kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payu­dara tertarik ke dalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau kecokelatan sampai menjadi oedema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok membesar dan mendalam. Inilah yang akan menghancurkan seluruh payudara.

Dalam banyak kasus, gejala kanker payudara menunjukkan suatu benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama, benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap bentuk, ukuran, atau berat payudara. Selain itu, gejala lainnya ialah timbul benjolan kecil di bawah ketiak. Dan, gejala yang paling parah adalah keluarnya darah, nanah, atau cairan encer dari puting payudara. Kulit payudara pun bisa mengerut seperti kulit jeruk, serta bentuk dan arah puting pun dapat berubah, misalnya puting payudara tertekan ke dalam.

Menurut data The American Cancer Society (2008), diketahui bahwa sekitar 178.000 perempuan Amerika didiagnosis terkena kanker payudara setiap tahun. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian perempuan berusia 40—55 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian perempuan setelah kanker paru-paru. Nah, pada tahun 2008, tingkat kematian lantaran kanker payudara telah menurun dengan dikembangkan dan disosialisasikannya program deteksi awal, serta semakin efektifnya penanganan kanker payudara.

Sekitar 60%, kanker payudara terjadi pada perem­puan berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan sifat serangannya, kanker payudara dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker payudara invasif. Pada jenis kanker ini, sel kankernya merusak saluran dan dinding kelenjar susu, serta menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Kanker tersebut bersifat invasif (menyerang) tanpa menyebar (metastatik) ke simpul limfa ataupun organ lain dalam tubuh.

Kedua, kanker payudara noninvasif. Pada jenis kanker itu, sel kanker terkunci dalam saluran susu, serta tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Ductalcarcinoma in situ (DCIS) termasuk salah satu bentuk kanker payudara noninvasif yang paling sering terjadi (90%). Sedangkan tabular carcinoma in situ (LCIS) adalah bentuk kanker payudara yang jarang terjadi. Meskipun begitu, kanker ini perlu diwaspadai lantaran merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

Pada dasarnya, ada dua tingkat kanker payudara, yaitu kanker payudara yang sering terjadi dan jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1.   Lobular Carcinoma in Situ (LCIS)
Istilah in situ merujuk pada kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel ter-lihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu (lobules). Kebanyakan dokter tidak mengklasifikasikan LCIS sebagai kanker payudara dan sering menganjurkan kepada penderita agar melakukan biopsi payudara saat investigasi medis.

Pasien LCIS dimonitor secara ketat setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan melakukan uji klinis payudara dan mamogram setiap tahun. Pencegahan lain yang mungkin dilakukan ialah memberikan obat-obat tertentu, misalnya tamoxifen atau prophylactic mastectomy. Hal ini dilakukan sebagai usaha preventif.

2.   Ductal Carcinoma in Situ (DCIS)

DCIS merupakan tipe kanker payudara noninvasif yang sering terjadi. DCIS terdeteksi pada mamogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini, rata-rata tingkat bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100%, asalkan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan lemak payudara ataupun bagian lainnya. DCIS memiliki tipe ductal comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS dengan necrosis (area sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi).

3.   Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)

ILC mulai terjadi di dalam kelenjar susu (lobules') pada payudara, tetapi sering menyebar (metastatizes) ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10—15% dari seluruh kejadian kanker payudara.

4.   Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)

IDC dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu pada payudara, lalu menjebol dinding saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. IDC mungkin terjadi di bagian tubuh yang lain. IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, yakni sekitar 80% dari seluruh diagnosis kanker payudara.

Selain beragam jenis kanker payudara yang sering terjadi, ada pula kanker payudara yang jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang jarang terjadi adalah sebagai berikut:

1.   Medullary Carcinoma

Medullary carcinoma adalah jenis kanker payudara invasif yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal. Medullary carcinoma hanya terjadi sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.

2.   Mutinous Carcinoma

Mutinous carcinoma ialah jenis kanker payudara yang jarang terjadi, yang terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi mucm (lendir). Perempuan yang terkena kanker ini memiliki tingkat bertahan hidup yang cukup baik ketimbang perempuan berjenis kanker invasif yang umum terjadi.

3.   Tubular Carcinoma

Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara invasif. Perempuan yang terkena tubular carcinoma memiliki harapan kesembuhan cukup baik. Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.

4.   Inflammatory Breast Cancer

Inflammatory Breast Cancer ialah kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfa ku-lit pembungkus payudara. Kanker payudara jenis inflammatoty memang jarang terjadi (sekitar 1%). Tetapi, jika terjadi, maka perkembangan tumbuhnya bisa cepat.

5.   Paget's Disease of the Nipple.

Paget's disease of the nipple adalah jenis kanker payudara yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke kulit areola dan putting payudara. Terjadinya jenis kanker ini hanya sekitar 1%. Saat terkena kanker itu, kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan. Perempuan yang mengalami kanker jenis tersebut memiliki tingkat kesembuhan lebih baik jika tidak disertai munculnya benjolan.

6.   Phylloides Tumor

Phylloides tumor atau phyllodes adalah jenis kanker payudara yang bisa bersifat jinak ataupun ganas. Tumor phylloides berkembang di dalam jaringan konektif payudara, yang dapat ditangani dengan operas! pengangkatan. Tumor payudara ini sangat jarang terjadi. Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kurang dari sepuluh perempuan di Amerika meninggal karena kanker payudara jenis tersebut.

Pengobatan kanker payudara tergantung pada stadium kliniknya. Salah satu pengobatan kanker payudara ialah mastektomi, yaitu operasi pengangkatan payudara. Sebenarnya, ada tiga jenis mastektomi. Pertama, modified radical mastectomy, yakni operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Kedua, total (simple) mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Ketiga, radical mastectomy, yakni operasi pengangkatan sebagian payudara. Biasanya, radical mastectomy juga disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Pada umumnya, lumpectomy direkomendasikan kepada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Selain mastektomi, kanker payudara juga bisa ditangani dengan penyinaran/radiasi, yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker meng-gunakan sinar-X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa dalam payudara setelah operasi. Efek penyinaran antara lain tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta faktor hemoglobin dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi.

Strategi pencegahan kanker payudara bisa meng-gunakan pencegahan primer dengan cara menghindar-kan diri dari berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Selain itu, kita juga dapat menerapkan pencegahan sekunder. Pencegahan sekunder dilakukan terhadap perempuan yang berisiko terkena kanker payudara.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan cara me-lakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara. Oleh karena itu, skrining dengan mammografi tetap dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa perempuan yang sudah mencapai usia 40 tahun melakukan cancer risk assessement survey. Kematian yang dikarenakan kanker payudara lebih banyak dialami oleh perempuan yang tidak memeriksa payudaranya sendiri.

Sesungguhnya, ada pula bentuk pencegahan tersier yang diarahkan pada perempuan yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat bagi penderita kanker payudara sesuai stadiumnya mampu mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tersier ber-peran penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi. Bila kanker telah jauh berkembang, maka dilakukan tindakan kemoterapi. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan mencari pengobatan alternatif.

Pada dasarnya, kita bisa mencegah terjadinya kan­ker payudara dengan beragam cara. Pertama, menghindari penggunaan bra yang terlalu ketat dalam waktu lama. Kedua, menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol. Ketiga, memeriksa payudara sendiri setiap bulan. Keempat, menghindari terkena sinar-X atau jenis-jenis radiasi lainnya.

Kelima, menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya, kita sering mengonsumsi kedelai beserta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kedelai. Sebab, kedelai mengandung phytoestrogen, yaitu genistein yang berfungsi mengurangi risiko terjadinya kanker payu­dara.

Keenam, berolahraga secara teratur. Ketujuh, me­ngurangi dan menghindari konsumsi makanan berlemak tinggi. Kedelapan, mengatasi stres dengan relaksasi atau meditasi. Kesembilan, mengonsumsi kunyit putih (temu mangga) kurang lebih dua ruas jari setiap hari.

Penderita kanker payudara akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa dan berkepanjangan. Penanganan rasa nyeri tersebut bukanlah hal mudah. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kesulitan penanganan rasa nyeri dikarenakan faktor subjektif dan psikologis. Sebenarnya, sebagian obat bisa digunakan untuk menanggulangi rasa nyeri, tetapi menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu dan memicu timbulnya penyakit lain.

Dalam studi kedokteran, diterangkan bahwa perempuan yang paling berisiko terserang penyakit kanker payudara, yakni perempuan yang memiliki anggota keluarga yang menderita kanker payudara, mengalami haid pertama saat masih muda atau ter-lambat menopause, tidak pernah menyusui anak, terlalu gemuk, tidak pernah melahirkan anak, pernah memperoleh terapi hormon, serta telah mendapatkan radiasi pada payudara.

Kanker payudara mempunyai tingkatan tertentu. Hal ini bisa terlihat dari adanya tingkatan yang disebut stadium dini (0, 1, dan 2), serta stadium lanjut (3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluran susu, tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu ke jaringan terdekat di sekitarnya. Pada stadium 2, terkadang kanker sudah mulai mengganggu kelenjar getah bening.

Pada stadium 3, kanker payudara berada dalam stadium lanjut lokal. Saat itu, garis tengah tumor lebih dari dua inci dan sering kali menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara. Pada stadium 4, kanker telah bermetastasis. Artinya, kanker menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak menuju bagian lain, seperti tulang, hati, paru-paru, dan otak. Kanker payudara dapat membengkak dan pecah. Jika kondisinya seperti itu, maka akan tercium bau busuk dan anyir dari payudara. Saat ini, penderita kanker payudara juga bisa mengalami sesak napas, karena kanker tersebut menekan paru-paru.

Apabila kanker payudara sampai stadium tersebut, maka penderita harus memperhatikan sejumlah larangan atau pantangan. Jika seorang perempuan sudah terserang kanker payudara, maka ia harus menghindari atau mengurangi asupan beberapa jenis makanan. Sebab, makanan atau minuman tertentu dapat memacu pertumbuhan sel abnormal, termasuk kanker payudara. Bahkan, ada beberapa makanan dan yang mengandung zat tumbuh. Jika zat ini dikonsumsi, maka akan merangsang pembesaran kanker. Ada pula yang mengandung karsinogenik sebagai pemicu kanker lantaran proses pengawetan. Dan, ada juga makanan yang dapat mengurangi efek kerja obat dalam tubuh bila dikonsumsi.

Beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi guna mencegah kanker payudara, yaitu taoge, vetsin, tape, es, cabai, garam, kelengkeng, alkohol, nanas, sawi putih, daging merah, rokok, nangka, durian, soft drink, kangkung, dan ikan asin.

Ada pula berbagai bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi secara rutin sebagai antisipasi melawan kanker payudara supaya tidak bertambah akut. Kita bisa mengonsumsi sejenis bahan ataupun campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara, maka kita dianjurkan untuk meminum jus dari bahan-bahan ini. Kita harus meminumnya segelas dua kali sehari.

Sebaiknya, kita mengonsumsi jus yang terbuat dari bahan-bahan, seperti wortel, lobak, pisang raja, belimbing manis, seledri, brokoli, kubis, apel, dan bawang putih. Selain jus tersebut, kita juga bisa minum susu kedelai setengah gelas dua kali sehari. Atau, kita mengonsumsi 100 gram tempe setiap hari.

Kita pun dapat mengonsumsi aneka sayuran hijau pencegah kanker. Di antaranya ialah buncis, daun singkong, kacang panjang, dan daun pepaya. Sebagai pendekatan pengobatan alternatif kanker payudara, kita bisa membuat ramuan rebusan sambil oto, kunyit putih, rumput mutiara, dan keladi tikus, yang diminum pada pagi, siang, dan sore hari. Jika ramuan ini diminum selama 12 hari, maka rasa nyeri berangsur hilang dan benjolan pun menghilang. Kondisi payudara kembali seperti semula tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan itu, kanker payudara berpeluang benar-benar sembuh.

Lemak jenuh yang terkandung dalam sebagian besar makanan dianggap berkaitan erat dengan kan­ker payudara. Namun, sejumlah penelitian lainnya menyatakan hasil yang bertentangan dengan pernyataan tersebut. Sementara itu, sebagian peneliti menganjurkan pola makan dengan kombinasi gizi yang seimbang. Sebuah penelitian membandingkan pola makan 3.600 perempuan yang menderita kanker payudara dan indung telur dengan 3.413 perempuan yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan empat kelompok pola makan.

Pertama, kelompok penganut pola protein hewani, yaitu mengonsumsi daging merah dalam jumlah banyak, lemak jenuh, zink, kalsium, dan sejumlah ma­kanan bergizi lainnya.

Kedua, kelompok yang memiliki pola makan vitamin dan serat dengan kandungan tinggi> vitamin C, betakaroten, dan gizi lainnya yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran.

Ketiga, kelompok penganut pola makan lemak tak jenuh yang berisi kandungan tinggi dari minyak sayur dan minyak ikan, serta vitamin E. Keempat, kelompok yang mempunyai pola makan karbohidrat, protein nabati, dan sodium dengan kandungan yang tinggi.

Dari keseluruhan hasil penelitian ditemukan bahwa kelompok yang memiliki pola makan vitamin dan serat dengan kandungan tinggi adalah kelompok yang berisiko rendah terkena kanker indung telur ketimbang kelompok dengan pola makan rendah vitamin dan serat. Kelompok perempuan yang menganut pola makan lemak tak jenuh berisiko paling rendah ter­kena kanker payudara, sedangkan perempuan yang mengonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi berisiko terkena kanker payudara.

Maka, para dokter menyarankan agar kita mengurangi konsumsi daging merah dan makanan yang mengandung lemak jenuh, memperbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan, gandum dan padi-padian, serta mengonsumsi lemak tak jenuh. Sebenarnya, ada sejumlah langkah yang dapat mencegah kanker payudara.

Pertama, berolahraga tiga kali seminggu selama 20 menit. Olahraga bisa menjadikan jantung bekerja di atas level istirahat, yang sanggup memperkuat otot jantung dan peredaran darah ke sel, sehingga dapat meningkatkan kinerja jantung dan berimbas terhadap menurunnya risiko terserang kanker.

Kedua, mempertahankan kondisi tubuh ideal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti University of Texas Medical Andersen Cancer Center menunjukkan bahwa perempuan dengan berat badan berlebih, terutama yang sudah menopause, lebih rentan terhadap kanker payudara daripada perempuan yang memiliki tubuh ideal.

Ketiga, melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri setiap bulan. Dalam kondisi normal, payudara kiri dan kanan memang tidak 100% simetris. Namun, saat perempuan terkena kanker payudara, perbedaan ukuran payudara terlihat sangat mencolok. Sebaiknya, ia meraba dan memijat lembut daerah payudara dan sekitarnya. Jika terdapat benjolan abnormal dan terka-dang terasa sakit, hendaknya ia segera menghubungi dokter untuk memastikannya.

Keempat, melakukan mammograrn setahun sekali setelah berumur di atas 40 tahun. Mengobati kanker sejak dini berpeluang besar terhadap kesembuhan kanker payudara. Oleh karena itu, perempuan yang berusia di atas 40 tahun atau yang sudah menopause sangat dianjurkan untuk melakukan mammograrn setahun sekali.

Kelima, minum susu yang mendukung kesembuhan kanker payudara. Sebenarnya, hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif lengkap. Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar dan ada pula yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Kita bisa mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, misalnya keju, es krim, dan yoghurt

Kanker Perut
Kanker perut atau stomach cancer adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tumor yang berada di seputar perut. Orang-orang yang didiagnosis menderita kanker perut jarang mengalami gejala pada tahap awal. Biasanya, gejala yang muncul seperti sakit perut lainnya, yakni adanya rasa mual ataupun muntah-muntah.

Sebagaimana kanker lainnya, perawatan kanker pe­rut ialah operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi. Sering kali, dokter akan memutuskan bahwa pendekatan terbaik adalah melibatkan dua atau beberapa metode pengobatan. Sebenarnya, penyebab kanker perut cukup bervariasi.

Jika penyebab kanker perut berhubungan dengan makanan, maka hal ini bisa dikarenakan aroma sedap sosis, daging asap, dan ham. Daging olahan juga dapat memperbesar risiko menderita kanker perut. pernyataan tersebut muncul dari kompilasi lima belas penelitian yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan di Lembaga Kesehatan, Institut Karolinska, Swedia. Temuan tersebut dimuat dalam jurnal National Cancer Institute, Amerika Serikat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi minimal 30 gram daging olahan setiap hari dalam jangka waktu sepuluh tahun akan me­ngalami peningkatan risiko kanker perut 15—38%. Penelitian ini diterapkan pada 4.704 responden selama 1996-2006. Ternyata, penyebab kanker bersumber dari garam dan zat asam nitrat yang ditambahkan ke dalam daging supaya awet.

Kanker perut termasuk jenis kanker yang paling banyak diderita oleh manusia. Dari sepuluh orang yang meninggal karena kanker, satu di antaranya dikarenakan kanker perut. Para peneliti meyakini bahwa penderita kanker perut semakin bertambah seiring bervariasinya produk makanan olahan.

Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa infeksi Pylori menyebabkan luka pada perut dan inflamasi pada lapisan perut. Infeksi pylori juga dapat ber-kontribusi sebagai penyebab kanker perut dan kanker sistem pencernaan lainnya.

Ada jenis obat antibiotik yang mampu mencegah kanker perut. Benjamin Chun-Yu Wong dari University of Hong Kong pernah melakukan sebuah studi yang melibatkan 1.630 laki-laki dan perempuan dari Provinsi Fujian, bagian selatan Cina. Dari hasil studi ini, ditemukan bahwa 988 penderita yang mengonsumsi antibiotik terbukti tidak menderita kanker perut. Sisanya, orang-orang yang mengonsumsi obat antisakit perut yang tak mengandung antibiotik justru menderita kanker perut. Hasil studi tersebut dipublikasikan secara detail dalam Journal of The American Medical Association tahun 2008.

Ditinjau dari segi pendekatan penyembuhan her­bal, manfaat buah pisang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker perut. Supaya kita bisa membuat ramuan pisang, kita mengumpulkan bahan-bahannya, yaitu tunas/anak batang pohon pisang dan sepotong tumbuhan benalu teh. Cara membuatnya ialah anak pisang diparut, lalu diambil airnya sebanyak 4 gelas. Kemudian, air itu direbus bersama benalu teh hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Setelah matang, kita meminumnya segelas dalam dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

Kita pun perlu mengonsumsi minuman teh. Ternyata, minuman teh tidak sekadar melepaskan rasa dahaga, tetapi berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Minuman ini bisa mencegah kanker perut dan gigi berlubang. Untuk mencegah kanker perut, teh yang baik diminum berjenis teh hijau yang mengandung zat antioksidan. Hal itu berdasarkan riset terkini mengenai manfaat teh hijau yang telah dibuktikan mampu mencegah terjadinya kanker perut. Segelas minuman teh hijau yang dikonsumsi setiap hari sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan peradangan pada lambung. Peradangan inilah yang menjadi salah satu penyebab kanker perut.

Berdasarkan laporan yang dimuat dalam Interna­tional Journal of Cancer, April 2009, diketahui bahwa 600 laki-laki dan perempuan di Cina yang mengonsumsi teh hijau hanya berisiko setengah kali mengidap penyakit gastritis kronis ataupun kanker perut, terutama lambung. Di Cina, penyakit ini termasuk jenis kan­ker yang paling banyak menyerang laki-laki dan perempuan.

Menurut pimpinan penelitian tersebut, yakni dr. Zou-Feng Zhang dari Universitas California, temuan riset pertama ini mampu membuktikan bahwa konsumsi teh hijau mampu mencegah terjadinya gastritis kronis. Penelitian itu menerangkan manfaat teh hijau dalam pengobatan dan terapi preventif bagi masyarakat yang berisiko tinggi terkena kanker perut. Teh hijau dapat menurunkan insiden kanker perut dalam kurun waktu lama. Maka, semakin sering mengkonsumsi teh hijau, semakin rendah risiko terkena kanker perut.



Kanker Prostat
Kanker prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% laki-laki berusia di atas 70 tahun, dan semua laki-laki yang berumur di atas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu karena penyebarannya sangat lambat. Kelenjar prostat ialah organ kelamin laki-laki yang memproduksi air mani, serta cairan yang membantu sperma untuk "berenang" semasa ejakulasi. Letaknya di bawah kandung kemih dan sekitar saluran kencing.

Kanker prostat dikarenakan konsumsi lemak yang tinggi dan peningkatan kadar hormon testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor tiga pada laki-laki, serta termasuk penyebab utama kematian laki-laki yang berusia di atas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada laki-laki yang umurnya kurang dari 40 tahun. Laki-laki yang berisiko lebih tinggi menderita kanker prostat adalah laki-laki kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun, misalnya petani dan pelukis. Angka kejadian terendah ditemukan pada laki-laki Jepang dan vegetarian.
Kanker prostat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu stadium A, B, C, dan D. Pada stadium A, benjolan/tumor sebagai cikal bakal kanker tidak dapat diraba saat pemeriksaan fisik. Biasanya, tumor itu ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lainnya.

Pada stadium B, tumor terbatas pada prostat, dan biasanya ditemukan saat pemeriksaan fisik. Pada sta­dium C, tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening. Sementara itu, pada stadium D, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya, misalnya tulang dan paru-paru. Gejala yang umum terjadi pada kanker prostat antara lain air seni berwarna merah karena mengandung darah, atau terjadinya penahanan air seni secara mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang, terutama tulang panggul, iga, dan tulang belakang. Atau, kanker telah menyebar ke ginjal, sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal. Setelah kanker menyebar, biasanya penderita mengalami anemia. Kanker prostat juga dapat menyebar ke otak, yang menyebabkan kejang dan gejala mental atau neurologis lainnya.

Sementara itu, gejala-gejala kanker prostat lainnya yang bisa dikenali, yakni rasa nyeri ketika ejakulasi, rasa nyeri di punggung bagian bawah, rasa nyeri ketika buang air besar, sering buang air kecil, rasa nyeri di tulang saat ditekan, rasa nyeri di perut, penurunan berat badan, serta adanya darah dalam air seni dan air mani.

Cara terbaik untuk mengetahui atau mendiagnosis kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Sedangkan pemeriksaan darah dilakukan dengan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat. Jika ditemukan benjolan saat pemeriksaan colok dubur, hendaknya segera dilakukan pemeriksaan USG. Dengan rontgen atau scanning tulang, bisa diketahui terjadinya penyebaran kanker ke tulang.

Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, yang tergantung pada stadiumnya. Pada stadium awal bisa digunakan pengangkatan prostat dan terapi penyinaran. Jika kanker telah menyebar, maka perlu dilakukan manipulasi hormonal guna mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pe­ngangkatan testis. Selain manipulasi hormonal, dapat pula dilakukan kemoterapi.



Kanker Rahim
Kanker rahim atau kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel kanker di mulut rahim/serviks yang abnormal. Disana, sel-sel kanker tersebut mengalami perubahan ke arah displasia atau keganasan. Kanker ini hanya menyerang perempuan yang pernah atau sedang dalam status sexually active. Jadi, jika seorang perempuan tidak pernah melakukan hubungan seksual, maka ia tidak akan mengalami kanker rahim.

Biasanya, kanker rahim menyerang perempuan yang berumur 35—55 tahun. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa perempuan yang masih muda tidak bisa mengalaminya. Sesungguhnya, perempuan yang muda pun dapat menderita kanker rahim, asalkan memiliki faktor resikonya. Pada umumnya, perempuan yang terinfeksi oleh HPV mengalami infeksi ini sesaat setelah aktif secara seksual pada usia 20—35 tahun. Masa perkembangan ke arah kanker rahim terjadi pada periode 10—20 tahun.

Penyebab terjadinya kelainan sel-sel leher rahim tidak bisa diketahui secara pasti. Meskipun begitu, kita perlu mencermati beberapa faktor risiko yang turut berpengaruh terhadap kanker rahim.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. HPV (Human Papilloma Virus}. HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil di daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.

2. Merokok. Tembakau yang terkandung dalam rokok bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.

4. Berganti-ganti pasangan seksual.

5. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

6. Pemakaian pil KB.

7. Infeksi herpes genitals atau infeksi klamidia yang menahun.

Semula, kanker rahim dapat berupa lesi prakanker. Perubahan prakanker tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi, kecuali jika perempuan menjalani pemeriksaan panggul. Biasanya, gejala baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi ganas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Saat itulah, muncul gangguan menstruasi, pendarahan vagina, dan keputihan. Jika kanker terus berkembang, timbullah berbagai gejala, misalnya berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, rasa nyeri di panggul, punggung, dan tungkai, keluarnya air kemih dan tinja dari vagina, serta patah tulang. Kita mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan hidup ternyata menjadi pemicu munculnya kanker rahim. Salah satu kebiasaan yang dimaksud adalah perempuan mencuci vaginanya dengan antiseptik tertentu lantaran ingin selalu bersih dan wangi. Padahal, ia tidak mengacu pada saran dan anjuran dokter. Atau, ia sering menaburkan bedak bubuk pada vagina.

Nah, supaya kita terhindar dari kanker rahim, hendaknya kita melakukan pemeriksaan sejak dini dan berkala. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi adanya kelainan sel, sehingga kasus kematian karena kanker rahim bisa berkurang hingga 90%. Pemerik­saan tersebut dapat dilangsungkan di puskesmas. Dari puskesmas, hasil pemeriksaan akan dikirimkan ke laboratorium. Caranya, dokter menggunakan spatula atau sejenis sikat halus untuk mengambil lendir leher rahim. Selanjutnya, lendir itu dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda. Kemudian, seorang ahli sitologi akan menguji sel-sel leher rahim ini meng­gunakan mikroskop.

Sesungguhnya, prakanker membutuhkan proses dan waktu yang lama agar bisa menjadi kanker. Dengan adanya deteksi sejak dini, maka kita dapat mengobatinya lebih dini, sehingga tingkat penyembuhannya mampu mencapai 100%. Hal ini bisa diwujudkan dengan pengobatan yang efektif agar sel-sel kanker berhenti tumbuh dan mulai mengarah ke kondisi abnormal. Tentunya, keadaan tersebut semakin optimal jika masih dalam tahap prakanker. Saat ini, dokter melakukan kombinasi vaksinasi HPV dan screening (pemeriksaan kanker) yang berguna untuk mencegah penyakit tersebut. Vaksin HPV bisa melindungi tubuh dari kanker, yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Vaksin tersebut juga dapat membantu menangkal timbulnya kutil di daerah genital, yang dikarenakan HPV 6 dan 11. Keyakinan hasil uji klinis itu menunjukkan bahwa vaksin-vaksin ini sanggup menangkal infeksi HPV, serta mencegah lesi prakanker pada perempuan yang belum terinfeksi HPV sebelumnya.

Upaya pencegahan kanker rahim bisa dilakukan dengan cara mencegah hubungan seksual pada usia dini, mencermati jumlah pasangan seks, dan mengurangi/menghilangkan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan risiko perilaku seksual yang dikarenakan virus papiloma. Pencegahan yang dianggap lebih efektif adalah memberikan vaksinasi kepada remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin tersebut dinamakan gardasil. Vaksin itulah yang mampu mencegah infeksi yang mengarah pada timbulnya kanker rahim.

Cara pengobatan kanker rahim yang biasa di­lakukan ialah pemanasan, diathermy, penggunaan sinar laser, dan cone biopsi (mengambil sedikit sel di rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan). Pemeriksaan ini dilakukan oleh ahli kandungan. Jika penyakit telah sampai tahap prakanker, dan kanker rahim berhasil dideteksi, maka ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan. Pertama, operasi dengan cara mengambil daerah yang terserang kanker. Biasanya, yang diambil adalah uterus beserta leher rahimnya. Kedua, radioterapi dengan menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi, yang dapat dilakukan secara in­ternal maupun eksternal. Ketiga, kemoterapi. Penderita kanker rahim di Indonesia berjumlah sangat banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, saat ini, di Indonesia ada 100 kasus per 100 ribu penduduk, atau 200 ribu kasus setiap tahun, Selain itu, lebih dari 70% kasus yang didapati di rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kanker rahim antara lain penurunan harapan hidup, lamanya penderitaan, dan tingginya biaya pengobatan.

Berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais, pasien yang menderita kanker serviks pada stadium lanjut pada tahun 1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. Dan, sekitar 65% pasien berada pada stadium lanjut. Angka ketahanan hidup dalam dua tahun stadium lanjut tersebut berkisar 53,2%, sedangkan pada stadium awal mencapai 90%.

Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa program penapisan kanker serviks tak hanya menyelamatkan jiwa manusia, tetapi biaya yang dikeluarkan pun lebih murah. Sebagai perbandingan, program penapisan bagi satu orang untuk setiap lima tahun menghabiskan US$ 100, dan pe­rempuan masih dapat bekerja lantaran terhindar dari kanker serviks. Namun, di sisi lain, biaya pengobatan kanker US$ 2600, dari perempuan tidak dapat bekerja lagi. Sebenarnya, ada beragam kebiasaan hidup yang semestinya dihindari guna mencegah timbulnya kanker rahim.



Kanker Rongga Mulut
Penyakit-penyakit jaringan lunak rongga mulut termasuk salah satu bahan kajian para ahli, terutama dengan meningkatnya kasus kematian yang dikarenakan kanker rongga mulut. Kanker ini banyak menyerang penduduk di negara berkembang. Kanker tersebut banyak menimpa laki-laki.

Keabnormalan dan kematian yang disebabkan oleh kanker rongga mulut dinilai masih tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya deteksi dini dan identifikasi terhadap kelompok berisiko tinggi, serta kegagalan dalam mengontrol kesehatan mulut. Untuk mengatasi masalah itu, WHO telah membuat petunjuk untuk mengendalikan kanker mulut, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang. Pengendalian ter­sebut berdasarkan tindakan pencegahan primer, yang prinsip utamanya ialah mengurangi dan menjauhkan diri dari bahan-bahan yang bersifat karsinogen.

Selain pencegahan primer, WHO juga menerap-kan pendekatan kedua atau pencegahan sekunder, yaitu mendeteksi kanker rongga mulut sejak dini. Pada umumnya, untuk mendeteksinya, dokter akan melakukan anamnese dan pemeriksaan klinis, yang diperkuat oleh pemeriksaan tambahan di laboratorium.

Faktor-faktor penyebab kanker rongga mulut dibedakan menjadi tiga. Pertama, faktor lokal yang meliputi rongga mulut yang kotor, iritasi kronis dari restorasi gigi-gigi karies/akar gigi, pemakaian gigi palsu, dan lain sebagainya. Kedua, faktor luar yang berupa zat karsinogen kimia dalam rokok. Ketiga, faktor usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi, dan genetik.

Sebagian besar kanker rongga mulut baru diketahui saat stadium lanjut, yang biasanya sudah ada sejak berbulan-bulan yang lalu, atau bahkan lebih lama daripada itu. Akibatnya, prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk. Kondisi ini dikarenakan diagnosis dan perawatan yang terlambat.

Faktor yang dapat menimbulkan keterlambatan tersebut antara lain perkembangan kanker pada tahap awal sering kali tidak menimbulkan keluhan. Biasanya, orang-orang yang sudah tua dan lemah tidak ingin repot memeriksakan diri ke dokter. Selain itu, pendidikan masyarakat yang masih rendah juga turut mendukung keterlambatan diagnosis kanker.

Beragam faktor yang lain, yaitu dokter gigi kurang teliti saat melakukan pemeriksaan rutin rongga mulut, tidak diketahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut, atau adanya keraguan lantaran tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran klinis keganasan mulut, sehingga terlambat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pada tingkat pemeriksaan klinis, dokter gigi boleh menggunakan sikat. Pada sejumlah penelitian, diketahui bahwa biopsi dengan cara disikat menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dalam memeriksa area rongga mulut.

Secara spesifik, ada sejumlah tanda yang meng-indikasikan kanker rongga mulut. Di antaranya ialah bercak putih dan bersisik, bintik pigmen yang tiba-tiba ukurannya membesar, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang tanggal secara tiba-tiba tanpa riwayat trauma pada rahang, mati rasa pada rongga mulut, rasa sakit sewaktu menggerakkan rahang, adanya gumpalan pada leher, wajah, atau jaringan mulut, serta luka pencabutan gigi yang tidak kunjung sembuh.

Bila terdapat salah satu atau beberapa tanda terse-but, dokter gigi harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kanker rongga mulut pada tahap awal. Sesungguhnya, ada beragam pencegahan sekaligus pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker rongga mulut.

Pertama, menghindari cahaya matahari dapat mengurangi risiko terjadinya kanker bibir. Kedua, menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan bisa mencegah sebagian besar kanker mulut. Ketiga, memperhalus tepian gigi yang patah atau menambal-nya. Keempat, vitamin antioksidan (vitamin C dan E, serta betakaroten) mampu memberikan perlindungan tambahan.

Apabila cahaya matahari mengenai daerah bibir yang luas dan menyebabkan kerusakan, maka bisa dilakukan "pencukuran bibir". Pada teknik ini, seluruh lapisan terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser, untuk mencegah berkembangnya kanker. Keberhasilan pengobatan kanker mulut dan bibir sangat tergantung pada seberapa jauh kanker telah berkembang. Kanker mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh, tetapi cenderung menyusup ke dalam kepala dan leher. Jika seluruh kanker dan jaringan normal di sekitar kanker diangkat sebelum kanker menyebar ke kelenjar getah bening, maka angka kesembuhannya tinggi. Sebaliknya, bila kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, ja­rang terjadi penyembuhan.

Selain mengangkat kanker dalam mulut, pembedahan juga mengangkat kelenjar getah bening di bawah dan belakang rahang, serta di sepanjang leher. Penderita kanker mulut atau tenggorokan bisa men-jalani terapi penyinaran dan pembedahan, ataupun hanya penyinaran.

Terapi penyinaran sering kali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita menjadi kering, yang dapat memicu timbulnya aktivasi (karies gigi) dan masalah gigi lainnya. Tulang rahang yang terkena penyinaran tidak akan sembuh dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya masalah gigi diobati sebelum dilakukan terapi penyinaran.

Sebaiknya, gigi yang diduga bakal menimbul-kan masalah dicabut. Kebersihan gigi dan mulut sangat penting bagi penderita yang telah menjalani terapi penyinaran untuk mengatasi kanker mulut. Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi sangat terbatas. Dan, terapi utamanya adalah pembedahan dan penyinaran.

Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan menunjukkan suatu perubahan pada sekumpulan sel yang membelah diri, yang jumlahnya semakin banyak dan tidak terkendali. Kendati perubahan tersebut merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam tubuh sebagai proses regenerasi dari sel-sel yang rusak, namun pengontrolan perubahan sel tidak lagi berfungsi secara normal. Oleh karena itu, keadaan semacam ini disebut penyakit kanker.

Kanker bukanlah penyakit infeksi yang terjadi karena kuman, melainkan tumbuh dari sel-sel organ itu sendiri, yang mengalami mutasi genetis. Mutasi genetic tersebut menyebabkan sel tumbuh tidak normal dan bersifat destruktif, serta tidak mengikuti aturan hukum-hukum pertumbuhan dan cenderung merusak.

Kanker bisa tumbuh di bagian tubuh mana pun, termasuk tenggorokan. Namun, dengan catatan bahwa tidak semua sel kanker dapat tumbuh secara progresif di tempat lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pertahanan tubuh (sistem imun) dan syarat tumbuh di tempat baru yang tidak didapati di sana, misalnya tidak adanya zat karsinogen dan oksidasi oleh suatu oksidan, seperti radikal bebas.

Sama halnya dengan tumor, kanker mempunyai ciri-ciri klinis tersendiri antara lain adanya benjolan yang mudah diraba, penurunan berat badan, kekurangan sel-sel darah merah, gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, serta menurunnya fungsi indra perasa terhadap makanan dan minuman.

Human Papilloma Vims (HPV) adalah virus yang dapat menyebabkan munculnya benjolan kecil atau kutil pada alat kelamin dan kanker serviks. Perpindahan virus HPV melalui oral seks bisa mengakibatkan kanker tenggorokan. Secara spesifik, kanker ini didefinisikan sebagai kanker orofaring yang mampu bersarang di amandel, pangkal lidah, langit-langit mulut, serta bagian belakang tenggorokan.

Para peneliti menemukan bahwa kanker tenggo­rokan mirip infeksi HPV yang menyebar melalui oral seks. Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kanker tenggorokan semakin banyak dialami ketimbang kanker otak dan kanker leher. Kanker ini termasuk jenis kanker yang langka. Kasusnya mencapai 10.000 dari 45.000 ganasnya kanker otak dan leher yang terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Meskipun begitu, pengaruhnya bersifat tetap dan menyeluruh.

Gejala-gejala awal kanker tenggorokan antara lain telinga berdenging secara terus-menerus, pilek yang berlangsung lama dan disertai darah, suara parau yang berkepanjangan, seeing mimisan, rasa nyeri saat menelan sesuatu, perubahan suara (hoarseness), tumbuhnya benjolan di leher, rasa sakit pada teng­gorokan, batuk yang keras (persistent cough), suara bernada tinggi karena terjadinya gejolak aliran udara pada saluran udara bagian atas (stridor), napas berbau, serta rasa sakit pada telinga.


Kanker Tulang
Gejala paling umum dari kanker tulang ialah adanya rasa nyeri. Pada kebanyakan kasus, gejala tersebut menjadi berangsur-angsur parah seiring per-jalanan waktu. Semula, rasa nyeri mungkin hanya hadir sewaktu malam atau dikarenakan aktivitas tertentu. Pada beberapa kasus, suatu massa atau gumpalan mungkin dirasakan pada tulang atau jaringan yang mengelilingi tulang. Tulang-tulang yang terkena kanker bisa melemah dan menjurus pada patah tulang setelah terluka. Terkadang, gejala-gejala kanker tulang berupa demam, menggigil, keringat mengucur deras sewaktu malam, serta kehilangan berat badan.

Kanker tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang membentuk tulang. Lebih dari 2.000 orang di Amerika didiagnosis setiap tahun terkena kanker tulang. Kanker tulang menyerang anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua.

Sebenarnya, ada banyak tipe kanker tulang. Di antaranya ialah osteosarcoma, ewing's sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma. Osteosarcoma adalah kanker tulang ganas utama yang paling umum. Kanker tulang me­nyerang laki-laki berumur 10-25 tahun, namun juga menyerang laki-laki dewasa dan orang tua.

Osteosarcoma sering kali menyerang tulang-tulang pada lengan dan kaki di area pertumbuhan yang cepat sekitar lutut dan bahu (pundak). Tipe kanker ini sangat agresif dengan risiko penyebaran sampai paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari lima tahun sekitar 65%.

Ewing's sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orang-orang yang berumur 4-15 tahun. Kanker jenis itu jarang menyerang laki-laki yang berusia lebih dari 30 tahun. Kanker ini menyerang pertengahan tulang-tulang panjang dari lengan dan kaki. Angka kelangsungan hidup dari tiga tahun sekitar 65 %. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah bila kanker telah menyebar ke paru-paru atau jaringan lain dari tubuh.

Chondrosarcoma ialah tumor tulang kedua yang paling umum dan termasuk 25% kanker tulang yang ganas. Kanker tersebut timbul dari sel-sel tulang rawan dan bisa tumbuh dengan sangat agresif atau relatif perlahan. Tidak seperti kanker tulang lainnya, chondrosarcoma menyerang laki-laki yang berusia di atas 40 tahun. Kanker itu dapat menyebar ke paru-paru dan simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma bisa mempengaruhi tulang-tulang dari pelvis dan pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun terhadap bentuk yang agresif adalah 30%. Tetapi, angka kelangsungan hidup bagi kanker yang tumbuhnya perlahan ialah 90%.

Malignant fibrous bistiocytoma adalah jenis kanker tulang yang mempengaruhi jaringan lunak, termasuk otot, ligamen, tendon, dan lemak. Kanker ini menyerang seseorang yang berumur 50—60 tahun. Kanker tersebut menyerang anggota-anggota tubuh (kaki dan tangan), dan dua kali lebih banyak menimpa laki-laki ketimbang perempuan. Angka kelangsungan hidup sekitar 35-60%.

Fibrosarcoma termasuk kanker tulang yang jarang terjadi daripada kanker tulang lainnya. Kanker itu banyak diderita oleh seseorang yang berumur 35—55 tahun. Kanker. tersebut menyerang jaringan lunak dari kaki di belakang lutut. Biasanya, kanker ini lebih banyak diderita oleh laki-laki ketimbang perempuan.

Chordoma adalah suatu tumor yang sangat jarang terjadi dengan kelangsungan hidup rata-rata enam tahun setelah didiagnosis. Kanker tersebut menyerang orang dewasa yang berumur di atas 30 tahun, dan dua kali lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Kanker itu menyerang tulang belakang ujung bawah atau ujung atas.

Selain berbagai tipe kanker tulang tersebut, ada pula tipe kanker tulang lainnya, yakni lymphoma dan multiple myeloma. Lympboma adalah kanker yang timbul dari sel-sel sistem imun, terutama di simpul-simpul getah bening. Sementara itu, multiple myeloma menyerang tulang-tulang, namun biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu kanker tulang, karena ia termasuk tumor dari sel-sel sumsum tulang, bukan sel-sel tulang

Kanker tenggorokan termasuk penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang penduduk di Indonesia. Sebenarnya, penderita kanker membutuhkan dukungan dan perhatian dari pihak keluarga. Dukungan tersebut dapat menstimulasi kerja hormon, yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menguatnya kekebalan tubuh berarti menutup peluang bagi kanker untuk menyebarkan sel-sel kanker ke bagian tubuh yang masih sehat
  

Kanker Usus Besar
Sebagai saluran terakhir pada proses pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker lantaran makanan yang dikonsumsi. Hal ini perlu dicermati dengan saksama. Pada kasus kanker usus besar, ada sejumlah faktor yang bisa dideteksi sebagai gejala-gejalanya. Di antaranya ialah rasa lelah, sesak napas sewaktu bekerja, kepala terasa pening, terjadinya pendarahan pada rektum, rasa kenyang yang bersifat sementara, kram lambung, munculnya tekanan pada rektum, adanya darah dalam tinja sebagaimana yang terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, wasir, wajah pucat, malnutrisi, badan lemah, kurus, adanya cairan dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limfa.

Kanker usus besar bisa dikarenakan berbagai penyebab. Pertama, kontak dengan zat-zat kimia tertentu, seperti logam berat, toksin, ototoksin, serta gelombang elektromagnetik. Kedua, pola makan yang buruk, misalnya terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat. Ketiga, zat besi yang berlebihan pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing, serta transfusi darah.

Keempat, adanya lemak jenuh dan asam lemak omega 6 (asam lion). Kelima, mengonsumsi minuman beralkohol, terutama bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon. Keenam, obesitas. Ketujuh, bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.

Jika terjadi hal-hal seperti itu, maka perlu dilaku­kan pemeriksaan medis. Di antaranya ialah fiberoptik kolonoskopi, yaitu memasukkan sejenis pipa yang terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat ini bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan ada atau tidaknya polip dalam usus. Selain fibroptik kolonos­kopi, ada juga pemeriksaan medis lainnya, yakni CT-scan dan pemeriksaan darah untuk memastikan ada atau tidaknya tumor berjenis carcino embryonis antigen dalam darah.

Apabila sudah didiagnosis adanya kanker, maka bisa dilakukan beragam perawatan, yaitu kemoterapi, radiasi, operasi yang berupa pemotongan usus besar yang sakit, lalu menyambungkan kembali dua ujung usus besar yang sehat, operasi menggunakan teknik laparoskopi yang dilakukan dengan alat-alat kecil, yang dioperasikan melalui lubang-lubang kecil di be-berapa titik perut dan dipantau lewat layar monitor.

Sementara itu, untuk mencegah terjadinya kanker, kita dapat melakukan beberapa tindakan. Pertama, mengonsumsi banyak makanan berserat guna memperlancar buang air besar, serta menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. Kedua, mengonsumsi asam lemak omega 3 yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.

Ketiga, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalsium, vitamin A, C, D, dan E, serta betakaroten. Keempat, mengonsumsi susu yang mengandung lactobadllus addopbilus. Kelima, berolahraga dan banyak bergerak, sehingga semakin mudah dan teratur buang air besar. Keenam, hidup rileks dan mengurangi stres.

Leukemia (Kanker Darah)
Dalam perkembangan penyakit kanker, ada dua jenis kanker yang mesti dicermati secara saksama, yaitu leukemia dan tumor. Leukemia merupakan tipe kanker yang menunjukkan bahwa sel darah putih membelah diri terlalu cepat. Terkait itu, kita mengetahui bahwa semua sel darah dibentuk di tulang sumsum. Leukemia menyebabkan tulang sumsum tersumbat oleh sel darah putih, sehingga tidak ada ruang bagi sel sehat untuk tumbuh. Inilah yang menyebabkan penderita leukemia merasakan sakit.

Sesungguhnya, tumor adalah kanker yang tumbuh menjadi gumpalan. Tumor dapat tumbuh di bagian mana pun pada tubuh. Jika sel yang tumbuh terlalu cepat di dalam tulang, maka bisa menjadi tumor tangan atau kaki. Bila letaknya di kepala, maka akan menjadi tumor otak. Tumor mampu merusak bagian tubuh sehat yang berada di sekitarnya, dan inilah yang menyebabkan penderita tumor merasakan sakit.

Leukemia adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang .(bone marrow). Sumsum tulang dalam tubuh memproduksi tiga tipe sel darah. Di antaranya ialah sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh untuk melawan infeksi), sel darah merah (ber­fungsi membawa oksigen ke dalam tubuh), dan pla­telet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Pada umumnya, leukemia muncul pada diri se-seorang sejak kecil. Tanpa diketahui dengan jelas | penyebabnya, sumsum tulang telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Jika normal, sel darah putih akan mere-produksi ulang bila tubuh memerlukannya, atau ada tempat bagi sel darah tersebut. Tubuh seseorang akan memberikan tanda/signal secara teratur, yang menunjukkan waktu sel darah bereproduksi kembali.

Pada kasus leukemia, sel darah putih tidak me-respons tanda/signal yang diberikan. Akibatnya, terjadilah produksi yang berlebihan dan tidak terkontrol (abnormal), yang akan keluar dari sumsum tulang, serta ditemukan dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih abnormal yang berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya. Sese­orang dengan kondisi seperti ini akan menunjukkan beberapa gejala, misalnya mudah terkena penyakit infeksi, anemia, dan pendarahan.

Di antara jenis penyakit leukemia ialah leukemia akut. Leukemia ini ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan mem-buruk. Apabila kondisi tersebut tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian dalam hitungan minggu atau hari. Selain leukemia akut, ada juga leukemia kronis. Leukemia itu memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga seseorang memiliki harapan hidup yang lebih lama atau lebih dari setahun.

Leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Jika saat pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel linafoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mem-pengaruhi sel myeloid, seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, dinamakan leukemia mielositik.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka leukemia dibedakan menjadi empat tipe. Pertama, leukemia limfositik akut (LLA) yang paling sering menyerang anak-anak. Penyakit ini juga dialami oleh orang de­wasa, terutama yang telah berumur 65 tahun atau lebih. Kedua, leukemia mielositik akut (LMA). Leukemia jenis itu lebih sering terjadi pada orang dewasa ketimbang anak-anak. Dahulu, tipe tersebut dinamakan leukemia nonlimfositik akut.

Ketiga, leukemia limfositik kronis (LLK). Leukemia itu diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Terkadang, leukemia ini menyerang remaja, dan sangat jarang ditemui pada anak-anak. Keempat, leukemia mielositik kronis (LMK) yang sering dialami oleh orang dewasa, dan jarang menyerang anak-anak.

Hingga sekarang, penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, diketahui bahwa ada empat faktor yang diduga mem-pengaruhi frekuensi terjadinya leukemia. Pertama, radiasi. Hasil riset menerangkan bahwa para pegawai radiologi sering menderita leukemia. Leukemia ditemukan pada korban hidup dalam kejadian bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Kedua, leukemogenik. Beberapa zat kimia diduga dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan (bencana), bahan kimia industri (misalnya insektisida), serta obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi. Ketiga, herediter. Penderita down syndrome memiliki insidensi leukemia akut dua puluh kali lebih besar ketimbang orang normal. Keem­pat, virus. Beberapa jenis virus bis a menyebabkan leu­kemia, seperti retrovirus dan virus leukemia feline.

Gejala-gejala leukemia pada seseorang mungkin berbeda dengan orang lainnya. Walaupun begitu, ada beberapa gejala umum yang dapat ditemui pada banyak orang. Pertama, anemia. Penderita mudah lelah, pucat, dan bernapas cepat. Pada penderita anemia, jumlah sel darah merah di bawah normal, sehingga menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang. Akibatnya, penderita akan bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh.

Kedua, pendarahan. Ketika platelet (sel pembeku darah) tidak diproduksi secara wajar lantaran didominasi oleh sel darah putih, maka penderita mengalami pendarahan di jaringan kulit, yang ditunjukkan dengan banyaknya jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit.

Ketiga, terserang infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah putih yang terbentuk bersifat tidak normal (abnormal), sehingga tidak berfungsi dengan semestinya. Akibatnya, tubuh penderita rentan terhadap infeksi virus/bakteri. Bahkan, iapun menderita demam, keluar cairan putih dari hidung, dan batuk.

Keempat, rasa nyeri pada tulang dan persendian. Rasa nyeri ini dikarenakan sumsum tulang (bone marrow) terdesak oleh sel darah putih. Kelima, rasa nyeri pada perut. Rasa nyeri itu termasuk salah satu indikasi gejala leukemia. Sebenarnya, sel leukemia bisa terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu, yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri ini dapat menghilangkan selera makan.

Keenam, pembengkakan kelenjar limfa. Penderita berkemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar limfa, baik di bawah lengan, leher, dada, dan lain sebagainya. Kelenjar limfa bertugas menyaring darah. Sementara itu, sel leukemia terkumpul di sana, sehingga menyebabkan pembengkakan. Ketujuh, kesulitan bernapas (dysnea). Terkadang, penderita menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada. Apabila hal ini terjadi, maka ia harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Penyakit leukemia bisa didiagnosis dengan beberapa pemeriksaan. Di antaranya ialah biopsi, pemeriksaan darah (complete blood count atau CBC), CT-scan atau CAT-scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, ultrasound, dan spinal tap/lumbar puncture.

Leukemia bisa disembuhkan dengan menangani gejala-gejala yang muncul, seperti anemia, pendarahan,dan infeksi. Secara garis besar, penanganan dan pengobatan leukemia dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode, yaitu kemoterapi, terapi radiasi (jarang digunakan), transplantasi bone marrow (sumsum tulang), pemberian obat-obatan tablet dan suntik, serta transfusi sel darah merah atau platelet.

Sistem terapi yang sering digunakan untuk mena­ngani penderita leukemia adalah kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Terapi berikutnya ialah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensif.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar