DEFINISI
Gairah
Seksual Yang Rendah adalah hilangnya fantasi seksual yang sifatnya menetap dan
sedikitnya gairah untuk melakukan aktivitas seksual.
PENYEBAB
Gairah
seksual yang rendah terjadi pada pria maupun wanita. Beberapa orang memiliki
gairah atau ketertarikan seksual yang kurang selama hidupnya.
Kelainan
ini mungkin berhubungan dengan:
-
peristiwa traumatik pada masa kanak-kanak atau remaja
-
penekanan fantasi seksual
-
kadar hormon testosteron yang rendah (baik pada pria maupun wanita).
Biasanya
kelainan ini terjadi setelah bertahun-tahun sebelumnya memiliki gairah seksual
yang normal.
Penyebabnya
bisa berupa:
-
kejenuhan dalam suatu hubungan
-
depresi
-
gangguan hormonal
-
pemakaian obat-obat penenang, anti-cemas, anti-depresi dan obat tertentu untuk
mengatasi tekanan darah tinggi.
GEJALA
Ciri
dari kelainan ini adalah kurangnya ketertarikan seksual, meskipun dalam suasana
yang menggairahkan. Penderita jarang melakukan aktivitas seksual dan hal ini
bisa menyebabkan perselisihan pada sepasang suami istri. Beberapa penderita
tetap melakukan hubungan seksual yang cukup sering karena mereka ingin
memuaskan mitra seksualnya atu karena mereka dipaksa untuk melakukannya.
Jika
penyebabnya adalah kejenuhan suatu hubungan, maka gairah seksual yang rendah
hanya timbul jika berhadapan dengan mitra tetapnya, sedangkan jika berhadapan
dengan wanita/pria lain, gairah seksualnya normal atau bahkan meningkat.
DIAGNOSA
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala. Dilakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan
penderita dan obat-obatan yang sedang dikonsumsinya. Pemeriksaan darah mungkin
perlu dilakukan untuk mengukur kadar hormon testosteron dan hormon tiroid, baik
pada pria maupun wanita.
Gejala
Hepatitis A
DEFINISI
Tipe
A (infeksi atau hepatitis dengan inkubasi pendek) banyak diderita kaum
homoseksual dan penderita virus HIV. Masa inkubasi adalah 15-50 hari, rata-rata
adalah 30 hari. Merupakan penyakit non kronik.
PENYEBAB
Hepatitis
A Virus (HAV). HAV ditemukan dalam feses dari penderita hepatitis A. Melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV.
GEJALA
Umumnya
tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti
flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.
DIAGNOSA
Ditanyakan
gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah
untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka
dianjurkan dilakukan biopsi.
PENGOBATAN
Penyakit
ini akan sembuh sendiri setelah beberapa minggu.
PENCEGAHAN
Vaksin
hepatitis A merupakan perlindungan terbaik. Proteksi jangka pendek terhadap
hepatitis A adalah dari imunoglobulin. Dapat diberikan sebelum dan selama
kontak dengan HAV. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah dari
kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan.
DEFINISI
Tipe
B (serum atau hepatitis dengan masa inkubasi panjang) juga banyak diderita oleh
pengidap virus HIV-positif. Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan dapat
mengurangi kasus yang disebabkan oleh transfusi. Tingkat kekronikan pada
penderita 10% pada orang dewasa, 50% pada anak berumur kurang dari 5 tahun dan
80-90% pada bayi.
PENYEBAB
Hepatitis
B Virus (HBV). Transfusi darah dan pasien hemodialisis. Penularan melalui
suntikan yang digunakan bergantian oleh pencandu obat-obatan terlarang
merupakan penyebab terbesar. Anak dari ibu penderita hepatitis B.
GEJALA
Mungkin
tidak muncul atau muncul tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning,
urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.
DIAGNOSA
Ditanyakan
gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah
untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka
dianjurkan dilakukan biopsi.
PENGOBATAN
Interferon
alpha atau lamivudine.
PENCEGAHAN
Perlindungan
terbaik adalah vaksin hepatitis B. Jangan berganti-ganti pasangan. Lakukan
pemeriksaan darah untuk hepatitis B pada wanita hamil sehingga calon bayi dapat
diberikan hepatitis B imunoglobulin dan vaksinasi 12 jam setelah lahir. Jangan
mendonorkan darah bila mempunyai penyakit hepatitis B.
DEFINISI
Adalah
penyakit yang diderita oleh 20% dari penderita hepatitis virus dan selebihnya
pada kasus transfusi darah. Inkubasi selama 14-182 hari, rata-rata 42-49 hari.
PENYEBAB
Hepatitis
C virus (HCV). Ditularkan melalui hubungan intim. Kontak dengan darah yang
terinfeksi HCV.
GEJALA
Kebanyakan
orang tidak memiliki gejala akut. 20% mengalami penyakit kuning, 30% mengalami
gejala seperti flu. Mengalami pembengkakan hati.
DIAGNOSA
Ditanyakan
gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah
untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka
dianjurkan dilakukan biopsi.
PENGOBATAN
Interferon
(Alferon N) dan ribavirin.
PENCEGAHAN
Tidak
ada vaksin untuk hepatitis C. Cara untuk mencegah adalah dengan mengurangi
resiko paparan dengan virus yaitu dengan mencegah perilaku berbagi jarum atau
alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan gunting kuku dengan orang
yang terinfeksi.
DEFINISI
Tipe
D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka
kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati
dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para
pemakai obat-obatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah
1-90 hari. Tingkat keparahan mencapai 2-70%.
PENYEBAB
Hepatitis
D Virus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual.
Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita
hepatitis D.
GEJALA
Biasanya
muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin
berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.
DIAGNOSA
Ditanyakan
gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah
untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka
dianjurkan dilakukan biopsi.
PENGOBATAN
Interferon-alfa
dan transplantasi hati.
PENCEGAHAN
Vaksinasi
hepatitis B HBV-HDV co-infeksi HBV-HDV super-infeksi.
DEFINISI
Penyakit
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.
Penyakit
gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada
kaum lanjut usia.
PENYEBAB
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang seringkali berdampak kerusakan ginjal diantaranya:
*
Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi)
*
Penyakit Diabetes Mellitus
*
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan / striktur)
*
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
*
Menderita penyakit kanker (cancer)
*
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
*
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.
Adapun
penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah; kehilangan cairan banyak yang
mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti
penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan,
dan Amiloidosis.
Penyakit
gagal ginjal berkembang secara perlahan ke arah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia
kedokteran dikenal dua macam jenis serangan gagal ginjal, yaitu "gagal
ginjal akut" dan "gagal ginjal kronis".
GEJALA
Adapun
tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut
antara lain : mata bengkak, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit,
demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing. Kelainan urine:
Protein, Darah/Eritrosit, Sel Darah Putih/Lekosit, Bakteri.
Sedangkan
tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, napsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit,
Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium lain: Creatinine darah naik,
Hb turun, Urin: protein selalu positif.
DIAGNOSA
Seorang
Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala
yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka
beliau akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan
pembesaran organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai
terjadinya kerusakan fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada
seorang ahli ginjal (Nephrologist).
Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan laboratorium, baik darah ataupun urine guna melihat kadar
elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis
mungkin melakukan pemasangan selang kateter ke dalam kantong urin (bladder),
untuk mengeluarkan urin. Bila diperlukan, tim medis akan menyarankan
pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound,
Computed tomography (CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging
(MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu
pengambilan contoh (sample) jaringan ginjal.
PENGOBATAN
Penanganan
serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk
mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan
penyakit. Sebagai contoh, pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake
sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak
penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau terapi, misalnya
pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau mungkin kolesterol
yang tinggi.
Seseorang
yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan
(intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, pasien akan
disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau
transplantasi ginjal.
PENCEGAHAN
Kita
yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat
melakukan pemeriksaan ke dokter / kontrol / laboratorium. Sedangkan bagi mereka
yang dinyatakan mengalami gangguan ginjal, baik ringan atau sedang, diharapkan
berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu
dan apabila terinfeksi segera diobati, hindari kekurangan cairan (muntaber),
dan kontrol secara periodik
Penyebab
impotensi biasanya multifaktorial berupa faktor organik, fisiologis, endokrin,
dan faktor psikogenik (psikologis). Secara umum impotensi dibagi menjadi
disfungsi organik (fisik) dan disfungsi psikogenik (psikologis), tetapi
kebanyakan pria dengan etiologi organik biasanya memiliki komponen psikogenik
juga. Hampir setiap penyakit dapat mempengaruhi fungsi ereksi dengan
mempengaruhi sistem saraf, pembuluh darah, atau hormonal.
Penyebab
impotensi organik meliputi :
Penyakit-penyakit
yang dapat menyebabkan impotensi adalah :
- Penyakit vascular (pembuluh darah) :
- Aterosklerosis
- penyakit pembuluh darah perifer
- Serangan jantung
- hipertensi arteri
- menjalani terapi radiasi
- sedang menjalani pengobatan kanker prostat
- trauma Pembuluh darah dan saraf (misalnya, karena mengendarai sepeda jarak jauh)
- Penyakit sistemik atau degeneratif :
- Diabetes mellitus
- Scleroderma
- Gagal ginjal
- Sirosis hati
- Idiopatik hemochromatosis
- Kanker dan perawatan kanker
- Dislipidemia
- Hipertensi
- Penyakit Neurogenik :
- Epilepsi
- Multiple sclerosis
- Sindrom Guillain -Barre
- Penyakit Alzheimer
- Trauma
- Penyakit pernapasan yang terkait dengan impotensi :
- penyakit paru obstruktif kronik
- Sleep apnea
- Penyakit Endokrin (hormonal) :
- Hipertiroidisme
- Hypothyroidism
- Hipogonadisme
- Diabetes
- Jiwa kondisi yang terkait dengan impotensi :
- Depresi
- Duda sindrom
- Kinerja kecemasan
- gangguan stres pasca trauma
- Kurang gizi :
- Malnutrisi
- defisiensi seng (Zn)
- Penyakit Hematologi (darah) :
- anemia sel sabit
- Leukemia
- Menjalani prosedur bedah :
- Prosedur pada otak dan saraf tulang belakang
- Retroperitoneal atau diseksi kelenjar getah bening panggul
- Aortoiliac atau aortofemoral bypass
- reseksi perineal abdomen
- Bedah pengangkatan untuk kanker prostat
- Bedah perawatan dari penyakit prostat jinak
- Radikal prostatektomi
- Transurethral reseksi prostat
- Cryosurgery prostat
- Sistektomi
- Mendapat pengobatan :
- Antidepresan
- Antipsikotik
- Antihipertensi
- Antiulcer agen , seperti cimetidine dan Finasteride
- 5- Alpha reduktase inhibitor
- agen penurun kolesterol
Faktor
fisik berupa usia lanjut sering menyebabkan terjadinya impotensi. Sekitar 50%
pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi. Hal
itu disebabkan karena menurunnya fungsi – fungsi organ disertai dengan
banyaknya penyakit – penyakit yang yang ditemukan pada penderita usia lanjut.
Penyebab
impotensi psikis (psikologis) :
Beberapa
faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi :
- Depresi
- kecemasan
- Perasaan bersalah
- Perasaan takut akan keintiman
- Kebimbangan tentang jenis kelamin
Gejala
impotensi : Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.
Diagnosa
impotensi
Diagnosis
impotensi ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
mencari adanya gejala – gejala penyakit yang menyertai impotensi. Selain itu
pemeriksaan tanda – tanda seksual sekunder misalnya misalnya payudara, testis
dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Pemeriksaan
impotensi lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
- Pemeriksaan kadar TSH
DEFINISI
Pada
waktu menopause, perubahan pada organ kelamin cepat terjadi. Siklus menstruasi
berhenti, dan indung telur berhenti menghasilkan estrogen. Setelah menopause,
jaringan labia minora, clitoris, vagina, dan urethra menipis (atrophy). Penipisan
bisa terjadi pada iritasi kronis, kekeringan, dan berhenti dari vagina. Infeksi
vagina lebih mungkin terjadi. Begitu juga setelah menopause, rahim, tuba
palopi, dan ovarium menjadi lebih kecil.
Dengan
penuaan, terdapat penurunan jumlah otot dan jaringan pengikat, termasuk otot,
ligamen, dan jaringan lain yang menopang kandung kemih, rahim, vagina dan anus.
Sebagai akibatnya, organ yang dipengaruhi bisa longgar atau turun (prolapse),
kadangkala menyebabkan rasa tertekan atau penuh pada panggul, kesulitan buang
air kecil, kehilangan kendali untuk kencing atau buang air besar
(incontinence), atau rasa sakit selama berhubungan seksual. Wanita yang
memiliki banyak anak lebih mungkin mengalami beberapa masalah.
GEJALA
Karena
terdapat sedikit estrogen untuk menstimulasi saluran susu, payudara berkurang
ukurannya dan bisa kendor. Jaringan penghubung yang menopang payudara juga
berkurang, menimbulkan kekendoran. Jaringan serat pada payudara digantikan
dengan lemak, membuat payudara kurang kuat. Di samping perubahan ini, banyak
wanita lebih menikmati aktifitas seks setelah menopause, kemungkinannya karena
mereka tidak lagi bisa menjadi hamil.
Untuk
tambahan, setelah menopause, rahim, dan kelenjar adrenal melanjutkan
memproduksi hormon seks pria. Hormon seks pria membantu menjaga gairah seks,
memperlambat hilangnya jaringan otot, dan menimbulkan rasa sehat.
DEFINISI
Pada
beberapa orang, olah raga bisa menyebabkan serangan asma atau reaksi
anafilaktik akut. Asma merupakan salah satu jenis reaksi alergi akibat olah
raga yang abnormal. Asma akibat olah raga seringkali terjadi pada penderita
asma, tetapi ada juga beberapa orang mengalami asma hanya setelah berolah raga.
Rasa sesak di dada disertai dengan bunyi nafas mengi dan sesak nafas timbul dalam waktu 5-10 menit setelah melakukan olah raga berat, tetapi biasanya timbul setelah selesai berolah raga. Asma akibat olah raga cenderung terjadi jika cuaca dingin dan kering.
Anafilaksis akibat olah raga bisa terjadi setelah melakukan olah raga berat.
Pada beberapa penderita, anafilaksis timbul hanya jika sebelum berolah raga penderita memakan makanan atau obat-obatan tertentu. Obat yang paling sering menyebabkan anafilaksis akibat olah raga adalah Aspirin dan obat anti peradangan non-steroid. Makanan yang dapat menyebabkan anafilaksis akibat olah raga adalah makanan laut, gandum, celery dan keju.
Tujuan pengobatan pada asma akibat olah raga adalah agar penderita bisa melakukan olah raga tanpa harus mengalami asma sesudahnya. Hal ini bisa dicapai dengan cara menghirup obat beta-adrenergik sekitar 15 menit sebelum berolah raga. Kadang digunakan kromolin.
Orang-orang yang mengalami anafilaksis akibat olah raga sebaiknya menghindari olah raga maupun makanan yang diketahui dapat memicu timbulnya gejala. Beberapa penderita mengatasinya dengan cara meningkatkan secara perlahan berat dan lamanya olah raga sehingga mereka lebih dapat mentoleransinya.
Diabetes mellitus (DM) yang
juga lazim disebut kencing manis dan kini lebih dikenal sebagai diabetes saja,
berasal dari bahasa Yunani Kuno yang menurut Wikipedia.com arti harfiahnya
adalah to pass through [urine] yaitu terus mengalir, maksudnya adalah air dari
dalam tubuh yang terus mengalir keluar alias banyak kencing. Sedangkan
mellitus berarti madu atau manis. Dengan demikian, kata diabetes mellitus dapat
diartikan atau dikonotasikan sebagai urine yang manis semanis madu. Benarkah?
Pada kenyataannya urine penderita diabetes sering dikerumuni semut, selain itu
pemeriksaan di laboratorium menunjukkan kadar gula darah yang tinggi melebihi
normal.
Sesungguhnya kadar gula dalam urine tidak bisa dijadikan
ukuran untuk kadar gula dalam darah. Jika di dalam urine tidak ditemukan
glukosa, bukan berarti kadar gula dalam darah tidak tinggi. Kadar gula dalam
darah selalu lebih tinggi dari kadar gula dalam urine. Dan pembuangan glukosa
lewat ginjal pada masing-masing orang, berbeda, sehingga kadar gula dalam urine
tidak secara otomatis bisa dijadikan ukuran kadar gula dalam darah.
Masih menurut Wikipedia.com diabetes adalah suatu sindrom
kekacauan metabolisme yang merupakan akibat dari kombinasi keturunan dan
lingkungan. Hasilnya adalah kondisi tidak normal kadar gula darah yang tinggi
(hyperglycemia). Kadar gula darah dikontrol interaksi yangkompleks oleh
beberapa zat kimia dan hormon-hormon di dalam tubuh (termasuk hormon insulin
yang diproduksi oleh sel-sel beta di dalam pankreas). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan kelompok penyakit kronis yang
mengacu pada penyakit dengan gejala kadar gula darah yang tinggi yang
disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat
bekerja sebagaimana mestinya. Kenapa insulin? Karena insulin adalah hormon yang
tugasnya memasukkan gula yang berada dalam darah ke sel-sel untuk diubah
menjadi energi. Insulin diproduksi oleh kelenjar
pankreas.
Diabetes
merupakan penyakit kronis yang paling sering ditemukan di abad ini. Menurut penelitian
WHO pada tahun 2000 diperkirakan 2,1% penduduk dunia menderita diabetes,
sekitar 60% terdapat di Asia. Sedangkan data di Indonesia diperkirakan
1,2-2,3% jumlah penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas menderita
diabetes. Diperkirakan pada tahun 2000 ada 8,4 juta penderita diabetes di
Indonesia. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah
penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Angka tersebut
diketahui cenderung meningkat setiap tahun seiring dengan meningkatnya
Pertumbuhan ekonomi. Yang jelas, disinyalir beberapa tahun terakhir ini terjadi
peningkatan pasien diabetes Pada usia di atas 45 tahun. Itu yang tercatat dari
pasien diabetes yang datang berobat maupun yang tercatat tidak sengaja
disebabkan pasien datang bukan dengan keluhan diabetes. Diperkirakan lebih
banyak lagi (sekitar 50%) yang tidak tercatat karena tidak mengetahui bahwa
dirinya mengidap penyakit tersebut. Gejala penyakit diabetes memang tidak khas,
sehingga sering kali
Memang ada beberapa macam penyakit diabetes: diabetes
tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes pada kehamilan atau disebut juga gestational
diabetes, dan kelompok diabetes sekunder (yaitu diabetes sebagai akibat
penyakit lain yang mengganggu atau memengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes
sekunder adalah: radang pankreas, gangguan kelenjar adrenal, penggunaan hormon
kortikosteroid, pemakaian obat antihipertensi dan antikolesterol, malnutrisi,
dan infeksi), dan diabetes pada lansia.
Diabetes Tipe 1.
Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes
karena penderitanya bergantung pada insulin. Setiap hari insulin disuntikkan ke
dalam tubuh si penderita untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh. Diabetes tipe
1 bisa diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Diabetes tipe 1 biasanya juga merupakan penyakit otoimun,
yaitu penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada sistem imun atau kekebalan
tubuh yang berakibat rusaknya pankreas. Rusaknya pankreas juga bisa disebabkan
faktor genetik (keturunan), infeksi virus, atau malnutrisi. Pankreas adalah
organ yang memproduksi hormon insulin.
Diabetes tipe 1 ditemukan pada 5 — 10% penderita
diabetes. Di Indonesia diperkirakan 2—3% penderita diabetes adalah tipe 1.
Namun jumlah itu tidak pasti, karena kemungkinan besar banyak penderita yang
tidak terdeteksi sampai penderitanya mengalami komplikasi dan keburu tidak
tertolong dan meninggal.
Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja,
pria maupun wanita. Gejalanya bisa muncul mendadak, lalu terjadi koma jika tidak segera
mendapat pertolongan dengan suntikan insulin.
Diabetes Tipe 2.
Diabetes tipe 2 paling sering ditemui. Biasanya diderita
oleh orang dewasa usia di atas 40 tahun.
Tetapi ada juga penderita diabetes tipe 2 yang baru
berusia 20-an. Sekitar 90—95% diabetesi adalah dari jenis tipe 2. Diabetes tipe 2 biasanya tidak
membutuhkan suntikan insulin tetapi membutuhkan obat untuk mem-perbaiki fungsi
insulin (fungsi insulin adalah menurun-kan kadar gula darah dengan cara
membawanya masuk ke sel-sel, memperbaiki pengolahan glukosa dalam organ hati,
dan lain-lain).
Terjadinya diabetes tipe 2 disebabkan jaringan tubuh dan
otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (disebut
resistensi insulin atau insulin resistance) yang menyebabkan glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel-sel dan tertimbun dalam peredaran darah. Ini biasanya
terjadi pada pasien yang obesitas.
Apakah gestational diabetes itu?
Ada, jenis diabetes lain selain tipe 1 dan tipe 2 yaitu
diabetes pada kehamilan yang disebut gestational diabetes. Wanita penderitanya
umumnya bukan pengidap diabetes sebelum hamil. Biasanya baru diketahui pada
usia kehamilan bulan keempat ke atas. Setelah persalinan, umumnya glukosa darah
akan kembali normal. Namun lebih dari 50% wanita hamil dengan gestational
diabetes, di kemudian hari mengidap diabetes tipe 2 jika tidak waspada menjaga
diri.
Di Amerika 4% wanita hamil menderita gestational
diabetes, yaitu sekitar 135.000 orang setiap tahun. Penyebab pastinya, tidak
diketahui. Namun para peneliti di Amerika mencoba memperkirakan penyebabnya.
Sebagaimana diketahui, janin dihidupi oleh plasenta. la bisa hidup dan
berkembang dari kiriman makanan dari tubuh ibunya lewat plasenta. Hormon yang
terkirim lewat plasenta membuat janin berkembang semakin besar. Tetapi, menurut
para peneliti, hormon tersebut juga menghambat kerja insulin dalam tubuh
ibunya. Kondisi ini
disebut resistensi insulin. Resistensi insulin menyulitkan tubuh sang ibu untuk
menggunakan insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah sang ibu meningkat.
Gestational diabetes dimulai ketika tubuh tidak mampu
memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuh-kan dalam proses kehamilan. Tanpa cukup
insulin, glukosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam peredaran
darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi yang
disebut hiperglikemia.
Walau gestational diabetes hanya terjadi pada 2—5%
kehamilan, namun para ibu tersebut sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol
gula darahnya agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi.
Meskipun bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap
diabetes tidak mengalami cedera, namun bisa dilihat bahwa bayi tersebut
mempunyai berat badan lebih tinggi dari rata-rata bayi yang baru lahir.
Namun perlu diperhatikan, kondisi gestational diabetes
yang tidak terkontrol memang bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap
gestational diabetes, pankreasnya bekerja keras memproduksi insulin, namun
insulin tersebut tetap tidak mampu menurunkan kadar gula darah sang ibu.
Meskipun insulin tidak dapat melewati plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya
tetap bisa melewatinya. Dengan demikian, gula darah yang berlebihan tersebut
akan menembus plasenta menyebabkan kadar gula darah janin tinggi. Ini
menyebabkan pankreas janin bekerja keras memproduksi insulin untuk mengurangi
kadar gula dalam darahnya. Untuk itu janin membutuhkan energi ekstra yang didapatnya
dari kiriman lemak. Ini menyebabkan kondisi yang disebut macrosomia atau fat
baby yaitu berat tubuh bayi ketika dilahirkan lebih berat atau lebih gemuk dari
bayi umumnya.
Bayi yang dilahirkan dengan berat badan berlebih,
mempunyai masalah kesehatan tersendiri, salah satunya adalah cedera pada bahu
ketika proses kelahiran. Selain itu, bayi tersebut yang lahir dengan kadar
insulin tinggi, menekan kadar gula darah menjadi sangat rendah saat dilahirkan.
Akibatnya, berisiko mengidap masalah pernapasan.
Bayi yang dilahirkan dengan kadar insulin tinggi,
berisiko tumbuh menjadi anak/dewasa yang menderita obesitas. Sedangkan
ibunya berisiko menderita diabetes tipe 2, walau setelah melahirkan kadar
gulanya menurun menjadi normal
Beberapa faktor risiko berikut ini mempermudah seseorang
kena diabetes.
- Keturunan, yaitu orang tua atau famili lain dalam keluarga ada yang menderita diabetes.
- Ras/etnis tertantu, misalnya berasal dari etnis Asia, Afrika, Hispanik, dan penduduk pulau-pulau di Pasifik.
- Kondisi obesitas.
- Menderita metabolic syndrome, yaitu mereka yang menurut WHO mempunyai tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg, trigliserida darah lebih dari 150 mg/dl, kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dl, obesitas dengan lingkar pinggang lebih dari 120 cm pada pria dan 88 cm pada wanita.
- Kurang olahraga, seharusnya lakukan olahraga teratur sesuai kondisi tubuh, tiga kali dalam seminggu, setiap kali antara 30 menit sampai satu jam.
- Menderita penyakit lain seperti hipertensi, jantung, stroke.
- Usia di atas 40 tahun.
- Riwayat diabetes saat hamil.
- Menderita infeksi, yaitu infeksi virus yang merusak pankreas. Infeksi menyebabkan tubuh memproduksi hormon (counter- insulin) yang meningkatkan kadar gula darah.
Menderita stres
berat yang berkepanjangan yang disebabkan oleh stroke, operasi besar, dan
lain-lain. Hal ini menyebabkan diproduksinya lebih banyak hormon
counter-insulin, sehingga kadar gula darah meningkat. Namun gula darah kembali
normal jika stres telah berlalu
Jika
Anda mengalami tanda-tanda berikut ini, waspadalah dan harap memeriksakan diri
ke dokter.
- Sering buang air kecil
- Sering merasa haus
- Pandangan mata terganggu, terasa kabur
- Berat badan turun tanpa sebab
- Sering mengalami gatal-gatal atau infeksi kulit.
Itulah
tanda-tanda kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia. Anda juga bisa mengalami
tanda-tanda hipoglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah.
- Sering merasa lapar
- Sering merasa gelisah
- Berkeringat berlebihan
- Gemetar
- Kesadaran menurun.
Nah,
tanda-tanda yang mana yang Anda alami? Keduanya sama berbahaya. Anda harus
memeriksakan diri ke dokter.
Tetapi
dari gejala saja, Anda sulit memperkirakan diri Anda mengidap diabetes.
Gejala-gejala tersebut merupakan keluhan yang sifatnya biasa, tidak
istimewa/khusus, sehingga sering terabaikan. Bahkan belakangan diketahui dari
berbagai penelitian, bahwa banyak diabetes yang tidak memperlihatkan gejala
sama sekali. Di Amerika diketahui jutaan pengidap diabetes yang tidak menyadari
dirinya mengidap penyakit tersebut, sampai terjadi komplikasi yang sudah parah.
Karena itu sebaiknya Anda lebih fokus ke faktor risiko penyakit diabetes, agar
Anda bisa berjaga-jaga tidak kena penyakit tersebut.
Anda
sebaiknya waspada jika memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko berikut
ini:
- Kelebihan berat badan/obesitas (untuk diabetes tipe 2) atau berat badan terus menurun tanpa sebab (untuk diabetes tipe 1)
- Hipertensi
- Kadar kolesterol LDL dan trigliserida tinggi
- Usia lanjut
Silakan
kunjungi dokter Anda untuk periksa kadar gula darah jika Anda memiliki satu
atau beberapa faktor risiko tersebut. Lebih baik menjaga agar diabetes tidak
berkembang daripada membiarkan diri Anda menjadi pasien diabetes.
Kadar gula darah bisa naik melalui beberapa cara
bergantung pada macam diabetesnya. Pada diabetes tipe 1, pankreas yang
memproduksi insulin tidak mampu atau kurang mampu memproduksinya. Akibatnya,
kadar insulin kurang bahkan bisa tidak ada sama sekali. Dengan demikian,
glukosa tidak dapat ditransfer ke sel-sel untuk diubah menjadi energi. Gula
darah tetap berada dalam darah, makin lama makin banyak. Terjadilah peningkatan
kadar gula darah dalam darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi tetapi
kualitasnya tidak baik sehingga tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya,
yaitu tidak seluruh glukosa dapat ditransfer ke sel-sel. Akibatnya, terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Atau hormon insulin tidak dapat
berfungsi sebagaimana seharusnya karena reseptor tertutup lemak (jika penderita
diabetes bertubuh gemuk) sehingga insulin tidak dapat membawa glukosa ke sel-sel
tubuh.
Sebenarnya penyebab diabetes beragam, tapi pada dasarnya
disebabkan kurangnya atau tidak diproduksinya hormon insulin. Hal ini
disebabkan:
- Menyusutnya jumlah sel yang memproduksi insulin (keturunan)
- Serangan virus pada pankreas
- Penyakit degeneratif (kanker, jantung, dll.)
- Penyakit otoimun (lupus dll.)
- Kehamilan
- Resistensi insulin
- Menurunnya sensitivitas sel terhadap insulin (biasanya disebabkan obesitas).
Selama ini
orang mengira bahwa diabetes bisa ditanggulangi dengan minum obat penurun kadar
gula darah. Umumnya orang tidak mengetahui bahwa kadar gula darah bisa naik
atau turun dengan bebeapa cara bergantung pada macam diabetes. Karena itu,
harus di-ketahui terlebih dulu macam penyakit diabetes yang di idap sebelum
ditentukan jenis obat yang harus diminum
Berapa
Kadar Gula Darah Yang Normal?
Kadar gula darah yang normal berada pada angka antara
70—110 mg/dl setelah berpuasa selama 8 jam. Dan 2 jam setelah makan kadar gula
darah seharusnya di bawah 200 mg/dl. Kadar gula darah meningkat setelah makan,
karena ada pasokan gula dari makanan yang dikonsumsi.
Kadar gula darah saat berpuasa berbeda dengan sesudah
makan. Demikian pula kadar gula darah sebelum tidur dan sepanjang hari. Namun
ketika kadar gula darah meningkat menjadi sangat tinggi atau terus menerus
meningkat sulit dikendalikan, maka harus dicari penyebabnya (bisa pola makan
yang salah, kurang olahraga, minum obat obatan tertentu, menopause, dan
lain-lain.).
Untuk mengetahui mengapa mekanisme kadar gula darah kacau,
sebaiknya kita mengetahui terlebih dulu dari mana gula darah datangnya. Sumber
gula (glukosa) yang masuk ke dalam tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Selain itu tubuh (dalam hal ini organ hati) juga memproduksi glukosa, namanya
glikogen. Gula yang masuk melalui konsumsi makanan, di dalam tubuh akan diubah
menjadi energi yang digunakan/dimanfaatkan oleh sel-sel dan jaringan tubuh.
Agar glukosa bisa digunakan oleh sel-sel tubuh, diperlukan hormon insulin.
Hormon ini diproduksi oleh sel-sel beta yang ada dalam islets ofLangerhans atau
pulau-pulau Langerhans yang ada dalam organ pankreas. Setiap kali ada makanan
masuk, pankreas bereaksi memproduksi insulin ke dalam darah untuk memproses
glukosa makanan. Tanpa insulin, glukosa tak mungkin masuk ke dalam sel-sel
tubuh dan tubuh tidak mendapat pasokan energi (karena itu penderita merasa
lelah berkepanjangan dan tidak bertenaga). Dengan diprosesnya glukosa oleh
insulin, maka kadar gula dalam darah menurun.
Pada penderita diabetes, kadar insulin sangat kurang atau
bahkan tidak diproduksi. Akibatnya glukosa dalam darah tidak tersalurkan ke
sel-sel tubuh, sehingga kadar glukosa dalam darah tetap tinggi bahkan meningkat
terus jika tidak ditanggulangi. Dan
tubuh menjadi kekurangan energi karena glukosa tidak bisa diproses oleh insulin
energi.
Tubuh
juga memproduksi hormon-hormon lain seperti glucagons, epinefrin, adrenalin,
kortisol, dan lain-lain. yang kerjanya berlawanan dengan insulin. Hormon hormon
tersebut memacu organ hati (yang merupakan tempat penyimpanan dan pusat
pengolahan glukosa) untuk memproduksi gula, sehingga makin meningkatkan kadar
gula darah. Perlu
keseimbangan hormon-hormon tersebut agar glukosa darah tetap pada batas normal.
Diabetes
terjadi karena adanya gangguan keseimbangan antara transportasi glukosa ke
dalam sel-sel tubuh, glukosa yang disimpan di dalam organ hati, dan glukosa
yang dikeluarkan oleh organ hati. Gangguan keseimbangan tersebut menyebabkan
kadar gula darah menjadi meningkat. Kelebihan gula dikeluarkan melalui urine. Karena
itu urine mengandung banyak gula alias manis, dan sering dikerumuni semut.
Jadi, tidak salah jika diabetes juga populer dengan nama kencing manis.
Meskipun begitu, harap diketahui bahwa kadar gula dalam urine tidak bisa
menjadi ukuran kadar gula dalam darah. Tidak adanya glukosa dalam urine bukan
berarti kadar gula dalam darah tidak tinggi
Sangat
berbahaya, karena mengacaukan kerja organ-organ vital kita (misalnya jantung,
ginjal, mata, gigi, saraf, dll.) dan merusaknya. Penderita diabetes sering
tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit itu. Memang, diabetes merupakan
salah satu penyakit yang dijuluki silent killer yang membunuh/menyerang secara
diam-diam. Tahu-tahu penyakit sudah parah, beberapa organ penting sudah rusak,
bahkan terjadi pembusukan luka yang harus diamputasi.
Adanya gangguan
dalam meregulasi kadar gula dalam darah dan adanya gangguan pada proses
transportasi glukosa dari darah ke sel-sel tubuh, menyebabkan gula darah
meningkat. Hal ini disebabkan ketiadaan hormon insulin atau hormon insulin yang
tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya untuk memproses gula darah agar
bisa diserap sel-sel tubuh menjadi energi. Karena itu dapat dikatakan bahwa
penyakit diabetes disebabkan oleh gula darah yang meningkat
karena kurang maksimalnya insulin atau tiadanya produksi insulin. Dan jika
kadar gula darah tidak dikendalikan dengan baik, akan muncul komplikasi
penyakit-penyakit yang berbahaya dan mematikan.
Faktor
Penyebab Kanker
Sampai saat ini, penyebab kanker belum diketahui pasti. Ada banyak
faktor penyebab yang dapat menimbulkan kanker pada binatang percobaan. Namun,
hal ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan pada manusia, walaupun patut mendapat
perhatian. Gaya hidup modern dewasa ini juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan
kanker. Misalnya saja kebiasaan merokok, konsumsi minuman keras yang
berlebihan, banyak makan makanan berlemak, dan berganti-ganti pasangan seksual.
Karsinogen secara umum dapat diartikan sebagai penyebab
yang dapat me-rangsang pembentukan kanker. Beberapa karsinogen yang
diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker sebagai berikut.
(a) Senyawa kimia
(zat karsinogen)
Banyak senyawa kimia yang dapat mempengaruhi timbulnya
kanker pada berbagai macam jaringan. Misalnya sisa-sisa dari industri batubara,
ter (jelaga), zat pewama, zat pengawet, bahan tambahan pada makanan dan minuman,
karbon tetraklorida (CC14, asbes, merkuri, arsen, kromium, benzene,
kloramfenikol, fenilbutason, senyawa nitrosamin, aflatoksin B aflatoksin G ,
asap rokok, dan sitostatika (alkil).
Kanker kulit banyak ditemukan pada pekerja pabrik cat dan
pekerja yang . membersihkan cerobong asap karena adanya kandungan senyawa
hidrokarbon.
Kanker paru banyak ditemukan pada perokok dan perokok
pasif karena menghirup kandungan nikotin (tar).
Keberadaan senyawa tersebut dalam tubuh dapat dicegah
dengan menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi makanan yang
diawetkan,termasuk makanan yang diasinkan, diasap, dan dipanggang, makanan yang
disimpan terlalu lama karena dapat tercemar aflatoksin yaitu suatu zat beracun
yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus, pemanis buatan seperti siklamat
dan sakarin; dan jangan menggunakan minyak sayur yang dimasak terlalu panas
karena teroksidasi dan terbentuknya radikal bebas yang memicu pembentukan
kanker.
(b) Faktor fisika
Faktor fisika yang terutama adalah radiasi seperti bom
atom dan radioterapi agresif (radiasi sinar pengion). Kanker kulit dapat
ditimbulkan akibat sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Kanker kulit
dan leukemia dapat ditimbulkan oleh sinar radioaktif seperti sinar X dan sinar
radiasi bom atom. Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang
berulang dalam jangka waktu lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan
terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut. Hal ini disebabkan luka
atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan sempuma.
(c) Virus
Pada binatang percobaan, virus jelas dapat menyebabkan
kanker. Pada manusia hal ini belum dapat dipastikan, tetapi beberapa jenis
virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis
virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik. Terjadinya kanker
hati (Hepatoma) meningkat tajam pada penderita hepatitis kronis akibat virus
hepatitis B dan C (VHB & VHC). Kanker serviks dihubungkan dengan
terinfeksinya oleh human papilloma virus.
(d) Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh
yang berfungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Diethyl stilbestrol, suatu
hormon seks buatan yang umumnya digunakan untuk menggemukkan hewan ternak,
terbukti sebagai penyebab timbulnya kanker rahim, payudara, dan alat reproduksi
lainnya.
Pada beberapa
penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat
menimbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya, seperti payudara,
rahim, indung telur, dan prostat. Pengaruh hormon sehingga dapat menyebabkan
kanker belum diketahui dengan pasti
Kanker adalah suatu penyakit di mana terjadi pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel
kanker akan terus membelah diri, terlepas dari pengendalian pertumbuhan, dan
tidak lagi menuruti hukum-hukum pembiakan. Bila pertumbuhan ini tidak cepat
dihentikan dan diobati maka sel kanker akan berkembang terus. Sel kanker akan
tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif), lalu membuat anak sebar
(metastasis) ke ternpat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh
getah bening. Selanjutnya, akan tumbuh kanker baru di tempat lain sampai
akhirnya menyebabkan kematian penderitanya.
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri bila
tubuh membutuhkannya seperti mengganti sel-sel yang rusak atau mati.
Sebaliknya, sel kanker akan membelah diri meskipun tidak dibutuhkan sehingga
terjadi kelebihan sel-sel baru. Kanker dapat tumbuh di semua sel jaringan
tubuh, seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel usus,
sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh lainnya. Oleh
karena itu, dikenal bermacam-macam jenis kanker menurut sel atau jaringan
asalnya. Keadaan ini yang menyebabkan adanya perbedaan kecepatan pertumbuhannya
maupun reaksi terhadap pengobatan.
Dikenal beberapa jenis kanker, seperti karsinoma,
sarkoma, limfoma (neoplasma sistem limfatik) atau leukemia (neoplasma ganas sel
darah putih). Karsinoma merupakan tumor ganas yang berasal dari sel epitel,
misalnya kanker payudara, kanker kulit, dan kanker lambung. Adapun sarkoma
merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan mesodermal, misalnya
fibrosarkoma (tumor ganas jaringan ikat), limfosarkoma (tumor ganas sistem
limfatik), dan osteosarkoma (tumor ganas pada tulang).
Penyakit kanker tidak pandang bulu, dapat menyerang siapa
pun pada semua golongan umur, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, atau
golongan. Namun demikian, kanker lebih sering menyerang manusia yang berusia
lebih dari 40 tahun. Jenis kanker tertentu dapat lebih banyak mengenai golongan
tertentu pula.
Meski kanker sama sekali tidak menular, tetapi ada faktor
penyebab yang dapat ditularkan, misalnya virus hepatitis B dan C. Kedua virus
tersebut menular dan diketahui bisa menyebabkan kanker hati. Beberapa tipe
kanker juga dapat diturunkan karena adanya mutasi dari gen spesifik yang akan
diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Kejadian tersebut bisa terlihat pada
beberapa penyakit kanker seperti kanker payudara, kanker kolon dan melanoma.
Adanya mutasi dari dua gen yang spesifik pada kanker payudara, yaitu BRCA-1 dan
BRCA-2, dapat dicari pada DNA darah manusia. Dari test ini dapat diketahui
adanya kemungkinan seorang perempuan bisa terkena kanker payudara pada usia
yang lebih dini, yaitu sebelum berumur 40 tahun.
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk segala
pembengkakan atau benjolan yang disebabkan oleh apa pun, baik oleh pertumbuhan
jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang
berisi darah akibat benturan. Namun, istilah tumor umumnya digunakan untuk
menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru,
tetapi bukan radang. Oleh karena itu, dikenal istilah tumor jinak (benigna,
benign) dan tumor ganas (maligna, malignant) yang berarti kanker. Tumor jinak
tumbuhnya lambat, setempat (lokal), tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh
serta jarang mengganggu kesehatan.
Mendalami
Seluk-beluk Kanker
Penyakit
kanker tergolong cukup populer di tengah-tengah masyarakat. Banyak orang
menyatakan bahwa penyakit kanker hanya dialami oleh orang-orang yang kelas
sosialnya menengah ke atas. Padahal, tentu saja tidak. Kelas sosial menengah ke
bawah pun dapat terimbas penyakit ini. Dari segala usia dan tanpa pandang bulu,
penyakit itu menggerogoti tubuh mereka. Dalam waktu tertentu, sel kanker
menyebar tak terkendali.
Ketika
kita mendengar orang-orang membicarakan tentang kanker, kita tentu akan
membayangkan betapa mengerikan penyakit tersebut. Penyakit kanker, yang relatif
belum ditemukan pengobatannya secara cepat, memang menjadi momok yang sangat
menakutkan bagi sejumlah orang. Kanker merupakan penyakit pembunuh nomor wahid
di antara penyakit non infeksi yang lain. Sehingga, bila seseorang telah
terdiagnosis menderita kanker, maka kematian lah yang akan menghantuinya.
Sayangnya, masyarakat seeing kali tidak mengerti secara mendasar tentang
pengertian kanker. Mereka masih termakan isu-isu atau hal-hal yang tidak
penting mengenai kanker. Jika menderita sakit yang sepele, mereka langsung
menghubungkannya dengan kanker. Padahal, belum tentu seperti itu. Kanker
terjadi bila sel-sel dalam tubuh membelah diri tanpa terkendali. Sel-sel
abnormal ini dapat menyerang jaringan di dekatnya, atau berpindah ke lokasi
yang jauh dengan cara memasuki aliran darah atau sistem lymphatic. Agar tubuh
manusia bisa berfungsi secara normal, setiap organ mesti memiliki sejumlah sel
tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar organ mempunyai masa hidup yang
pendek.
Nah,
supaya organ-organ dapat terus berfungsi, tubuh harus mengganti sel-sel yang
hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan oleh gen-gen
yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi,
yang memerintahkan pembuatan sel jenis protein tertentu, proses berlangsungnya
pembelahan, serta masa hidupnya. Kode genetik tersebut dapat rusak lantaran
adanya sejumlah faktor yang mengakibatkan kesalahan. Kesalahan itu bisa
mengubah cara kerja sel secara drastis. Karena kesalahan inilah, sel terus
membelah diri dan hidup, bukan mad. Sejumlah mekanisme tersedia untuk mencegah
terjadinya kesalahan genetika dan menghilangkan sel-sel abnormal secara
genetika dari tubuh. Namun, pada beberapa orang, pertahanan ini tidak memadai
dan populasi sel-sel abnormal yang lolos dari pengendalian tubuh terus
berkembang. Sel-sel kanker itu semakin bertambah, lalu menghancurkan jaringan
yang normal. Dan, sel-sel kanker tersebut membutuhkan tempat untuk hidup dan
tumbuh.
Ada
beragam jenis kanker yang bisa menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk
menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel kanker. Sebenarnya, kata
kanker berasal dari kata Latin cancer, yang berarti kepiting. Pada masa lalu,
orang-orang beranggapan bahwa pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi
gumpalan tumor seperti jepit dan kaki kepiting. Sesungguhnya, angka
keberhasilan terapi pada sebagian besar kanker sangat berkaitan dengan stadium
saat diagnosis dan pengobatan. Semakin tinggi stadium ketika diagnosis,
keberhasilan terapi semakin menurun dengan adanya modal pengobatan yang semakin
agresif. Biasanya, kanker akan menyerang seseorang yang berusia di atas 40
tahun, karena melemahnya fungsi kekebalan tubuh. Meskipun begitu, kanker juga
bisa menyerang orang-orang yang masih muda.
Menurut
Virginia Livingstone Wheeler M.D., pengarang buku The Conquest of Cancer,
kanker ada-lah jenis penyakit yang berimbas terhadap sistem kekebalan. Atau,
kanker ialah penyakit yang merupakan efek sistem kekebalan yang lemah. Terkait
itu, kita perlu mengetahui bahwa saat-saat tertentu, kekebalan tubuh seseorang
bisa semakin menurun sebelum timbul kanker. Jika kekebalan tubuhnya turun
sampai level yang amat rendah dan lemah, sel-sel kanker mulai menyebar.
Ketika
inilah, tubuh tidak memiliki suatu pertahanan untuk melawan sel-sel kanker
tersebut. Pemahaman mendasar tentang kanker itulah, yang semestinya disadari
oleh masyarakat. Bila masyarakat sudah mengetahui perihal kanker, maka mereka
dapat mengukur kemampuan pertahanan diri agar terhindar dari penyakit kanker.
Sesungguhnya, kanker bukanlah suatu jenis penyakit yang sama sekali tidak bisa
disembuhkan. Jika kanker terdeteksi dengan cepat dan diobati secara tepat, maka
kanker dapat disembuhkan. Sayangnya, untuk mendeteksi kanker stadium dini
tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sebab, tidak semua kanker menunjukkan
gejala yang unik pada diri pasien, yang membuatnya segera berobat. Selain itu,
biaya untuk mendeteksi kanker sejak dini atau screening memang tidaklah murah.
Kanker
menjadi momok bagi semua orang,
karena
angka kematian yang disebabkan oleh kanker sangat tinggi. Fenomena ini tidak
hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Di Amerika, kanker
merupakan penyebab kematian nomor dua. Pada tahun 2003, diperkirakan ada
1.334.100 kasus dengan angka kematian sebanyak 556.500 orang. Sementara itu, di
Eropa terdapat kasus kanker setiap tahun dengan angka kematian sebesar
2.000.000. Angka harapan hid up penderita kanker hanya 60% dibandingkan orang
yang tidak menderita kanker.
Sekumpulan
faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Pertama, riwayat keluarga. Faktor ini dinilai sangat dominan sebagai penyebab
kanker, karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Jadi, ada
beberapa keluarga yang memiliki risiko terkena kanker lebih tinggi ketimbang
keluarga lainnya.
Sebagai
contoh, risiko seorang perempuan menderita kanker payudara meningkat 1,5—3
kali jika ibunya atau saudara perempuannya juga menderita kanker payudara.
Beberapa penyebab kasus kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik
yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan
keluarga. Perempuan dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80—90% untuk
menderita kanker payudara, serta 40-50% untuk menderita kanker indung telur,
sebagaimana yang ditemukan
pada
1% perempuan Yahudi. Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga
adalah kanker kulit dan kanker usus besar.
Kedua,
kelainan kromosom. Misalnya, seseorang dengan tingkat syndrome down yang
memiliki 3 buah kromosom berisiko 12—20 kali lebih tinggi menderita leukemia
akut. Ketiga, faktor lingkungan. Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker. Salah satunya ialah merokok. Merokok bisa
meningkatkan risiko kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung
kemih. Faktor lingkungan lainnya adalah berjemur di bawah sinar matahari yang
mengandung sinar ultraviolet dalam waktu lama, terutama yang menyebabkan kanker
kulit. Selain itu, faktor lingkungan yang lain ialah radiasi ionisasi yang
digunakan dalam sinar-X, yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir
dan ledakan bom atom yang mampu menjangkau jarak
jauh.
Terkait
itu, kita perlu mengetahui bahwa orang yang selamat dari bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II justru berisiko
tinggi terhadap serangan leukemia. Faktor uranium pada pekerja tambang juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru saat 10—20 tahun mendatang.
Risiko tersebut semakin meningkat jika para penambang merokok.
Keempat,
makanan. Makanan merupakan faktor risiko penting dalam kanker, terutama kanker
saluran pencernaan. Biasanya, makanan yang diasapkan dan diasamkan (dalam
bentuk acar) dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker di area perut. Peminum
alkohol juga berisiko lebih tinggi terkena kanker di area perut.
Bila
seseorang mengonsumsi makanan yang kandungan seratnya tinggi, maka dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengurangi lemak sampai
30% dari kalori total juga mengurangi risiko terjadinya kanker usus besar,
payudara, dan prostat.
Kelima,
bahan kimia. Banyak bahan kimia yang dideteksi sebagai penyebab kanker.
Terkadang, hal itu diketahui setelah beberapa tahun kemudian. Misalnya, faktor
penggunaan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit yang banyak
ditemukan pada pekerja cat maupun pekerja yang membersihkan cerobong asap,
karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.
Keenam,
tempat tinggal. Risiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat
tinggal seseorang. Misalnya, risiko terjadinya kanker usus besar dan kanker
payudara di Jepang dinilai rendah, tetapi risiko ini meningkat pada orang-orang
Jepang yang tinggal di Amerika, yang akhirnya risiko nya sama besar dengan
penduduk Amerika lainnya. Uniknya lagi, orang Jepang mempunyai angka kejadian
kanker lambung yang sangat tinggi. Namun, pada orang Jepang yang lahir di
Amerika, angka ini ternyata lebih rendah. Variasi geografis dalam risiko kanker
tersebut sepertinya melibatkan banyak faktor, yang merupakan gabungan dari
faktor genetik, makanan,
dan
lingkungan.
Ketujuh,
virus. Beberapa virus dapat menyebabkan kanker pada manusia. Virus penyebab kanker
ini disebut virus onkogenik. Misalnya, virus papilloma yang menyebabkan kutil
genitals, yang termasuk salah satu penyebab kanker leher rahim pada perempuan.
Ada juga virus hepatitis B dan hepatitis C yang bisa menyebabkan kanker hati.
Kedelapan,
infeksi. Infeksi yang dikarenakan paras it schistosoma bisa menyebabkan kanker
kandung kemih lantaran terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih.
Kesembilan, hormon. Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh, yang
berfungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Sebagai contoh, diethyl
stilbestrol ialah suatu hormon seks buatan, yang umumnya digunakan untuk
menggemukkan hewan ternak. Ternyata, hormon tersebut sebagai penyebab timbulnya
kanker rahim, payudara, dan alat reproduksi lainnya. Pada beberapa penelitian
diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan
kanker pada organ tubuh yang dipengaruhinya, misalnya payudara, rahim, indung
telur, dan prostat.
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa sel-sel kanker hidup bersama sejumlah faktor,
baik dalam kandungan makanan ataupun yang lain. Terkait itu, kita perlu
mengetahui sejumlah faktor pertumbuhan atau perkembangbiakan kanker.
Pertama,
gula sebagai umpan kanker. Dengan mengurangi gula, berarti kita mengurangi
suplai makanan penting bagi sel kanker. Kita bisa menggantikan gula dengan
neutral sweet, equal, dan spoonful. Sayangnya, pengganti gula tersebut dibuat
dari bahan aspartame yang berbahaya. Sebenarnya, kita dapat mengganti gula
dengan pengganti yang bersifat alami, yakni madu atau tetes tebu, tetapi dalam
jumlah yang amat sedikit.
Kedua,
susu yang membuat tubuh memproduksi mucus, terutama pada organ bagian dalam.
Kanker diumpan oleh mucus. Jika kita mengurangi susu, serta menggantikannya
dengan susu kedelai tawar, maka sel kanker akan kelaparan.
Ketiga,
sel kanker yang tumbuh subur di lingkungan asam. Diet anti daging yang
bersifat asam ialah mengonsumsi ikan dan ayam ketimbang daging sapi atau babi.
Daging juga mengandung antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit
yang berbahaya. Daging pun terkait penimbunan lemak. Hal ini berkaitan dengan
keberadaan kolesterol yang termasuk salah satu komponen lemak. Kolesterol juga
bertindak sebagai lemak hewani yang tidak larut oleh air, yang merupakan
komponen terbesar dalam darah. Bahan yang berwujud seperti Hlin ini berada di
dalam sel darah hewan dan manusia.
Sesungguhnya,
lemak tergolong salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh,
sebagaimana zat-zat lainnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan
mineral. Kolesterol dibawa lipoprotein menuju bagian tubuh yang memerlukannya.
Kolesterol atau komponen lemak merupakan sumber energi yang memberikan kalori
paling tinggi dan sangat dibutuhkan tubuh, terutama untuk membentuk
dinding-dinding sel dalam tubuh. Selain itu, kolesterol juga berguna untuk
pembentukan asam empedu, hormon-hormon steroid, dan vitamin D.
Sayangnya,
apabila kolesterol dalam tubuh melebihi batas kebutuhan atau tertimbun dalam
dinding pembuluh darah, maka bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut
aterosklerosis, yakni penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kadar
kolesterol yang tinggi dapat menyumbat aliran darah.
Jika
penyumbatan terjadi di jantung, maka menyebabkan terjadinya serangan jantung.
Apabila penyumbatan terjadi di otak, maka mengakibatkan serangan otak alias
stroke. Biasanya, kondisi seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yang tinggi atau darah tinggi. Semuanya itu menjadi pangkal penyakit
kanker,
Pada
umumnya, kolesterol dalam tubuh orang-orang yang gemuk atau mengalami obesitas
bernilai tinggi. Sebaliknya, orang-orang bertubuh kurus belum tentu aman dari
serangan kolesterol tinggi. Penderita kolesterol tinggi sering menderita
tekanan darah tinggi, meskipun tekanan darahnya rendah. Sementara itu, orang
yang tekanan darahnya rendah harus berhati-hati dalam melakukan terapi herbal.
Sebab, sebagian besar herbal yang berfungsi menurunkan kolesterol ternyata
dapat menurunkan tekanan darah.
Keempat,
kopi, teh, dan cokelat yang mempunyai kandungan kafein tinggi. Sebaiknya, kita
tidak banyak mengonsumsi minuman tersebut. Kita mesti sering mengonsumsi air
bersih atau air yang telah disaring guna menghindari racun dan logam berat yang
terkandung dalam air ledeng.
Secara
umum, kanker mempunyai pemicu yang khas. Terkait itu, kita perlu memahami bahwa
ada jenis pemicu kanker tertentu yang bisa menyebabkan terjadinya beberapa
kanker. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Li Peiwen,
seorang dokter ahli kanker dan pakar pengobatan tradisional asal Tiongkok,
diketahui bahwa angka kejadian kanker di Indonesia lebih banyak ketimbang Cina.
Kondisi seperti ini dikarenakan penduduk Indonesia senang mengonsumsi makanan
gorengan. Di antaranya ialah kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe
goreng, ayam goreng, kentang goreng, nasi goreng, dan lain sebagainya.
Sementara
itu, pada tahun 2002, Eden Tareke, seorang peneliti dari Universitas Stockholm,
Swedia, mengumumkan hasil risetnya mengenai kandungan akrilamida dan karsinogen
yang terbentuk pada makanan yang dipanaskan. Hasil riset menunjukkan bahwa
makanan yang mengandung banyak karbohidrat, seperti kentang, singkong, ubi,
pisang, nasi, dan sejenisnya, jika digoreng akan terurai dan bereaksi dengan
asam amino, sehingga menghasilkan senyawa karsinogenik sebagai pemicu kanker.
Demikian hal nya dengan makanan yang dipanggang. Sedangkan makanan yang direbus
atau dikukus tidak mengalami reaksi semacam itu, sehingga tidak menghasilkan akrilamida.
Jikalau ada, kadarnya sangat kecil.
Penelitian
terhadap percobaan tikus menunjukkan bahwa akrilamida menimbulkan tumor,
merusak DNA, merusak saraf, mengganggu tingkat kesuburan, dan mengakibatkan
keguguran. Seporsi kentang goreng yang dimasak pada suhu 220 °C mengandung
akrilamida sekitar 2.500 mikrogram. Pada tikus percobaan, jumlah ini sudah
menimbulkan mutasi gen. Nah, apa yang akan terjadi bila kita makan kentang
goreng, kerupuk, pisang goreng, singkong goreng, tempe goreng, maupun gorengan
lainnya setiap hari?
Kenyataannya,
banyak dokter yang selalu menganjurkan agar kita menghindari jenis makanan
berupa gorengan. Lantas, apakah anjuran ini berarti bahwa kita sama sekali
tidak boleh mengonsumsi makanan yang digoreng? Sebenarnya, kita boleh
mengkonsumsinya, asalkan tidak berlebihan. Sebab, minyak juga dibutuhkan dalam
metabolisme tubuh dengan ukuran tidak lebih dari 5-10 ml/hari (1-2 sendok
makan).
Tentunya,
supaya kita mampu mengontrol kandungan minyak dalam tubuh, kita perlu
menerapkan kiat-kiat khusus dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ialah kita
menggoreng makanan sendiri dengan minyak yang baru, bukan minyak bekas gorengan
lainnya. Minyak yang belum pernah digunakan untuk menggoreng diharapkan masih
terbebas dari akrilamida dan zat-zat karsinogenik lainnya. Kita juga dapat
mengatur suhu minyak sewaktu menggoreng agar tidak terlalu panas, serta
mengangkat hasil gorengan saat matangnya berukuran sedang atau sebelum terlalu
cokelat, apalagi gosong.
Suhu
minyak ketika menggoreng dengan api sedang sekitar 180—220 °C. Semakin rendah
suhunya, semakin sedikit akrilamida yang terbentuk. Sebaliknya, semakin panas
suhunya, semakin banyak akrilamidanya. Selain itu, minyak goreng yang
dipanaskan terlalu tinggi akan teroksidasi dan terpolimerisasi, sehingga
menghasilkan zat-zat radikal bebas dan minyak trans (trans fatty acid) yang
berbahaya bagi kesehatan dan memicu kanker.
Minyak
goreng yang berubah menjadi minyak trans ditandai dengan keluarnya asap dari
penggorengan, berubahnya warna menjadi lebih gelap, baunya tengik/ ftienyengat,
cairannya lebih kental, serta menyebabkan gatal/iritasi tenggorokan. Namun,
minyak trans juga ada yang alami tanpa melalui proses penggorengan, yakni pada
lemak hewan memamah biak.
Minyak
goreng bekas pakai {jelantah) yang dipakai berulang kali lebih cepat rusak
dibandingkan minyak baru. Minyak itu pun lebih mudah berasap dan lebih cepat
menghitam, walaupun suhunya belum terlalu panas. Kebiasaan penjual makanan yang
digoreng adalah menggunakan minyak yang sangat banyak dan panas (mencapai 300
°C) dengan api besar secara berulang kali, sehingga diperoleh hasil gorengan
yang renyah dan kering. Gorengan seperti ini memang terasa lebih enak dan
renyah, tetapi banyak mengandung senyawa karsinogenik. Makanan yang digoreng
akan menyerap minyak di sekitarnya. Makanan tersebut menjadi berminyak, dan
senyawa-senyawa karsinogenik dalam minyak turut masuk ke dalam tubuh.
Nah,
dengan menggoreng sendiri, kita dapat mengatur agar suhu minyak tidak terlalu
panas dan menggunakan sedikit minyak supaya tidak terlalu banyak mengandung
akrilamida dan senyawa karsinogenik lain yang terserap dalam makanan.
Sebaiknya, sebelum makan, sisa-sisa minyak yang menempel pada makanan diserap
terlebih dahulu menggunakan kertas tisu. Bagi para pejuang kanker, memilih
jenis minyak goreng sama pentingnya dengan menentukan kualitas minyak dan
menggoreng masakan sendiri di rumah. Sebab, ada banyak jenis minyak goreng yang
sering digembar-gemborkan aman bagi kesehatan, tetapi ternyata memiliki potensi
bahaya.
Terkait
itu, jenis minyak goreng yang benar-benar tidak sehat adalah minyak jelantah.
Minyak jelantah adalah minyak yang sudah pernah digunakan, sehingga telah
mengandung akrilamida, radikal bebas, dan asam lemak trans. Apalagi bila warna
minyak goreng sudah kecokelatan dan teksturnya kental. Jika dipanaskan lagi,
maka semakin tinggi kandungan senyawa-senyawa karsinogenik di dalamnya.
Struktur
molekul minyak juga memiliki pengaruh penting. Menurut pakar kanker Dr. Iwan T.
Budiarso, dengan memperhatikan struktur molekul minyak, maka kita dapat
membedakan berbagai jenis minyak goreng. Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan
ganda dalam struktur molekulnya, minyak goreng bisa dibedakan menjadi tiga.
Pertama,
minyak goreng dengan asam lemak jenuh (saturatedfatty acids). Asam lemak jenuh
terdapat dalam ASI (asam laurat) dan minyak kelapa. Asam lemak jenuh bersifat
stabil dan tidak mudah bereaksi/berubah menjadi asam lemak jenis lain. Kedua,
minyak goreng dengan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty adds)
dan majemuk (polyunsaturated fatty acids). Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan
atom karbon rangkap yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain hingga
memperoleh komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Semakin banyak jumlah
ikatan rangkap (polyunsaturated), semakin mudah ia bereaksi atau berubah. Asam
lemak tak jenuh sering dipromosikan mempunyai beragam manfaat antara lain
menurunkan kolesterol buruk dan mencegah serangan jantung. Asam lemak tak jenuh
banyak terdapat dalam minyak sayur, seperti minyak kedelai, minyak canola,
minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit, dan lain sebagainya.
Ketiga, minyak goreng dengan asam
lemak trans (tram fatty add). Asam lemak trans banyak terdapat dalam lemak
hewan, margarin, mentega, minyak terhidrogenasi, dan terbentuk dari proses
penggorengan. Selain karsinogenik, lemak trans meningkatkan kadar kolesterol
buruk, menurunkan kadar kolesterol baik, dan menyebabkan bayi-bayi lahir
prematur. Dengan mempertimbangkan berbagai keterangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa minyak goreng yang paling aman bagi tubuh, terutama bagi
pejuang kanker, adalah minyak kelapa, bukan minyak kedelai, minyak bunga
matahari, minyak canola, minyak zaitun, margarin, dan minyak sawit
Sesungguhnya,
seseorang bisa terserang kanker lantaran banyak faktor. Di antaranya ialah
faktor gen, makanan dan minuman tertentu, dan lain sebagainya. Nah, supaya kita
dapat mengidentifikasi adanya kanker dalam tubuh, kita mesti mengenali
tanda-tanda kanker sejak dini. Tanda-tanda kanker dibedakan menjadi dua, yaitu
tanda-tanda kanker yang bersifat umum dan bersifat khusus. Adapun tanda-tanda
kanker yang bersifat umum adalah sebagai berikut:
1.
Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya.
2.
Demam yang lebih sering terlihat dalam tahap-tahap lanjut, terutama bila kanker
mempengaruhi sistem kekebalan dan mengurangi pertahanan terhadap infeksi.
3.
Rasa lelah yang berlebihan.
4.
Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat tertentu, yang merupakan sistem tahap
lanjut penyakit kanker.
5.
Perubahan warna kulit, sehingga kulit menguning, memerah, gatal-gatal, atau
pertumbuhan rambut berlebihan.
Selain
tanda-tanda kanker yang bersifat umum, kita juga perlu mewaspadai tanda-tanda
kanker yang bersifat khusus. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Adanya borok yang tak kunjung sembuh.
2.
Sebuah benjolan di payudara atau bagian tubuh lain.
3.
Pendarahan yang tidak seperti biasanya.
4.
Perubahan dalam kebiasaan buang air besar dan kecil.
5.
Kesulitan mencerna atau menelan makanan.
6.
Batuk atau suara parau yang tidak kunjung hilang.
7.
Masalah-masalah pendengaran.
PENJELASAN
TENTANG PENYAKIT STROK
Apakah
Yang Dimaksud Dengan Stroke?
Stroke adalah gangguan saraf otak yang disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah di otak, yang terjadi dalam tempo sekitar 24 jam atau
lebih. Boleh dikatakan serangan stroke terjadi mendadak dan sulit diprediksi,
berlangsung sekitar 15-an menit.
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke satu bagian otak
terhambat cukup parah (karena adanya bekuan darah atau aterosklerosis) atau
sama sekali terhenti (karena pecahnya pembuluh darah). Akibatnya kiriman
oksigen dan nutrisi bagi jaringan sel-sel saraf otak tersendat atau bahkan
terhenti sama sekali. Dalam waktu hanya beberapa menit sel-sel otak pun mati.
Hal ini menyebabkan berbagai fungsi otak terganggu yang manifestasinya berupa
gangguan gerak (berjalan dan/atau mengangkat tangan), gangguan intelektual
(sulit berbicara dan/atau mengerti pembicaraan orang, sulit menghitung),
terjadi kelumpuhan pada satu sisi, gangguan pada penglihatan, sakit kepala
dan/atau vertigo parah, dan lain-lain.
Anda benar, penyakit stroke memang penyakit yang
menakutkan. Juga mematikan! Sebagai orang awam, tentu kita tidak mengetahui
apakah tanda-tanda/gejala yang sedang dialami seseorang itu gejala stroke atau
bukan. Karena itu penderita stroke sering terabaikan. Hal ini disebabkan
tanda-tandanya sangat umum (diawali dengan semutan ringan tanpa sebab, sakit
kepala atau vertigo ringan yang datang dan pergi, dan lain-lain.) sehingga
sulit diprediksi. Padahal perlu penanganan secepatnya karena bisa berakibat
kecacatan permanen bahkan kematian jika terlambat ditangani.
Penyakit stroke akhir-akhir ini banyak diderita kaum muda
yang sedang berada pada usia produktif. Akibatnya sungguh sangat menyulitkan
bagi si penderita maupun bagi keluarganya karena pasien stroke umumnya tidak
berdaya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Jadi, Anda benar bahwa penderita
stroke parah tidak mampu menyuap makanan, mengenakan atau membuka baju,
menulis, sulit bicara, dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan bantuan
keluarga atau perawat. Selain itu, pasien stroke bisa kehilangan pekerjaannya
disebabkan ketidak berdayaan fisik dan intelektual yang dialaminya.
Selain itu perlu diketahui pula bahwa pengobatan/
perawatan bagi penderita stroke makan biaya sangat mahal. Dan makan waktu
sangat lama.
Hal lain yang juga sangat mengkhawatirkan adalah bahwa
serangan stroke bisa terulang. Biasanya stroke ulangan lebih berbahaya dan
sering menyebabkan kematian. Karena itu sedapat mungkin dicegah. Untuk itu
perlu menyebarluaskan pengetahuan tentang stroke, terutama di kalangan usia muda
dan produktif, agar mereka bisa menjaga kesehatan dirinya.
Banyakkah
penderita stroke di Indonesia?
Menurut
data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar
125.000 di life antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah
sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran
ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Biaya
penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung sangat lama bahkan
bisa seumur hidup.
Data
yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir.
Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang.
Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak
diketahui jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
berhasil mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440
kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366
sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk
pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan
pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan penduduk
perkotaan.
Tidak hanya di Indonesia. Konferensi Stroke Internasional
yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 pun mengungkap terus meningkatnya
kasus stroke di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu
diantisipasi dengan cara menyebarluaskan pengetahuan tentang bahaya stroke, misalnya lewat
internet, seminar, media massa, dan lain-lain.
Gangguan aliran darah merupakan masalah yang sangat
serius karena aliran darah memasok nutrisi all dan oksigen ke sel-sel di
seluruh tubuh termasuk sel-sel saraf otak. Kebutuhan otak akan pasokan darah
segar sangat tinggi, yaitu sekitar 1/5 dari kebutuhan seluruh bagian organ
tubuh lainnya. Padahal berat otak hanya 1/40 dari berat tubuh. Nah, dapat
dibayangkan jika pasokan darah ke otak terganggu, fungsi-fungsi otak pun
terganggu. Tanpa nutrisi dan oksigen, sel-sel akan mati. Demikianlah, jika
pasokan nutrisi dan oksigen terhambat dalam waktu lebih dari 4 menit, bisa
menyebabkan sel-sel saraf otak mati.
Sekarang, mari kita lihat fungsi otak. Otak sebagai
sistem saraf pusat, tidak saja mengendalikan semua gerakan, juga pikiran,
ingatan, emosi, suasana hati, sarnpai dorongan seksual. Sepanjang hidupnya,
otak terus menerus menerima rangsangan, mengolah dan menyimpan informasi dalam
bentuk memori. Aliran darah yang terganggu, menyebabkan jutaan sel saraf tidak
mendapat makanan dan oksigen, akibatnya sel-sel saraf otak tersebut mati dan
fungsi otak terganggu. Berarti fungsi gerak dan intelektual terganggu sehingga kita bisa melihat
penderita stroke ada yang tidak mampu menggerakkan kaki atau tangannya, ada
yang wajahnya lumpuh sebelah, sulit bicara, sulit berpikir, sakit kepala berat,
dan lain-lain. Bahkan bisa koma, tak sadarkan diri selama berbulan-bulan.
Kebutuhan otak akan oksigen mencapai 20% dari kebutuhan
seluruh tubuh, padahal berat otak hanya 2,5% saja dari berat badan. Dengan
demikian sangatlah logis jika otak membutuhkan begitu banyak pasokan oksigen
karena harus menghidupi jutaan sel saraf yang mengendalikan seluruh
sistem tubuh secara terus menerus sepanjang hidup, tiada henti. Karena itu,
masuk akal jika untuk menjalankan fungsinya dengan lancar, otak sangat
membutuhkan pasokan oksigen dari aliran darah.
Jumlah
Penderita Stroke di Indonesia
Menurut
data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar
125.000 di life antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah
sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran
ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Biaya
penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung sangat lama bahkan
bisa seumur hidup.
Data
yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir.
Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang.
Sedangkan
yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui
jumlahnya. Namun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata
kasus stroke di wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas
tahun 2007 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga
perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai
variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di
antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan penduduk perkotaan.
Tidak hanya di
Indonesia. Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria,
tahun 2008 pun mengungkap terus meningkatnya kasus stroke di kawasan Asia
akibat berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu diantisipasi dengan cara
menyebarluaskan pengetahuan tentang bahayanya stroke, misalnya lewat internet,
seminar, media massa, dan lain-lain
Jika karena
satu dan lain hal aliran darah terhambat atau terhenti, maka pasokan oksigen
(dan nutrisi) otomatisl terhenti. Akibatnya fungsi-fungsi otak pun terhambat
sehingga seluruh atau sebagian fungsi gerak terganggu. Inilah awal dari
serangan stroke yang kita lihat
Apakah
Penyakit Stroke Bisa Sembuh?
Prediksi penyembuhan
stroke bisa dilihat dari gejala dan tanda-tanda stroke yang dialami pasien.
Jika perbaikan
kesehatannya menampakkan kemajuan pesat, maka kemungkinan besar pasien akan
pulih sempurna. Namun jika selama sekitar dua minggu masih menderita gejala berat,
maka pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama, apalagi jika pasien dalam
keadaan tidak sadar/koma, tentu penyembuhan sulit dan tidak mungkin sembuh
sempurna. Paling tidak,
penyembuhan total atau sebagian akan makan waktu lama.
Mengobati stroke terutama yang parah, sungguh sangat
sulit. Sumbatan atau perdarahan yang terjadi harus segera ditanggulangi,
padahal menangani pembuluh darah otak jauh lebih sulit dibanding menangani pembuluh
darah di bagian tubuh lainnya.
Kerusakan saraf yang telah terjadi jika penderita tidak
segera dibawa ke dokter, bisa berakibat semakin sulit disembuhkan. Misalnya
pasien mengalami kelumpuhan dan gangguan kemampuan bicara, tentu tidak langsung
bisa pulih. Harus menjalani latihan ADL (activity of daily living alias
aktivitas sehari-hari) selain fisioterapi di rumah sakit. Bahkan kerusakan
saraf otak bisa menetap sehingga akibat stroke pun tidak bisa disembuhkan. Jika
pulih pun makan waktu sangat lama, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Dibutuhkan serangkaian fisioterapi oleh dokter ahli rehabilitasi medik dan
latihan ADL di rumah.
Selain pengobatan fisik, pasien juga harus dirawat secara
kejiwaan karena dapat dipastikan mengalami stres yang parah disebabkan
kehilangan kemampuan gerak dan kehilangan pekerjaannya.
Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 500.000 pasien baru
stroke setiap tahunnya. Sekitar 25% di antaranya meninggal, dan sisanya
menderita cacat ringan maupun cacat berat. Dengan kesabaran dan minum
obat-obatan yang diberikan dokter, kontrol ke dokter secara teratur, dan
melakukan fisioterapi, maka penderita diharapkan bisa pulih meski mungkin tidak
seratus persen, tetapi minimal mampu mandiri tidak bergantung pada bantuan
orang lain; dan siapa tahu bisa bekerja mencari nafkah kembali.
Tingkat kesembuhan sebetulnya lebih dipengaruhi sikap dan
cara berpikir ketimbang faktor fisik. Namun secara logika, penderita usia muda
lebih cepat sembuh dan berpotensi sembuh lebih baik dibanding penderita usia
tua. Selain itu, tingkat keparahan serangan juga merupakan faktor yang
menentukan untuk penyembuh-an stroke. Masalah bisa bekerja kembali, bergantung
pada kondisi pasien. Jika terjadi penyembuhan total, tentu pasien bisa bekerja
kembali.
Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir karena kemajuan
bidang kedokteran sekarang ini luar biasa pesat. Termasuk dalam hal pencegahan
dan pengobatan stroke. Dengan demikian dapat diharapkan di tahun-tahun
mendatang lebih banyak pasien stroke yang bisa disembuhkan total dan dapat
beraktivitas kembali sepenuhnya.
Namun harap
diingat, andaikata bisa sembuh pun, pasien harus tetap waspada akan serangan
stroke kedua yang kemungkinan besar lebih parah
Anda perlu waspada jika mengalami salah satu
atau beberapa keanehan seperti berikut ini:
- Tulisan tiba-tiba menjadi jelek bahkan tidak terbaca. Atau Anda salah menuliskan kata/angka.
- Satu tangan/kaki tidak menuruti perintah otak.
- Benda yang dipegang tiba-tiba terlepas tanpa disadari.
- Sering gagal memasukkan kancing ke lubang kancing.
- Makan berceceran tanpa terkendali.
- Sulit mengenakan kaus kaki atau mengikat tali sepatu.
- Sulit mandi sendiri, mengenakan pakaian, menyisir rambut.
- Rasa kebas atau ba'al pada satu sisi wajah.
- Kesulitan menghitung hitungan yang paling mudah sekalipun.
Nah,
tidak sulit, 'kan! Asalkan Anda waspada dan curiga ketika mengalami salah satu
dari gejala stroke tersebut,
dan langsung observasi ke rumah sakit, maka Anda akan terselamatkan dari
serangan ganas stroke
JENIS - JENIS KANKER
Kanker
Hati
Ada
beberapa anggapan keliru yang beredar dimasyarakat bahwa jenis kanker hati
cukup sulit disembuhkan. Terkait itu, ada suatu keluhan bahwa selama satu bulan
terakhir, seseorang sering mengalami sakit di bagian dada dan penurunan berat
badan yang sangat mencolok. Ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan supersound,
dideteksi adanya kanker hati yang sangat besar. Hampir 80% bagian hati sudah
rusak. la benar-benar kaget dan terperanjat. Sebab, setahun yang lalu, ia telah
melakukan dan hasilnya normal. Ternyata, check up yang dilakukan hanya
memeriksa fungsi hati.
Pemeriksaan
fungsi hati termasuk salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal
masyarakat. Tetapi, item ini sering kali disalahpahami oleh masyarakat. Mereka
beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka
normal, berarti tidak ada masalah dengan hati. Nah, pandangan ini bisa
mengakibatkan hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Bagi
para penderita radang hati, meskipun kondisi radang hati mereka telah berhenti,
tetapi dalam hati telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan
terbentuknya pengerasan hati, maka semakin mudah timbul kanker hati. Selain
itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami
kenaikan. Sebab, pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya
yang diserang, sehingga ia rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya berskala
kecil dan masih dalam batas normal, maka dianggap bukan masalah.
Pada
dasarnya, penyebab utama kerusakan hati antara lain tidur terlalu malam dan
bangun terlalu siang, tidak buang air kecil dan besar pada pagi hari, pola
makan yang berlebihan, tidak pernah makan pagi, terlalu banyak mengonsumsi
obat-obatan, sering mengonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, dan
pemanis buatan, serta menggunakan minyak goreng yang tidak sehat.
Sebaiknya,
kita menghindari penggunaan minyak goreng saat memasak makanan, meskipun minyak
goreng terbaik, misalnya olive oil. Kita jangan mengonsumsi makanan yang
digoreng bila dalam kondisi penat, kecuali jika kondisi tubuh sedang fit.
Kita
juga tidak diperbolehkan mengonsumsi masa-kan mentah, yang akan menambah beban
hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, dan dilarang
disimpan dalam waktu lama. Kita mesti melakukan pencegahan tanpa mengeluarkan
biaya tambahan. Kita hanya perlu mengatur gaya hidup dan pola makan
sehari-hari.
Perawatan
pola makan dan pengaturan waktu sebaik mungkin mesti dilakukan agar tubuh mampu
melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Terkait itu,
kita perlu mengenali waktu-waktu tertentu, yang termasuk bagian dari mekanisme
pengoperasian metabolisme tubuh.
Pertama,
pada malam hari pukul 21.00-23.00 WIB terjadi aktivitas pembuangan zat-zat
tidak berguna/ beracun (detoxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah
bening). Saat itu, hendaknya kita mengisi waktu dengan melakukan sesuatu yang
menenangkan hati dan pikiran, misalnya mendengarkan musik. Jika kita masih
beraktivitas pada waktu tersebut, seperti mencuci piring, membersihkan dapur,
dan lain sebagainya, maka hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
Kedua,
pada malam hari pukul 23-00-01.00 WIB langsung proses detoxin di bagian hati.
Proses ini mesti terjadi dalam kondisi tidur pulas. Ketiga, pada dini hari
pukul 01.00-03.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian empedu. Proses
tersebut juga harus terjadi dalam kondisi tidur pulas.
Keempat,
pada pukul 03.00-05.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian paru-paru.
Itulah yang menyebabkan terjadinya batuk yang hebat bagi penderita batuk selama
durasi waktu ini. Saat itu, proses pembersihan telah mencapai saluran
pernapasan. Maka, ia tidak perlu minum obat batuk agar tidak merintangi proses
pembuangan kotoran.
Kelima,
pada pukul 05.00-07.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian usus besar.
Oleh karena itu, kita harus buang air kecil ataupun besar di kamar mandi.
Keenam, pada pukul 07.00-09-00 WIB berlangsung proses penyerapan gizi makanan
bagi usus kecil. Saat inilah, kita mesti makan pagi.
Bagi
orang yang sakit, hendaknya ia makan lebih pagi, yaitu sebelum pukul 06.30 WIB.
Sesungguhnya, makan pagi sebelum pukul 07.30 WIB sangat baik bagi orang yang
ingin menjaga kesehatan. Bagi orang yang tidak makan pagi, sebaiknya ia
mengubah kebiasaan tersebut. Dalam hal ini, lebih baik terlambat makan pagi
hingga pukul 09-00-10.00 WIB Ketimbang tidak makan pagi sama sekali.
Kita
tidak boleh terbiasa tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Sebab,
kebiasaan ini dapat mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna.
Selain itu, sejak tengah malam sampai pukul 04.00 WIB, sumsum tulang belakang
memproduksi darah. Maka, hendaknya kita tidur dengan nyenyak, dan tidak
begadang.
Sebenarnya,
Institut Sains dan Teknologi di Hongkong berhasil menciptakan sebuah obat baru
untuk menangani penyakit kanker hati. Obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker secara efektif, dan tidak akan membunuh sel yang sehat. RS Queen Mary di
Hongkong sudah menggunakan obat tersebut dalam praktik klinis pada penderita
penyakit kanker hati tahap akhir. Jika berhasil, maka akan dipasarkan ke luar
Hongkong.
Ahli
terkait menuturkan bahwa setelah menggunakan obat tersebut, penderita kanker
hati tahap akhir yang umumnya hanya dapat bertahan hidup selama beberapa bulan,
ternyata usianya diperpanjang hingga lebih dari 10 bulan. Fenomena itu menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan.
Departemen
Kesehatan Hongkong menyatakan kanker hati sebagai penyakit kanker pembunuh
ke-2. Menurut data statistik di Hongkong, sejak tahun 1986—1996 sebanyak 12.498
orang meninggal dunia lantaran terkena kanker hati. Rata-rata setiap tahunnya
ditemukan kurang lebih 1.500 kasus penyakit baru, dan orang yang meninggal
karena penyakit kanker hati sekitar 1.300 orang setiap tahun.
Kita
perlu mengetahui bahwa cara pengobatan sebelumnya, misalnya transplantasi hati,
kemoterapi pembuluh nadi, dan terapi embolis hanya membuang sel kanker hati.
Meskipun begitu, bagi penderita kanker hati stadium akhir, persentase hidupnya
tidak lebih dari Vi tahun.
Di
Indonesia, perkembangan penanganan kanker hati lebih maju daripada Hongkong.
Penderita kanker hati stadium lanjut memiliki harapan yang lebih besar untuk
memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidup. Dengan menjalani terapi kanker
yang terfokus pada penggunaan obat sorafenib, penderita kanker hati dapat
meningkatkan kelangsungan hidup hingga 47%. Obat ini merupakan satu-satunya
terapi yang telah menunjukkan peningkatan survival rate bagi para penderita
kanker hati di dunia, termasuk Indonesia.
Divisi
Hematologi pada Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, menyatakan bahwa kemampuan obat sorafenib dalam memperpanjang
harapan hidup bisa ditinjau dari hasil berbagai riset internasional yang
dilakukan terhadap penderita kanker hati, baik di Amerika Serikat, Eropa, dan
Australia.
Secara
signifikan, obat tersebut dapat meningkatkan kualitas kelangsungan hidup
sebesar 44%. Obat sorafenib bekerja dengan cara membidik sel tumor dan sistem
pendarahan tumor. Dalam sebuah uji praklinis, sorafenib terbukti mampu
menghambat dua jenis kinase, yakni profllerasi sel dan angiogenesis
(pembentukan pembuluh darah). Keduanya berperan besar dalam proses pertumbuhan
kanker.
Obat
sorafenib telah disetujui oleh Badan POM RI pada April 2008, sehingga bisa
digunakan dalam pengobatan penderita kanker hati stadium lanjut yang tidak
dapat dioperasi. Kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma) termasuk
dalam enam besar kanker yang paling sering menyebabkan kematian di Indonesia.
Biasanya, jumlah penderitanya selaras dengan angka penderita hepatitis B dan hepatitis
C kronis.
Sebagian
besar orang yang didiagnosis terkena kanker hati tidak mengetahui gejala
awalnya, dan baru mendatangi dokter saat berada pada stadium lanjut. Pada
stadium awal, kanker hati dapat diatasi dengan cara pembedahan untuk mengangkat
jaringan sel kanker. Selain itu, penderita kanker hati juga mesti menjalani
kemoterapi. Namun, pada stadium lanjut, ia tidak bisa menjalani tindakan
tersebut, karena sel kanker sudah menyebar.
Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mendasar pada laki-laki dan
perempuan risiko terkena kanker hati. Ternyata, penyebabnya terletak pada unsur
genetik berdasarkan gender. Inilah hasil penelitian yang dilakukan oleh para
ahli di Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Penelitian ini merupakan kajian
genome pertama yang menjelaskan kaitan antara gender dan kanker non organ
reproduksi. Di negara lain, terutama Asia, angka potensi tersebut lebih tinggi,
yakni 8—10 kali lipat.
Sementara
itu, menurut hasil penelitian yang di-publikasikan dalam jurnal ilmiah Cancer
Research, laki-laki berpotensi terkena kanker hati dua kali lebih besar
ketimbang perempuan di Amerika Serikat. Sesungguhnya, angka kanker hati di
Amerika lebih rendah daripada negara-negara lainnya, tetapi tren nya
menunjukkan peningkatan yang drastis akibat infeksi hepatitis C lewat transfusi
darah yang terus melonjak sejak tahun 1970-an, yang dikarenakan penyalahgunaan
obat-obatan terlarang. Faktor lainnya yang memicu peningkatan angka penderita
kanker hati adalah obesitas dan diabetes.
Sesungguhnya,
hati laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang cukup kentara. Perbedaan
itu terlihat sangat jelas semasa pubertas, yakni saat organ hati laki-laki
lebih terekspos pertumbuhan hormonnya. Inilah yang membuat organ hati laki-laki
dan perempuan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap antibiotik dan
obat-obatan serupa.
WHO
memperkirakan bahwa lebih dari 180 juta orang di dunia telah terinfeksi
hepatitis C, dan lebih dari 400 juta orang lainnya hidup dengan hepatitis B.
Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa virus hepatitis 100 kali
lebih mudah menular ketimbang HIV Sebenarnya, yang paling mengkhawatirkan ialah
berkembangnya penyakit ini menjadi kanker hati atau sirosis yang berujung pada
kegagalan fungsi hati dan kematian.
Menurut
Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Unggul Budihusodo, beberapa pola
penyebaran virus hepatitis terjadi melalui jarum tindik, alat-alat yang
terlibat dalam penggunaan narkotika, hubungan intim yang berisiko, tato, dan
transfusi darah.
Kanker
hidung atau karsinoma nasofaring (KNF) adalah penyakit kanker ganas yang
menyerang rongga hidung (nasofaring). Kanker ini sering diderita oleh
orang-orang yang berumur 15-25 tahun atau 60—65 tahun. Penderita kanker
tersebut lebih dominan laki-laki ketimbang perempuan.
Berdasarkan
data statistik, diketahui bahwa kanker ganas itu banyak diderita oleh penduduk
di negara-negara Asia Tenggara dan Provinsi Sechuan, yang terkenal dengan
kelezatan masakannya, yakni di daratan Cina. Sebenarnya, apa saja gejala dan
penyebab KNF? Sejumlah hasil penelitian menerangkan bahwa gejala-gejala yang
akan ditimbulkan oleh kanker hidung adalah sebagai berikut:
1.
Gejala-gejala pada Hidung
Beragam
gejala pada hidung merupakan gejala dini kanker nasofaring. Gejala tersebut
dapat berupa sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap lantaran pertumbuhan
tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala itu menyerupai pilek kronis, yang
terkadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental.
Gejala
pada hidung juga bisa berupa mimisan. Pendarahan dapat timbul berulang-ulang,
jumlahnya sedikit, dan bercampur ingus, sehingga berwarna merah jambu atau
terdapat garis-garis darah halus. Kita perlu mewaspadai kanker nasofaring jika
terjadi beberapa hal.
Pertama,
kita menderita pilek dalam waktu lama atau lebih dari satu bulan saat berusia
di atas 40 tahun, padahal tidak didapati kelainan lain pada hidung.
Kedua,
kita menderita pilek dalam waktu lama, ingus kental dan berbau, serta terdapat
garis-garis darah tanpa kelainan hidung dan sinus paranasal (dekat hidung).
Ketiga,
kita sering mimisan tanpa sebab tertentu ketika berumur di atas 40 tahun.
2.
Gejala Telinga
Gejala-gejala
pada telinga bisa berupa gangguan pendengaran (kurang/sukar mendengar), seolah-olah
ada cairan dalam telinga, dan telinga berdenging (di satu sisi telinga).
Gejala-gejala tersebut merupakan gejala dini yang mesti diperhatikan secara
saksama, terutama jika gejala itu menetap atau hilang dan timbul tanpa penyebab
yang jelas.
3.
Gejala Pembesaran Kelenjar Leher
Gejala
pembesaran kelenjar leher dialami oleh banyak orang, yang membuat mereka harus
segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka mengeluhkan adanya pembesaran
kelenjar leher di satu sisi ataupun dua sisi. Saat itulah, sebenarnya kanker
tersebut telah menyebar. Kanker (benjolan) teraba keras dan tidak nyeri.
4.
Gejala-gejala Berat
Biasanya,
meskipun sudah ada benjolan, tetapi tidak terasa sakit, maka benjolan tersebut
diabaikan saja oleh sebagian orang, apalagi bila hanya mimisan atau hidung
berbau. Namun, gejala kanker nasofaring akan menyebabkan gangguan pada
penglihatan dan kelumpuhan otot-otot kelopak mata, sehingga penderita tidak
bisa membuka mata secara normal, pandangan menjadi ganda, serta timbul rasa
nyeri yang hebat pada kepala.
Jika
telah menyerang saraf di daerah mulut, maka gejala kanker nasofaring akan
menyebabkan penderita sulit menelan dan terasa nyeri saat menelan makanan,
tidak bisa bersuara, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, hal-hal
tersebut mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita semakin menurun
secara drastis.
5.
Gejala-gejala yang Lebih Berat
Sesungguhnya,
yang paling berat dan parah adalah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, dan tulang, melalui darah dan aliran limfa.
Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan gejala yang dikarenakan kerusakan
organ-organ tersebut. Apabila didapati gejala penyerta, misalnya nyeri tulang,
sesak, asites, dan lain sebagainya, maka hal ini merupakan tanda suatu penyakit
yang sukar disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat meringankan
penderita semasa hidupnya hingga meninggal.
Penyebab
utama KNF adalah virus EBV (Epstein Barr Virus), kondisi ventilasi, serta udara
pernapasan yang tidak baik, seperti banyak asap yang mengandung polutan bahan
kimia dan asap rokok. Selain itu, yang berperan dalam terjadinya KNF ialah
terbentuknya zat nitrosamine bersifat fatal, yang memicu sel-sel hidung yang
normal agar mengalami perubahan ganas menjadi sel-sel kanker.
Nitrosamine
terbentuk saat daging asap atau ikan asin dimasak. Ketika itu, kandungan
protein dalam daging dan ikan membentuk bahan aktif nitrosamine yang sangat
berbahaya. Uap dari masakan tersebut terhirup oleh orang-orang yang
mengkonsumsinya dalam kondisi masih panas. Contoh makanan yang biasa dikonsumsi
dalam keadaan panas ialah Chinese food. Makanan jenis ini sangat lezat
dinikmati saat panas. Jika sudah dingin, makanan itu tak terasa enak.
Maka,
kita mesti memperhatikan beragam hal yang berkaitan dengan ventilasi udara di
dalam rumah. Terkait ini, kita perlu mencermati data statistik yang menunjukkan
bahwa penduduk Eskimo yang rumahnya bulat tanpa jendela lebih banyak terkena
KNF ketimbang ras Kaukasus yang tinggal di rumah berventilasi lapang dan sehat.
Sama
halnya dengan penduduk Indonesia dari suku Dayak di Pulau Kalimantan yang lebih
banyak mengidap KNF dibandingkan penduduk yang tinggal di kota-kota lain di
Pulau Kalimantan. Dengan sirkulasi udara yang tidak baik, virus EBV berkembang
biak dengan subur. Asap dari dapur juga akan terhirup oleh seluruh penghuni
rumah bila tidak ada cerobong asap atau cooker hood yang membuang asap dapur
keluar rumah. Asap lain di dalam rumah yang cukup berbahaya, yakni asap obat
anti nyamuk yang dipasang sepanjang malam di dalam kamar, sehingga menyesakkan
hidung.
Dari
sejumlah gambaran tersebut, kita bisa mengetahui fenomena yang terjadi di
Provinsi Sechuan, yang sangat popular dengan seni di bidang kuliner, yaitu
penduduk di sana lebih banyak terkena KNF ketimbang provinsi lain di daratan
Cina. Ditinjau dari aspek kesehatan, mengonsumsi makanan yang diawetkan memang
sangat tidak baik dan berisiko menimbulkan kanker, misalnya daging asap, lidah
asap, ikan asin, dan makanan dalam kaleng yang diberi pengawet bahan kimia agar
tahan lama.
Guna
menghindari risiko terkena KNF, hendaknya kita membeli sayur, buah, dan daging
dalam keadaan segar, misalnya di tempat petani atau pasar tradisional. Dan,
sebaiknya kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang telah diawetkan.
Sejumlah faktor lingkungan juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker. Di antaranya ialah makanan yang dibakar
tanpa menggunakan alas, sehingga ia langsung terkena arang dan api yang
menyebabkan kanker. Hal ini dikarenakan arang mengandung zat karsinogen sebagai
sel pemicu kanker
Pada
umumnya, kanker kandung kemih dikarenakan adanya faktor risiko dalam lingkungan
kerja, seperti efek penggunaan bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta, atau
cat. Faktor risiko lainnya berupa infeksi bakteri yang sering kambuh atau
kronis pada saluran kemih, yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Kanker
kandung kemih akan menyerang dua kali lebih banyak pada perokok ketimbang bukan
perokok.
Kanker
kandung kemih juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum kopi. Kanker ini tumbuh
dari kelenjar prostat, kolon, dan rektum pada laki-laki. Sementara itu, pada
perempuan, kanker kandung kemih muncul dari tracts ginkologis bawah yang dapat
menggumpal menjadi penyakit di kandung kemih.
Gejala
yang sering timbul pada penderita kanker kandung kemih adalah ia sering
mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Boleh jadi, inilah
tanda kanker kandung kemih. Sebagian besar orang didiagnosis terkena kanker
kandung kemih ketika usia mereka mencapai 60-an. Bahkan, kurang dari 1%,
orang-orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih saat berusia di bawah 40
tahun. terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kemungkinan untuk
mengembangkan penyakit tersebut semakin meningkat seiring bertambahnya umur.
Pemeriksaan
diagnostik yang sering kali dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada tes dini yang
akurat untuk mendeteksi kanker kandung kemih. Meskipun begitu, dapat dilakukan
sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengobatan meliputi kepastian invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran
penyakit, dan keadaan umum penderita kanker.
Faktor-faktor
tersebut berperan penting dalam rencana perawatannya, karena kecepatan kambuhnya
tergolong tinggi. Oleh karena itu, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi
sangat mungkin dianjurkan. Terapi laser juga termasuk sebuah langkah terapi
yang sangat mungkin diterapkan pada penderita kanker kandung kemih.
Diagnosis
keperawatan yang bisa dikakukan antara lain mencegah iritasi kulit di daerah
sekitar kandung kemih, mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan
komplikasi, antisipasi risiko infeksi R/T pembedahan untuk mengeliminasi urine,
menggunakan sabun berjenis antimicrobial untuk mencuci tangan, serta
meningkatkan aliran urine.
Gangguan
air seni saat terserang kanker kandung kemih yang dikarenakan penggunaan
tembakau atau rokok yang berlebihan merupakan risiko yang harus dihadapi oleh
penderita kanker. Ada empat tahapan kanker kandung kemih, yang dipisahkan oleh
seberapa jauh penyebaran kanker. Tahap 0 adalah tahap yang paling rendah ketika
invasi sel kanker. Tahap IV atau tahap terakhir ialah tahap yang paling berat
invasi selnya. Sedangkan tahap II dan III merupakan tahapan yang menunjukkan
seberapa jauh penyebaran sel-sel kanker ke kandung kemih atau bagian tubuh lain
dalam berbagai tingkatan.
Langkah
perawatan paling konkret yang biasa dilakukan untuk menangani kanker kandung
kemih adalah kemoterapi atau radiasi terapi dengan operasi. Kombinasi sejumlah
terapi juga bisa digunakan untuk menangani kanker. Selain terapi itu, hendaknya
penderita kanker senantiasa mengonsumsi makanan dan minuman bergizi.
Hasil
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research dan
American Association for Cancer Research menerangkan bahwa selenium (jejak
mineral yang ditemukan pada padi-padian, kacang, dan daging) dapat membantu
mencegah kanker *• kandung kemih yang berisiko tinggi.
Para
peneliti dari Dartmouth Medical School, Amerika, membandingkan tingkat selenium
pada 767 orang yang baru didiagnosis terserang kanker kandung kemih dengan
1.108 orang dari masyarakat umum. Berbagai temuan memperlihatkan hubungan
antara selenium dan kanker kandung kemih pada kalangan perempuan, sebagian
perokok, dan orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih.
Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa tak ada hubungan berbalik antara
selenium dan kanker kandung kemih.
Walaupun demikian, perlu diketahui
bahwa perempuan (34%), perokok sedang (39%), serta orang-orang yang dinyatakan
positif terkena kanker kandung kemih (43%) memperlihatkan pengurangan tingkat
kanker kandung kemih dengan angka selenium yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
sebaiknya para perempuan mempertimbangkan hal ini guna mengurangi terjadi-nya
risiko kanker kandung kemih
Seperti
halnya deteksi dini pada kanker mulut rahim dengan menggunakan papsmear atau
kanker payudara memakai mamografi, maka terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan
deteksi dini. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan bagi orang yang usianya 50
tahun. Adapun bagi orang yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker
ovarium, kolon, dan paru-paru, maka disarankan agar melakukan deteksi dini
sebelum berumur 50 tahun.
Kanker
kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Oleh karena itu,
masyarakat dianjurkan agar melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah
dalam tinja dan kolonoskopi. Sebaiknya, deteksi dini dilakukan sejak usia 40
tahun bagi orang yang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam
keluarganya. Apalagi bagi orang yang telah mengalami gejala-gejala, seperti
pendarahan saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan.
Maka, deteksi dini sangatlah disarankan. Beberapa prosedur deteksi dini kanker
kolon melalui tahapan berikut:
Pertama,
pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui adanya kelainan pada prostat. Kedua,
setelah pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu
pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala untuk mengetahui ada atau
tidaknya darah dalam tinja. Kemudian, dilakukan pemeriksaan secara visual
dengan endoskopi di kolon atau kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau
teropong usus dianjurkan segera dilakukan bagi orang yang mencapai usia 50
tahun.
Ketiga,
melakukan pemeriksaan kolonoskopi yang relatif aman, tetapi tidak menyenangkan.
Kolonoskopi bertujuan menemukan kanker kolorektal dan mengambil jaringan yang
akan diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat
endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat
tersebut bisa melihat kondisi di sepanjang usus besar, memotretnya, lalu
melakukan biopsi bila tumor ditemukan.
Keempat,
melakukan pemeriksaan enema barium guna menunjang diagnosis kanker kolon. Pada
pemeriksaan itu, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur,
kemudian siluet bayangannya dipotret dengan alat rontgen. Jika ditemukan tumor
dalam pemeriksaan ini, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kolonoskopi.
Kelima,
menggunakan kolonoskopi untuk mendeteksi kelainan berdasarkan gambaran
makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi
ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darah.
Dengan adanya deteksi dini semacam ini, maka diharapkan kanker kolon dapat
segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan
radiasi, bisa dilakukan untuk mengatasi kanker kolon.
Kanker
kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit tak
terkendali, yang dapat merusak jaringan di sekitarnya dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Pada umumnya, ada tiga jenis kanker kulit yang diderita, yaitu
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna
(MM). Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1.
Karsinoma Sel Basal (KSB)
Karsinoma
sel basal merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker
jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lain, tetapi
sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit
di sekitarnya. warna kulit yang terang dan sering terkena cahaya matahari
diduga sebagai penyebab karsinoma sel berasal. Faktor lain yang menjadi
penyebab jenis kanker sel basal ialah sistem imun tubuh yang lemah, luka bakar,
dan sinar X-ray.
Bagian
tubuh yang terserang kanker sel basal antara lain wajah, leher, dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda kanker itu ialah benjolan yang agak berkilat,
benjolan berwarna kemerahan dengan ping-gir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, serta kelainan yang berupa jaringan parut dan lecet/luka yang tidak
kunjung sembuh.
Metode
tunggal untuk memastikan adanya kanker sel basal adalah dokter melakukan
pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan cara mengambil contoh bagian kulit
yang dianggap sebagai jaringan kanker, kemudian diteliti menggunakan mikroskop.
Apabila hasil diagnosis menunjukkan bahwa penderita mengalami kanker kulit
berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan ialah pembedahan atau
pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplet ataupun tindakan
penyinaran, Sementara itu, metode lainnya yang kerap dilakukan untuk menangani
kanker sel basal antara lain bedah beku, bedah listrik, laser, foto dinamik,
serta penggunaan obat-obatan tertentu, baik yang dioleskan maupun disuntikkan
(kemoterapi).
2.
Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Karsinoma
sel skuamosa adalah jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita
laki-laki, terutama yang berusia lanjut (lansia). Kanker ini menunjukkan adanya
keganasan sel keratinosit epidermis. Kanker tersebut dapat menyebar ke bagian
tubuh lain, yang banyak diderita oleh orang-orang yang tinggal di wilayah
tropik.
Sebagaimana
kanker sel basal, kanker jenis ini diduga disebabkan oleh sinar matahari, imun
tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia, dan jaringan parut. Adapun tanda
dan gejalanya ialah adanya kelainan yang berupa benjolan atau luka yang tidak
kunjung sembuh. Untuk menangani kanker tersebut, dokter akan mendiagnosis
menggunakan metode yang sama dengan kanker sel basal. Demikian halnya dengan
terapi dan pengobatannya.
3.
Melanoma Maligna (MM)
Melanoma
maligna adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi
mematikan. Di Amerika, diperoleh data bahwa enam dari tujuh penderita kanker
jenis ini meninggal dunia. Dan, jumlah penderitanya pun semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat yang sudah ada
ataupun yang baru muncul. Informasi ini sangat penting bagi orang-orang yang
memiliki tahi lalat, yang akhirnya mengalami perubahan, baik warna, ukuran,
maupun bentuknya. Terkadang, tahi lalat terasa gatal. Bila digaruk, tahi lalat
itu mengeluarkan darah. Sel kanker tersebut tumbuh dari melanosit, yaitu sel
kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.
Melanoma
maligna dicirikan dengan ABCD, yaitu A (asimetrik atau bentuknya tak
beraturan), B (border atau pinggirannya tidak rata), C (color atau warnanya
bervariasi dari satu area ke area lain. Jadi, warnanya bisa kecokelatan atau
hitam. Bahkan, dalam kasus tertentu, warnanya putih, merah, dan biru), serta D
(diameternya lebih besar dari 6 mm).
Diagnosis
pada melanoma maligna sama dengan KSB dan KSS. Untuk menangani kanker ini,
dilakukan tindakan biopsi dengan bantuan mikroskop. Melanoma Maligna merupakan
jenis kanker kulit paling ganas, yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain,
seperti kelenjar limfa.
Tindakan
yang mesti dilakukan pada penderita melanoma maligna adalah pengangkatan secara
komplet jaringan kanker dengan cara pembedahan. Apabila kanker telah menyebar,
maka harus dilakukan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya.
Jika sel kanker menyebar ke kelenjar limfa, maka kelenjar itu mesti diangkat.
Kanker
mata (retinoblastoma) bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Di Indonesia,
hingga saat ini, jumlah anak yang menderita kanker mata diperkirakan 9.000
anak. Penyebab kanker mata pada salah satu mata (unilateral) atau kedua mata
(bilateral) anak belum diketahui secara pasti, sehingga pencegahannya pun
menjadi sulit dilakukan. Kanker mata tersebut diduga berhubungan dengan
kelainan genetik. Ada masalah genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel yang seharusnya
terkendali menjadi tidak terkendali. Walaupun demikian, dampak penyakit itu
bisa ditekan dengan deteksi dini. Kanker mata yang ditemukan pada stadium awal
dapat disembuhkan. Bahkan, 90% kasus kanker mata yang terdeteksi dini dan
mendapatkan penanganan memadai mampu disembuhkan dengan maksimal.
Sesungguhnya,
kondisi mata bisa dipertahankan bila ukuran kanker mata masih di bawah 0,5 cm.
Kendati gejala spesifik penyakit kanker mata pada anak cukup sulit dikenali,
namun ada tanda-tanda umum yang mesti diwaspadai sebagai gejala kanker mata.
Jenis
kanker mata pada anak sering ditandai dengan mata yang berwarna kemerahan,
peradangan, dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam. Jika
kondisinya sudah parah, bintik putih tersebut akan membesar dan memantulkan
cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata juling, serta bola mata
menonjol ke luar.
Bila
gejala-gejala itu ditemukan pada anak, sebaiknya orang tua segera membawanya ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu
memastikan ada atau tidaknya kanker pada mata anak. Jika ia didiagnosis
terserang kanker mata, maka ia harus mendapatkan perawatan dan pengobatan
sesuai jenis kanker dan stadiumnya. Bila dibiarkan begitu saja atau tidak
diobati secara tepat, maka tumor semakin berkembang dan menyebar ke sumsum
tulang dan otak. Tentunya, kondisi ini akan membahayakan sang anak dan
mengancam kehidupannya.
Kanker
mata stadium dini bisa diobati dengan cara pembedahan (operasi), yang bisa
dikombinasikan dengan konsumsi obat kimia (kemoterapi) dan penyinaran beradiasi
(radioterapi). Bila kanker mata sudah ditemukan dalam stadium lanjut, maka
operasi dengan mengangkat mata terpaksa harus dilakukan. Setelah operasi,
dipasang protese (mata palsu) agar anak tetap berpenampilan baik dan menarik.
Deteksi
dini penyakit kanker mata dapat menyelamatkan anak dari keganasan penyakit yang
sering mengakibatkan kernatian. Hanya saja, sebagian besar kasus kanker mata
ditemukan pada stadium lanjut.
Masyarakat
dan petugas kesehatan di tingkat dasar belum punya pengetahuan memadai tentang
kanker mata, sehingga belum mengetahui cara mengenali tanda-tanda kanker mata
beserta cara penanganan-nya.
Sebenarnya,
ada banyak kontroversi mengenai penyebab kanker mata. Salah satunya ialah
handphone. Meskipun silang pendapat mengenai hubungan antara handphone dan
kanker otak masih terus berlanjut dan belum ada keputusan final, kini para
ilmuwan kembali menemukan fakta baru yang tak kalah menarik. Peneliti dari
Essen University di Jerman mengemukakan bahwa pemakai handphone berpeluang 3,3
kali lebih banyak terserang kanker mata.
Penelitian
yang dipimpin oleh Dr. Andreas Stang dan Profesor Karl Heinz Hoeckel telah
berhasil me-wawancarai 118 pendents, uvea! melanoma, lalu membandingkannya
dengan para pemakai handphone. Agar hasil penelitiannya semakin akurat, mereka
juga mengadakan interview dengan 475 orang yang tidak menderita kanker mata.
Dari hasil penelitian, mereka menyimpulkan bahwa peluang para pemakai handphone
menderita kanker mata lebih besar ketimbang orang yang tidak pernah memakai
handphone.
Dalam
laporan penelitian tersebut, Dr. Stang menekankan bahwa hasil penelitian itu
bukanlah kesimpulan final, terutama yang terkait frekuensi tinggi dari
gelombang mikro pada handphone. Dalam penelitian sebelumnya, dijelaskan bahwa
sel-sel yang berada pada uveal, yaitu sel melanocyte yang berada dekat retina,
tumbuh cepat bila terkena radiasi frekuensi tinggi ini. Oleh karena itu, Dr.
Stang beserta timnya terus melakukan penyelidikan tentang pengaruh frekuensi
tinggi dari gelombang mikro pada handphone terhadap pertumbuhan sel-sel kanker.
Jika
ada seseorang yang sering sakit kepala disertai muntah-muntah, maka ia harus
mewaspadainya. Boleh jadi, ia terkena penyakit tumor otak yang dapat
menyebabkan kanker otak. Ketika terkena kanker otak, sel-sel tubuh akan tumbuh
secara tidak normal. Penyakit tersebut memang tidak menimpa banyak orang,
tetapi dalam penyebarannya, kanker itu sangat menakutkan.
Dalam
hal ini, ada perbedaan antara tumor di otak dan tempat lainnya. Tumor otak
dibatasi tulang kepala, sehingga darah atau tumor akan menekan jaringan otak.
Proses penekanan di otak itulah yang menyebabkan seseorang menderita sakit
kepala dan muntah-muntah, padahal tanpa penyebab apa pun. Biasanya, munculnya
tumor tersebut dikarenakan adanya kelainan genetik, bawaan sejak lahir, virus,
maupun faktor lain. Gejala dari penyakit ini tergantung pada letak tumor.
Gejala
umum kanker otak ialah sakit kepala dan muntah-muntah. Kemudian, jika sudah
menyerang daerah motorik tertentu, ada gejala kelemahan anggota badan dan
kelumpuhan, penurunan penglihatan atau kebutaan, hilangnya keseimbangan,
kesemutan, gang-guan penciuman, gangguan bicara bila menyerang area pusat
bicara, serta turunnya kesadaran saat mengenai batang otak.
Berdasarkan
jenisnya, penyakit kanker otak dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker otak
jinak, seperti meningioma, cavernous angioma, astrocytoma tingkat rendah,
adenoma hipofise, acmtic neurinoma. Kedua, kanker otak ganas, misalnya
glioblastoma. Penyakit kanker otak ini memang sangat identik dengan tumor
ganas.
Sementara
itu, berdasarkan daerah asal tumbuh-nya, kanker otak atau tumor otak dibedakan
menjadi dua, yaitu tumor supratentorial (tumor berada di atas tentorium atau
pada otak besar), dan tumor infratentorial (tumor ada di bawah tentorium,
tepatnya di otak kecil dan batang otak).
Menurut
Alfred, seorang dokter sekaligus pengarang buku berjudul Stroke ??? You Must Know
Before You Get It!!!, penyakit tumor otak dapat disembuhkan, asalkan dioperasi
dengan mengambil semua jaringan tumor, kecuali tumor yang ganas. Meskipun telah
diambil seluruhnya, tumor yang ganas bisa tumbuh kembali.
Sebenarnya,
sejumlah teknik operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Di antaranya ialah operasi dengan bedah microsurgery atau endoscopic surgery,
radiotherapy sinar-X atau sinar gamma, gamma knife, chemotherapy, serta
immunotherapy.
Adapun
seorang dokter spesialis kejiwaan, dr. Andri, Sp.KJ. berpendapat bahwa
penderita kanker otak bisa mengalami depresi, delirium, demensia, ataupun
kejang. Kanker otak termasuk salah satu kanker yang paling ditakuti. Kanker
atau tumor otak dapat menyerang semua bagian otak. Biasanya, yang sering
terjadi adalah perubahan daya intelektual pada penderita kanker otak. Hanya
saja, perubahan daya intelektualnya tergantung pada letak kanker.
Jika
kanker ada di daerah frontal atau bagian depan otak, sumber fungsi intelektual
dan perasaan, maka penderita bisa mengalami gangguan fungsi intelektual,
termasuk daya ingat. Bila kondisinya seperti itu, hendaknya dilakukan
pengobatan primer terhadap kanker tersebut.
Penyebab
utama kanker otak dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinsik (dari
dalam otak) dan faktor extrinsic (dari luar otak). Faktor intrinsik antara lain
genetik (keturunan). Apabila ada garis keturunan yang menderita kanker otak,
maka kita harus berhati-hati dan senantiasa menjaga kesehatan. Selain genetik,
faktor intrinsik juga berupa riwayat trauma atau benturan. Kita mesti
mewaspadai benturan di kepala, walaupun hanya cedera kepala ringan. Sebab,
benturan ini bisa menyebabkan tumbuhnya jaringan abnormal di otak.
Faktor
extrinsic dapat berupa pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, makanan
kurang serat, dan lain sebagainya. Faktor ekstrinsik lainnya, yaitu
karsinogenik (misalnya minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, serta bahan
kimia yang terhirup atau tercampur dalam makanan), dan radiasi bahan-bahan
kimia yang turut memicu tumbuhnya sel kanker.
Kanker
otak merupakan jenis penyakit berbahaya yang mematikan. Selain mematikan,
pengobatannya pun membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk menghindari
penyakit tersebut, kita perlu mencermati beberapa langkah guna mencegahnya.
Pertama, jika kita mengalami gejala-gejala awal (ringan) yang bersifat umum,
misalnya sakit kepala yang tidak kun-jung sembuh, muntah-muntah tanpa sebab,
penurunan penglihatan yang tidak dapat diatasi dengan kacamata, kelemahan
anggota gerak secara bertahap, berjalan limbung, serta gejala layaknya vertigo
atau sempoyongan, maka kita mesti segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter.
Kedua,
kita berupaya agar tidak mengalami stres berat dalam waktu lama. Kita harus
meluangkan waktu untuk beristirahat untuk mengurangi dan menghilangkan stres.
Ketiga, membatasi radiasi secara langsung yang terlalu berlebihan pada tubuh.
Keempat, menerapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang, misalnya
memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian, serta menjauhkan
diri dari konsumsi lemak berlebihan.
Kelima,
mengurangi konsumsi makanan yang dimasak dengan cara diasap, dibakar, serta
diawetkan dengan nitrit dan zat-zat kimiawi buatan lainnya.| Keenam, berhenti
mengonsumsi alkohol dan rokok. Ketujuh, melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur, apalagi jika kita mempunyai riwayat keluarga penderita kanker otak.
Kedelapan,
tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum mendapatkan resep dari dokter.
Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang perkembangan sel kanker. Kesembilan,
berolahraga secara teratur dengan porsi yang cukup. Kesepuluh, membiasakan gaya
hidup sehat.
Selain
upaya pencegahan tersebut, kita juga perlu mencermati beragam gejala spesifik
kanker otak. Di antaranya ialah perubahan perilaku dan kepribadian, penurunan
kemampuan dalam menilai sesuatu, penurunan daya penciuman dan daya ingat,
kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, penurunan fungsi mental/ kognitif,
berkurangnya daya penglihatan dan radang saraf mata, penurunan kemampuan
bicara, tidak bisa menulis dan mengenali seseorang, terlalu sering mengalami
kejang, disorientasi ruang, kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua
belah mata, terjadinya gangguan dalam berjalan dan pendengaran, sulit berbicara
dan menelan sesuatu, sering mengantuk, kelemahan saraf pada salah satu sisi
wajah dan tubuh, gerakan tubuh tak terkontrol, kelopak mata menutup dan juling,
inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar), berhenti
menstruasi dan memproduksi air susu, impotensi, adanya gangguan perkembangan
seksual pada anak-anak, kerdil, leher kaku, serta kepala miring.
Walaupun
mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, kita belum tentu mengidap
tumor atau kanker otak. Untuk memastikannya, dokter spesialis (bedah) saraf
harus melakukan pemeriksaan secara langsung, serta pemeriksaan lanjutan,
seperti CT-scan, } angiogram, myelogram, spinal tap, serta biopsi.
Tentunya,
tidak ada seorang pun di dunia Ini yang menginginkan dirinya atau keluarganya
terkena kanker paru-paru. Jikalau ada anggota keluarga mengidap kanker
paru-paru, bukan berarti vonis kematian langsung diberikan kepadanya. Atau, ia
harus pasrah terhadap nasib dan menunggu kematian.
Kanker
paru-paru adalah tumor yang tumbuh di paru-paru. Walaupun penyebabnya ialah
sebagian besar sel di dalam paru-paru, tetapi bisa dikarenakan kanker di bagian
tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Penyebab utama 90% kanker paru-paru
pada laki-laki dan 70% pada perempuan adalah merokok, meskipun dapat disebabkan
oleh polusi ataupun makanan.
Dahulu,
kita mengenal kemoterapi sebagai pengobatan untuk kanker paru-paru, yaitu
penderita diberi suntikan yang berisi obat antikanker yang mengandung bahan
aktif, seperti taxane, cisplatin, carboplatin, dan lain sebagainya. Obat ini
bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi, bagi penderita yang
tidak kuat akan mengalami efek samping, misalnya mual, muntah, dan rambut
rontok. Kondisi seperti itu semakin menurunkan kualitas hidupnya.
Sayangnya,
tidak hanya sel kanker yang mati, namun sel-sel sehat juga turut mati. Namun,
seiring kemajuan dalam dunia medis, maka penderita kanker paru-paru memiliki
pilihan berobat lain selain kemoterapi dan operasi. Pengobatan tersebut dikenal
istilah targeted therapy (terapi target).
Kini,
sudah ditemukan obat baru berbahan aktif gefitinib. Gefitinib telah menjadi
pilihan terbaik di banyak negara untuk pengobatan kanker paru-paru. Obat itu
diproduksi oleh perusahaan farmasi kelas dunia, yakni Astra Zeneca. Penggunaan
obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dan pembuluh darah pada sel
kanker, sehingga mencegah penyebaran sel tumor sekaligus meningkatkan kematian
sel kanker.
Targeted
therapy sudah terbukti bermanfaat ter-hadap kasus kanker stadium lanjut.
Penelitian IDEAL (Iressa Dose Evaluation in Advance Lung Cancer) pernah
dilakukan dengan memberi dosis 250 dan 500 gram per hari. Hasilnya
menggembirakan, yakni ada perbaikan radiologik dan klinik, sehingga terjadi
peningkatan angka harapan hidup berkisar 7-7,6 bulan.
Menurut
hasil studi klinis ISEL (Iressa Survival Evaluation in Lung Cancer), ada
peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada penderita kanker paru-paru
dari etnis Asia. Peningkatan kualitas hidup penderita mencapai 40% ketimbang
penggunaan placebo yang hanya kurang dari 20%. Obat iressa yang berbentuk
tablet 250 mg diberikan kepada penderita kanker paru-paru stadium lanjut atau
stadium III dan IV Obat iressa memiliki efek toksin relatif ringan dibandingkan
kemoterapi konvensional. Obat tersebut juga bisa mengurangi efek samping,
seperti gatal-gatal, diare, dan mual. Efek samping itu muncul saat penderita
mengonsumsi obat iressa pada minggu kedua atau ketiga. Akan tetapi, efek ini
malah menandakan bahwa obat iressa sudah bekerja dalam tubuhnya.
Paru-paru
termasuk organ dalam sistem pernapasan, yang berfungsi menukar oksigen dalam
sistem karbon dioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini dikenal
sebagai respirasi atau pernapasan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada,
dilindungi oleh struktur bertulang selangka, dan diselaput dinding sebagai
pleural yang berisi cairan pleural.
Lebih
dari 90% penyakit paru-paru berawal dari bronkitis atau saluran udara yang
masuk ke paru-paru. Kanker ini disebut karsinoma sel skuamosa. Kanker tersebut
merupakan pertumbuhan tunggal. Tetapi, sering kali menyerang lebih dari satu
daerah di paru-paru. Namun, tidak semua kanker atau tumor dapat dideteksi. Ada
beberapa kanker paru-paru yang lebih jarang terjadi, yakni adenoma (kanker
jinak) dan sarkoma (kanker ganas). Hanya sebagian kecil kanker paru-paru atau
kurang lebih sekitar 10—15% yang menyerang laki-laki dan 5% menyerang
perempuan.
Gejala-gejala
paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru-paru antara lain batuk
terus-menerus dan semakin parah, dahak berdarah dan berubah warna, napas terasa
sesak, sakit kepala, rasa nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak
jelas, kelelahan kronis, kehilangan selera makan atau turunnya berat badan
tanpa sebab yang jelas, suara serak/parau, serta pembengkakan di wajah atau
leher.
Biasanya,
gejala-gejala tersebut baru timbul ketika kanker sudah menginjak stadium akhir,
yang berarti bahwa perokok tidak akan sadar bahwa ia terkena kanker sejak usia
muda. Gejala kanker paru-paru yang sering terjadi di kalangan masyarakat berupa
batuk-batuk yang lama pada orang yang merokok, kesulitan bernapas, suara yang
berubah dari biasanya, dan batuk lebih dari dua minggu pada orang yang tidak
merokok. Masa orang terkena kanker paru-paru sekitar 10—15 tahun. Jika
seseorang sudah merokok sejak berusia 15 tahun, maka kemungkinan ia menderita
kanker paru-paru saat berusia 35 atau 40 tahun.
Diagnosis
kanker paru-paru dibuat berdasarkan jenis tipe sel dan beragam tanda. Salah
satu cara yang digunakan adalah mengonsumsi antioksidan (senyawa yang dapat
menetralkan radikal bebas dengan jalan melindungi sel-sel tubuh, khususnya
paru-paru). Tetapi, cara ini merupakan jalan terakhir dan bukan pengobatan yang
100% menghambat atau mencegah penyakit kanker. Cara tersebut hanya untuk
mengurangi risiko kanker paru-paru.
Ada
beberapa antioksidan yang dapat dikonsumsi, yaitu vitamin A, C, dan E dalam
bentuk food suplemen. Antioksidan itu mampu melindungi paru-paru dari oksidasi
dan kerusakan fraktur. Sementara itu, jenis-jenis makanan, seperti kedelai,
tahu, tempe, dan oncom yang mengandung senyawa genistein juga termasuk
antioksidan dan antitumor kuat yang bisa menstimulasi sistem imun. Mekanisme
kerjanya adalah menstimulasi pulihnya sel-sel tumor menjadi sel normal,
terutama pada kanker paru-paru. Teh hijau yang mengandung bioflavonoid epigallo
catechin gallat juga sebagai antioksidan terkuat yang aktivitasnya 10 kali
lebih kuat daripada vitamin C.
Adapun
jenis-jenis pengobatan terhadap kanker paru-paru ialah operasi, kemoterapi, dan
radiasi. Jenis pengobatan ini disesuaikan tingkat perluasan atau penyebaran
kanker saat didiagnosis, serta keseluruhan kondisi kesehatan penderita. Operasi
merupakan tindakan pengobatan utama pada tahap awal kanker. Penderita yang
tidak dapat menjalani operasi bisa beralih ke radioterapi.
Tingkat
kesembuhan kanker paru-paru masih sangat besar bila berada pada tahap awal.
Sayangnya, kanker paru-paru sangat jarang terdeteksi pada tahap ini. Jika sel
kanker sudah menyebar ke daerah lain, maka pilihan pengobatannya adalah
kemoterapi dan radioterapi.
Pada
umumnya, gejala-gejala pada kanker paru-paru tidak terlalu kentara, sehingga
kebanyakan penderita kanker paru-paru mencari bantuan medis setelah berada pada
stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini/awal sering ditemukan tanpa sengaja
ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Ditinjau
dari tingkat penyebarannya, baik di jaringan paru-paru dan organ tubuh lainnya,
kanker paru-paru dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker paru-paru primer yang
memiliki dua tipe utama, yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan nonsmall cell
lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) yang
mempunyai daya pertumbuhan sangat cepat. Biasanya, sel-sel ini dinamakan oat
cell carcinomas (karsinoma sel gandum). Tipe tersebut sangat erat kaitannya
dengan perokok. Penanganannya bisa melalui tindakan chemotherapy dan radiation
therapy. Sementara itu, NSCLC ialah pertumbuhan sel tunggal, tetapi sering kali
menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya, adenoma, hamartoma
kondromatous, dan sarkoma.
Kedua,
kanker paru-paru sekunder sebagai dam-pak penyebaran kanker dari bagian organ
tubuh lain. Kanker jenis ini yang sering kali ditemui adalah kanker payudara
dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa, atau
letak organ yang berdekatan. Beberapa prosedur yang dapat mempermudah diagnosis
kanker paru-paru antara lain foto X-ray, CT-scan, toraks, biopsi jarum halus,
bronkoskopi, dan USG abdomen.
Pengobatan
kanker paru-paru bisa dilakukan dengan beragam cara, yakni pembedahan dengan
membuang satu bagian dari paru-paru (misalnya kelenjar getah bening yang
terkena kanker), radioterapi atau radiasi menggunakan sinar-X berintensitas
tinggi untuk membunuh sel kanker), serta kemoterapi
Kanker
payudara merujuk pada tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara.
Pada umum-nya, payudara terdiri dari dua tipe jaringan, yakni jaringan kelenjar
(glandular) dan jaringan penopang (stromal). Jaringan kelenjar mencakup
kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage dan milk duct).
sementara itu, jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat
konektif. Payudara juga oleh jaringan lymphatic, yaitu jaringan yang berisi
sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan dan kotoran.
Kanker
payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran
perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan
sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel
baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan
fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap
pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut kanker
payudara.
Gejala
klinis kanker payudara bisa berupa ada-nya benjolan pada payudara yang tidak
terasa nyeri. Semula, benjolan itu kecil. Lama-kelamaan, benjolan ini semakin
besar, lalu melekat pada kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada kulit
payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payudara tertarik ke
dalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau kecokelatan sampai menjadi
oedema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada
payudara. Semakin lama, borok membesar dan mendalam. Inilah yang akan
menghancurkan seluruh payudara.
Dalam
banyak kasus, gejala kanker payudara menunjukkan suatu benjolan pada payudara
yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama, benjolan ini semakin mengeras
dan bentuknya tidak beraturan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap bentuk,
ukuran, atau berat payudara. Selain itu, gejala lainnya ialah timbul benjolan
kecil di bawah ketiak. Dan, gejala yang paling parah adalah keluarnya darah,
nanah, atau cairan encer dari puting payudara. Kulit payudara pun bisa mengerut
seperti kulit jeruk, serta bentuk dan arah puting pun dapat berubah, misalnya
puting payudara tertekan ke dalam.
Menurut
data The American Cancer Society (2008), diketahui bahwa sekitar 178.000
perempuan Amerika didiagnosis terkena kanker payudara setiap tahun. Kanker
payudara merupakan penyebab utama kematian perempuan berusia 40—55 tahun, serta
penyebab terbesar kedua kematian perempuan setelah kanker paru-paru. Nah, pada
tahun 2008, tingkat kematian lantaran kanker payudara telah menurun dengan
dikembangkan dan disosialisasikannya program deteksi awal, serta semakin
efektifnya penanganan kanker payudara.
Sekitar
60%, kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun.
Berdasarkan sifat serangannya, kanker payudara dibedakan menjadi dua. Pertama,
kanker payudara invasif. Pada jenis kanker ini, sel kankernya merusak saluran
dan dinding kelenjar susu, serta menyerang lemak dan jaringan konektif payudara
di sekitarnya. Kanker tersebut bersifat invasif (menyerang) tanpa menyebar
(metastatik) ke simpul limfa ataupun organ lain dalam tubuh.
Kedua,
kanker payudara noninvasif. Pada jenis kanker itu, sel kanker terkunci dalam
saluran susu, serta tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara di
sekitarnya. Ductalcarcinoma in situ (DCIS) termasuk salah satu bentuk kanker
payudara noninvasif yang paling sering terjadi (90%). Sedangkan tabular
carcinoma in situ (LCIS) adalah bentuk kanker payudara yang jarang terjadi.
Meskipun begitu, kanker ini perlu diwaspadai lantaran merupakan tanda
meningkatnya risiko kanker payudara.
Pada
dasarnya, ada dua tingkat kanker payudara, yaitu kanker payudara yang sering
terjadi dan jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:
1.
Lobular Carcinoma in Situ (LCIS)
Istilah
in situ merujuk pada kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah
sel ter-lihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu (lobules). Kebanyakan
dokter tidak mengklasifikasikan LCIS sebagai kanker payudara dan sering
menganjurkan kepada penderita agar melakukan biopsi payudara saat investigasi
medis.
Pasien
LCIS dimonitor secara ketat setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan
melakukan uji klinis payudara dan mamogram setiap tahun. Pencegahan lain yang
mungkin dilakukan ialah memberikan obat-obat tertentu, misalnya tamoxifen atau
prophylactic mastectomy. Hal ini dilakukan sebagai usaha preventif.
2.
Ductal Carcinoma in Situ (DCIS)
DCIS
merupakan tipe kanker payudara noninvasif yang sering terjadi. DCIS terdeteksi
pada mamogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah
kecil). Dengan deteksi dini, rata-rata tingkat bertahan hidup penderita DCIS
mencapai 100%, asalkan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke
jaringan lemak payudara ataupun bagian lainnya. DCIS memiliki tipe ductal
comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS dengan necrosis (area sel kanker yang
mati atau mengalami degenerasi).
3.
Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
ILC
mulai terjadi di dalam kelenjar susu (lobules') pada payudara, tetapi sering
menyebar (metastatizes) ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10—15% dari
seluruh kejadian kanker payudara.
4.
Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
IDC
dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu
pada payudara, lalu menjebol dinding saluran dan menyerang jaringan lemak
payudara. IDC mungkin terjadi di bagian tubuh yang lain. IDC merupakan tipe
kanker payudara yang paling umum terjadi, yakni sekitar 80% dari seluruh
diagnosis kanker payudara.
Selain
beragam jenis kanker payudara yang sering terjadi, ada pula kanker payudara
yang jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang jarang terjadi
adalah sebagai berikut:
1.
Medullary Carcinoma
Medullary
carcinoma adalah jenis kanker payudara invasif yang membentuk satu batas yang
tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal. Medullary carcinoma
hanya terjadi sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.
2.
Mutinous Carcinoma
Mutinous
carcinoma ialah jenis kanker payudara yang jarang terjadi, yang terbentuk oleh
sel kanker yang memproduksi mucm (lendir). Perempuan yang terkena kanker ini
memiliki tingkat bertahan hidup yang cukup baik ketimbang perempuan berjenis
kanker invasif yang umum terjadi.
3.
Tubular Carcinoma
Tubular
carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara invasif. Perempuan yang
terkena tubular carcinoma memiliki harapan kesembuhan cukup baik. Jenis kanker
ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
4.
Inflammatory Breast Cancer
Inflammatory
Breast Cancer ialah kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat)
dengan cekungan dan pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfa ku-lit pembungkus payudara. Kanker payudara jenis
inflammatoty memang jarang terjadi (sekitar 1%). Tetapi, jika terjadi, maka
perkembangan tumbuhnya bisa cepat.
5.
Paget's Disease of the Nipple.
Paget's
disease of the nipple adalah jenis kanker payudara yang berawal dari saluran
susu, lalu menyebar ke kulit areola dan putting payudara. Terjadinya jenis
kanker ini hanya sekitar 1%. Saat terkena kanker itu, kulit payudara akan
pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan. Perempuan yang
mengalami kanker jenis tersebut memiliki tingkat kesembuhan lebih baik jika
tidak disertai munculnya benjolan.
6.
Phylloides Tumor
Phylloides
tumor atau phyllodes adalah jenis kanker payudara yang bisa bersifat jinak
ataupun ganas. Tumor phylloides berkembang di dalam jaringan konektif payudara,
yang dapat ditangani dengan operas! pengangkatan. Tumor payudara ini sangat
jarang terjadi. Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kurang dari sepuluh
perempuan di Amerika meninggal karena kanker payudara jenis tersebut.
Pengobatan
kanker payudara tergantung pada stadium kliniknya. Salah satu pengobatan kanker
payudara ialah mastektomi, yaitu operasi pengangkatan payudara. Sebenarnya, ada
tiga jenis mastektomi. Pertama, modified radical mastectomy, yakni operasi
pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Kedua, total
(simple) mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, tetapi bukan
kelenjar di ketiak. Ketiga, radical mastectomy, yakni operasi pengangkatan
sebagian payudara. Biasanya, radical mastectomy juga disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Pada umumnya,
lumpectomy direkomendasikan kepada penderita yang besar tumornya kurang dari 2
cm dan letaknya di pinggir payudara.
Selain
mastektomi, kanker payudara juga bisa ditangani dengan penyinaran/radiasi,
yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker meng-gunakan sinar-X
dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa dalam
payudara setelah operasi. Efek penyinaran antara lain tubuh menjadi lemah,
nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta
faktor hemoglobin dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi.
Strategi
pencegahan kanker payudara bisa meng-gunakan pencegahan primer dengan cara
menghindar-kan diri dari berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup
sehat. Selain itu, kita juga dapat menerapkan pencegahan sekunder. Pencegahan
sekunder dilakukan terhadap perempuan yang berisiko terkena kanker payudara.
Pencegahan
sekunder dilakukan dengan cara me-lakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi
dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki
akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara. Oleh karena itu, skrining
dengan mammografi tetap dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa perempuan yang
sudah mencapai usia 40 tahun melakukan cancer risk assessement survey. Kematian
yang dikarenakan kanker payudara lebih banyak dialami oleh perempuan yang tidak
memeriksa payudaranya sendiri.
Sesungguhnya,
ada pula bentuk pencegahan tersier yang diarahkan pada perempuan yang telah
positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat bagi penderita kanker
payudara sesuai stadiumnya mampu mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tersier ber-peran penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita, serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi. Bila kanker telah jauh
berkembang, maka dilakukan tindakan kemoterapi. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan mencari
pengobatan alternatif.
Pada
dasarnya, kita bisa mencegah terjadinya kanker payudara dengan beragam cara.
Pertama, menghindari penggunaan bra yang terlalu ketat dalam waktu lama. Kedua,
menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol. Ketiga, memeriksa payudara
sendiri setiap bulan. Keempat, menghindari terkena sinar-X atau jenis-jenis
radiasi lainnya.
Kelima,
menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya,
kita sering mengonsumsi kedelai beserta produk olahannya, seperti tahu, tempe,
dan susu kedelai. Sebab, kedelai mengandung phytoestrogen, yaitu genistein yang
berfungsi mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.
Keenam,
berolahraga secara teratur. Ketujuh, mengurangi dan menghindari konsumsi
makanan berlemak tinggi. Kedelapan, mengatasi stres dengan relaksasi atau
meditasi. Kesembilan, mengonsumsi kunyit putih (temu mangga) kurang lebih dua
ruas jari setiap hari.
Penderita
kanker payudara akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa dan berkepanjangan.
Penanganan rasa nyeri tersebut bukanlah hal mudah. Berdasarkan hasil
pengamatan, diketahui bahwa kesulitan penanganan rasa nyeri dikarenakan faktor
subjektif dan psikologis. Sebenarnya, sebagian obat bisa digunakan untuk
menanggulangi rasa nyeri, tetapi menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu
dan memicu timbulnya penyakit lain.
Dalam
studi kedokteran, diterangkan bahwa perempuan yang paling berisiko terserang
penyakit kanker payudara, yakni perempuan yang memiliki anggota keluarga yang
menderita kanker payudara, mengalami haid pertama saat masih muda atau
ter-lambat menopause, tidak pernah menyusui anak, terlalu gemuk, tidak pernah
melahirkan anak, pernah memperoleh terapi hormon, serta telah mendapatkan
radiasi pada payudara.
Kanker
payudara mempunyai tingkatan tertentu. Hal ini bisa terlihat dari adanya
tingkatan yang disebut stadium dini (0, 1, dan 2), serta stadium lanjut (3 dan
4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluran
susu, tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2,
kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu ke jaringan terdekat
di sekitarnya. Pada stadium 2, terkadang kanker sudah mulai mengganggu kelenjar
getah bening.
Pada
stadium 3, kanker payudara berada dalam stadium lanjut lokal. Saat itu, garis
tengah tumor lebih dari dua inci dan sering kali menyebar ke kelenjar getah
bening dekat payudara. Pada stadium 4, kanker telah bermetastasis. Artinya,
kanker menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak
menuju bagian lain, seperti tulang, hati, paru-paru, dan otak. Kanker payudara
dapat membengkak dan pecah. Jika kondisinya seperti itu, maka akan tercium bau
busuk dan anyir dari payudara. Saat ini, penderita kanker payudara juga bisa
mengalami sesak napas, karena kanker tersebut menekan paru-paru.
Apabila
kanker payudara sampai stadium tersebut, maka penderita harus memperhatikan
sejumlah larangan atau pantangan. Jika seorang perempuan sudah terserang kanker
payudara, maka ia harus menghindari atau mengurangi asupan beberapa jenis
makanan. Sebab, makanan atau minuman tertentu dapat memacu pertumbuhan sel
abnormal, termasuk kanker payudara. Bahkan, ada beberapa makanan dan yang
mengandung zat tumbuh. Jika zat ini dikonsumsi, maka akan merangsang pembesaran
kanker. Ada pula yang mengandung karsinogenik sebagai pemicu kanker lantaran proses
pengawetan. Dan, ada juga makanan yang dapat mengurangi efek kerja obat dalam
tubuh bila dikonsumsi.
Beberapa
makanan dan minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi guna mencegah kanker
payudara, yaitu taoge, vetsin, tape, es, cabai, garam, kelengkeng, alkohol,
nanas, sawi putih, daging merah, rokok, nangka, durian, soft drink, kangkung,
dan ikan asin.
Ada
pula berbagai bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi secara rutin sebagai
antisipasi melawan kanker payudara supaya tidak bertambah akut. Kita bisa
mengonsumsi sejenis bahan ataupun campuran dari beberapa bahan. Jika kita
sedang terserang kanker payudara, maka kita dianjurkan untuk meminum jus dari
bahan-bahan ini. Kita harus meminumnya segelas dua kali sehari.
Sebaiknya,
kita mengonsumsi jus yang terbuat dari bahan-bahan, seperti wortel, lobak,
pisang raja, belimbing manis, seledri, brokoli, kubis, apel, dan bawang putih.
Selain jus tersebut, kita juga bisa minum susu kedelai setengah gelas dua kali
sehari. Atau, kita mengonsumsi 100 gram tempe setiap hari.
Kita
pun dapat mengonsumsi aneka sayuran hijau pencegah kanker. Di antaranya ialah
buncis, daun singkong, kacang panjang, dan daun pepaya. Sebagai pendekatan
pengobatan alternatif kanker payudara, kita bisa membuat ramuan rebusan sambil
oto, kunyit putih, rumput mutiara, dan keladi tikus, yang diminum pada pagi,
siang, dan sore hari. Jika ramuan ini diminum selama 12 hari, maka rasa nyeri
berangsur hilang dan benjolan pun menghilang. Kondisi payudara kembali seperti
semula tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan itu, kanker payudara berpeluang
benar-benar sembuh.
Lemak
jenuh yang terkandung dalam sebagian besar makanan dianggap berkaitan erat
dengan kanker payudara. Namun, sejumlah penelitian lainnya menyatakan hasil
yang bertentangan dengan pernyataan tersebut. Sementara itu, sebagian peneliti
menganjurkan pola makan dengan kombinasi gizi yang seimbang. Sebuah penelitian
membandingkan pola makan 3.600 perempuan yang menderita kanker payudara dan
indung telur dengan 3.413 perempuan yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan
empat kelompok pola makan.
Pertama,
kelompok penganut pola protein hewani, yaitu mengonsumsi daging merah dalam
jumlah banyak, lemak jenuh, zink, kalsium, dan sejumlah makanan bergizi
lainnya.
Kedua,
kelompok yang memiliki pola makan vitamin dan serat dengan kandungan tinggi>
vitamin C, betakaroten, dan gizi lainnya yang ditemukan dalam buah-buahan dan
sayur-sayuran.
Ketiga,
kelompok penganut pola makan lemak tak jenuh yang berisi kandungan tinggi dari
minyak sayur dan minyak ikan, serta vitamin E. Keempat, kelompok yang mempunyai
pola makan karbohidrat, protein nabati, dan sodium dengan kandungan yang
tinggi.
Dari
keseluruhan hasil penelitian ditemukan bahwa kelompok yang memiliki pola makan
vitamin dan serat dengan kandungan tinggi adalah kelompok yang berisiko rendah
terkena kanker indung telur ketimbang kelompok dengan pola makan rendah vitamin
dan serat. Kelompok perempuan yang menganut pola makan lemak tak jenuh berisiko
paling rendah terkena kanker payudara, sedangkan perempuan yang mengonsumsi
makanan dengan karbohidrat tinggi berisiko terkena kanker payudara.
Maka,
para dokter menyarankan agar kita mengurangi konsumsi daging merah dan makanan
yang mengandung lemak jenuh, memperbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan,
gandum dan padi-padian, serta mengonsumsi lemak tak jenuh. Sebenarnya, ada
sejumlah langkah yang dapat mencegah kanker payudara.
Pertama,
berolahraga tiga kali seminggu selama 20 menit. Olahraga bisa menjadikan
jantung bekerja di atas level istirahat, yang sanggup memperkuat otot jantung
dan peredaran darah ke sel, sehingga dapat meningkatkan kinerja jantung dan
berimbas terhadap menurunnya risiko terserang kanker.
Kedua,
mempertahankan kondisi tubuh ideal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti University of Texas Medical Andersen Cancer Center menunjukkan bahwa
perempuan dengan berat badan berlebih, terutama yang sudah menopause, lebih
rentan terhadap kanker payudara daripada perempuan yang memiliki tubuh ideal.
Ketiga,
melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri setiap bulan. Dalam kondisi
normal, payudara kiri dan kanan memang tidak 100% simetris. Namun, saat
perempuan terkena kanker payudara, perbedaan ukuran payudara terlihat sangat
mencolok. Sebaiknya, ia meraba dan memijat lembut daerah payudara dan
sekitarnya. Jika terdapat benjolan abnormal dan terka-dang terasa sakit,
hendaknya ia segera menghubungi dokter untuk memastikannya.
Keempat,
melakukan mammograrn setahun sekali setelah berumur di atas 40 tahun. Mengobati
kanker sejak dini berpeluang besar terhadap kesembuhan kanker payudara. Oleh
karena itu, perempuan yang berusia di atas 40 tahun atau yang sudah menopause
sangat dianjurkan untuk melakukan mammograrn setahun sekali.
Kelima, minum susu yang mendukung
kesembuhan kanker payudara. Sebenarnya, hampir semua zat gizi yang terdapat
dalam susu bermutu baik. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif
lengkap. Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar dan ada
pula yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Kita
bisa mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, misalnya keju,
es krim, dan yoghurt
Kanker
perut atau stomach cancer adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tumor
yang berada di seputar perut. Orang-orang yang didiagnosis menderita kanker
perut jarang mengalami gejala pada tahap awal. Biasanya, gejala yang muncul
seperti sakit perut lainnya, yakni adanya rasa mual ataupun muntah-muntah.
Sebagaimana
kanker lainnya, perawatan kanker perut ialah operasi, kemoterapi, dan terapi
radiasi. Sering kali, dokter akan memutuskan bahwa pendekatan terbaik adalah melibatkan
dua atau beberapa metode pengobatan. Sebenarnya, penyebab kanker perut cukup
bervariasi.
Jika
penyebab kanker perut berhubungan dengan makanan, maka hal ini bisa dikarenakan
aroma sedap sosis, daging asap, dan ham. Daging olahan juga dapat memperbesar
risiko menderita kanker perut. pernyataan tersebut muncul dari kompilasi lima
belas penelitian yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan di Lembaga Kesehatan,
Institut Karolinska, Swedia. Temuan tersebut dimuat dalam jurnal National
Cancer Institute, Amerika Serikat.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi minimal 30 gram daging
olahan setiap hari dalam jangka waktu sepuluh tahun akan mengalami peningkatan
risiko kanker perut 15—38%. Penelitian ini diterapkan pada 4.704 responden
selama 1996-2006. Ternyata, penyebab kanker bersumber dari garam dan zat asam
nitrat yang ditambahkan ke dalam daging supaya awet.
Kanker
perut termasuk jenis kanker yang paling banyak diderita oleh manusia. Dari
sepuluh orang yang meninggal karena kanker, satu di antaranya dikarenakan
kanker perut. Para peneliti meyakini bahwa penderita kanker perut semakin
bertambah seiring bervariasinya produk makanan olahan.
Terkait
itu, kita perlu mengetahui bahwa infeksi Pylori menyebabkan luka pada perut dan
inflamasi pada lapisan perut. Infeksi pylori juga dapat ber-kontribusi sebagai
penyebab kanker perut dan kanker sistem pencernaan lainnya.
Ada
jenis obat antibiotik yang mampu mencegah kanker perut. Benjamin Chun-Yu Wong
dari University of Hong Kong pernah melakukan sebuah studi yang melibatkan
1.630 laki-laki dan perempuan dari Provinsi Fujian, bagian selatan Cina. Dari
hasil studi ini, ditemukan bahwa 988 penderita yang mengonsumsi antibiotik
terbukti tidak menderita kanker perut. Sisanya, orang-orang yang mengonsumsi
obat antisakit perut yang tak mengandung antibiotik justru menderita kanker
perut. Hasil studi tersebut dipublikasikan secara detail dalam Journal of The
American Medical Association tahun 2008.
Ditinjau
dari segi pendekatan penyembuhan herbal, manfaat buah pisang dapat digunakan
untuk mengobati penyakit kanker perut. Supaya kita bisa membuat ramuan pisang,
kita mengumpulkan bahan-bahannya, yaitu tunas/anak batang pohon pisang dan
sepotong tumbuhan benalu teh. Cara membuatnya ialah anak pisang diparut, lalu
diambil airnya sebanyak 4 gelas. Kemudian, air itu direbus bersama benalu teh
hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Setelah matang, kita meminumnya segelas
dalam dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Kita
pun perlu mengonsumsi minuman teh. Ternyata, minuman teh tidak sekadar
melepaskan rasa dahaga, tetapi berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Minuman ini
bisa mencegah kanker perut dan gigi berlubang. Untuk mencegah kanker perut, teh
yang baik diminum berjenis teh hijau yang mengandung zat antioksidan.
Hal itu berdasarkan riset terkini mengenai manfaat teh hijau yang telah
dibuktikan mampu mencegah terjadinya kanker perut. Segelas minuman teh hijau
yang dikonsumsi setiap hari sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya
gangguan peradangan pada lambung. Peradangan inilah yang menjadi salah satu
penyebab kanker perut.
Berdasarkan
laporan yang dimuat dalam International Journal of Cancer, April 2009,
diketahui bahwa 600 laki-laki dan perempuan di Cina yang mengonsumsi teh hijau
hanya berisiko setengah kali mengidap penyakit gastritis kronis ataupun kanker
perut, terutama lambung. Di Cina, penyakit ini termasuk jenis kanker yang
paling banyak menyerang laki-laki dan perempuan.
Menurut
pimpinan penelitian tersebut, yakni dr. Zou-Feng Zhang dari Universitas
California, temuan riset pertama ini mampu membuktikan bahwa konsumsi teh hijau
mampu mencegah terjadinya gastritis kronis. Penelitian itu menerangkan manfaat
teh hijau dalam pengobatan dan terapi preventif bagi masyarakat yang berisiko
tinggi terkena kanker perut. Teh hijau dapat menurunkan insiden kanker perut
dalam kurun waktu lama. Maka, semakin sering mengkonsumsi teh hijau, semakin
rendah risiko terkena kanker perut.
Kanker
prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker
prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan
prostat pasca pembedahan maupun otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50%
laki-laki berusia di atas 70 tahun, dan semua laki-laki yang berumur di atas 90
tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu
karena penyebarannya sangat lambat. Kelenjar prostat ialah organ kelamin
laki-laki yang memproduksi air mani, serta cairan yang membantu sperma untuk "berenang"
semasa ejakulasi. Letaknya di bawah kandung kemih dan sekitar saluran kencing.
Kanker
prostat dikarenakan konsumsi lemak yang tinggi dan peningkatan kadar hormon
testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor tiga pada
laki-laki, serta termasuk penyebab utama kematian laki-laki yang berusia di
atas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada laki-laki yang umurnya
kurang dari 40 tahun. Laki-laki yang berisiko lebih tinggi menderita kanker
prostat adalah laki-laki kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun, misalnya
petani dan pelukis. Angka kejadian terendah ditemukan pada laki-laki Jepang dan
vegetarian.
Kanker
prostat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu stadium A, B, C, dan D. Pada
stadium A, benjolan/tumor sebagai cikal bakal kanker tidak dapat diraba saat
pemeriksaan fisik. Biasanya, tumor itu ditemukan secara tidak sengaja setelah
pembedahan prostat karena penyakit lainnya.
Pada
stadium B, tumor terbatas pada prostat, dan biasanya ditemukan saat pemeriksaan
fisik. Pada stadium C, tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat,
tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening. Sementara itu, pada stadium D,
kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh
lainnya, misalnya tulang dan paru-paru. Gejala yang umum terjadi pada kanker
prostat antara lain air seni berwarna merah karena mengandung darah, atau
terjadinya penahanan air seni secara mendadak. Pada beberapa kasus, kanker
prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang, terutama tulang panggul,
iga, dan tulang belakang. Atau, kanker telah menyebar ke ginjal, sehingga bisa
menyebabkan gagal ginjal. Setelah kanker menyebar, biasanya penderita mengalami
anemia. Kanker prostat juga dapat menyebar ke otak, yang menyebabkan kejang dan
gejala mental atau neurologis lainnya.
Sementara
itu, gejala-gejala kanker prostat lainnya yang bisa dikenali, yakni rasa nyeri
ketika ejakulasi, rasa nyeri di punggung bagian bawah, rasa nyeri ketika buang
air besar, sering buang air kecil, rasa nyeri di tulang saat ditekan, rasa
nyeri di perut, penurunan berat badan, serta adanya darah dalam air seni dan
air mani.
Cara
terbaik untuk mengetahui atau mendiagnosis kanker prostat adalah melakukan
pemeriksaan colok dubur dan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat
akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan.
Sedangkan pemeriksaan darah dilakukan dengan pengukuran kadar antigen prostat
spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat. Jika
ditemukan benjolan saat pemeriksaan colok dubur, hendaknya segera dilakukan
pemeriksaan USG. Dengan rontgen atau scanning tulang, bisa diketahui terjadinya
penyebaran kanker ke tulang.
Pengobatan
yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan
bervariasi, yang tergantung pada stadiumnya. Pada stadium awal bisa digunakan
pengangkatan prostat dan terapi penyinaran. Jika kanker telah menyebar, maka
perlu dilakukan manipulasi hormonal guna mengurangi kadar testosteron melalui
obat-obatan maupun pengangkatan testis. Selain manipulasi hormonal, dapat pula
dilakukan kemoterapi.
Kanker rahim atau kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel
kanker di mulut rahim/serviks yang abnormal. Disana, sel-sel kanker tersebut
mengalami perubahan ke arah displasia atau keganasan. Kanker ini hanya
menyerang perempuan yang pernah atau sedang dalam status sexually active. Jadi,
jika seorang perempuan tidak pernah melakukan hubungan seksual, maka ia tidak
akan mengalami kanker rahim.
Biasanya, kanker rahim menyerang perempuan yang berumur 35—55
tahun. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa perempuan yang masih muda tidak bisa
mengalaminya. Sesungguhnya, perempuan yang muda pun dapat menderita kanker
rahim, asalkan memiliki faktor resikonya. Pada umumnya, perempuan yang
terinfeksi oleh HPV mengalami infeksi ini sesaat setelah aktif secara seksual
pada usia 20—35 tahun. Masa perkembangan ke arah kanker rahim terjadi pada
periode 10—20 tahun.
Penyebab terjadinya kelainan sel-sel leher rahim tidak bisa
diketahui secara pasti. Meskipun begitu, kita perlu mencermati beberapa faktor
risiko yang turut berpengaruh terhadap kanker rahim.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. HPV (Human Papilloma Virus}. HPV adalah suatu virus yang
dapat menyebabkan terjadinya kutil di daerah genital (kondiloma akuminata), yang
ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab
terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok. Tembakau yang terkandung dalam rokok bisa menurunkan
sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh.
6. Pemakaian pil KB.
7. Infeksi herpes genitals atau infeksi klamidia yang menahun.
Semula, kanker rahim dapat berupa lesi prakanker. Perubahan
prakanker tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi, kecuali jika perempuan
menjalani pemeriksaan panggul. Biasanya, gejala baru muncul ketika sel serviks
yang abnormal berubah menjadi ganas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Saat
itulah, muncul gangguan menstruasi, pendarahan vagina, dan keputihan. Jika
kanker terus berkembang, timbullah berbagai gejala, misalnya berkurangnya nafsu
makan, penurunan berat badan, kelelahan, rasa nyeri di panggul, punggung, dan
tungkai, keluarnya air kemih dan tinja dari vagina, serta patah tulang. Kita mungkin tidak menyadari
bahwa kebiasaan hidup ternyata menjadi pemicu munculnya kanker rahim. Salah
satu kebiasaan yang dimaksud adalah perempuan mencuci vaginanya dengan
antiseptik tertentu lantaran ingin selalu bersih dan wangi. Padahal, ia tidak
mengacu pada saran dan anjuran dokter. Atau, ia sering menaburkan bedak bubuk
pada vagina.
Nah, supaya kita terhindar dari kanker rahim, hendaknya kita
melakukan pemeriksaan sejak dini dan berkala. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi
adanya kelainan sel, sehingga kasus kematian karena kanker rahim bisa berkurang
hingga 90%. Pemeriksaan tersebut dapat dilangsungkan di puskesmas. Dari
puskesmas, hasil pemeriksaan akan dikirimkan ke laboratorium. Caranya, dokter
menggunakan spatula atau sejenis sikat halus untuk mengambil lendir leher
rahim. Selanjutnya, lendir itu dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca
benda. Kemudian, seorang ahli sitologi akan menguji sel-sel leher rahim ini
menggunakan mikroskop.
Sesungguhnya, prakanker membutuhkan proses dan waktu yang lama
agar bisa menjadi kanker. Dengan adanya deteksi sejak dini, maka kita dapat
mengobatinya lebih dini, sehingga tingkat penyembuhannya mampu mencapai 100%.
Hal ini bisa diwujudkan dengan pengobatan yang efektif agar sel-sel kanker
berhenti tumbuh dan mulai mengarah ke kondisi abnormal. Tentunya, keadaan
tersebut semakin optimal jika masih dalam tahap prakanker. Saat ini, dokter melakukan
kombinasi vaksinasi HPV dan screening (pemeriksaan kanker) yang berguna
untuk mencegah penyakit tersebut. Vaksin HPV bisa melindungi tubuh dari kanker,
yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Vaksin tersebut juga dapat membantu
menangkal timbulnya kutil di daerah genital, yang dikarenakan HPV 6 dan 11.
Keyakinan hasil uji klinis itu menunjukkan bahwa vaksin-vaksin ini sanggup
menangkal infeksi HPV, serta mencegah lesi prakanker pada perempuan yang belum
terinfeksi HPV sebelumnya.
Upaya pencegahan kanker rahim bisa dilakukan dengan cara mencegah
hubungan seksual pada usia dini, mencermati jumlah pasangan seks, dan mengurangi/menghilangkan
kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan risiko perilaku
seksual yang dikarenakan virus papiloma. Pencegahan yang dianggap lebih efektif
adalah memberikan vaksinasi kepada remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin tersebut
dinamakan gardasil. Vaksin itulah yang mampu mencegah infeksi yang mengarah
pada timbulnya kanker rahim.
Cara pengobatan kanker rahim yang biasa dilakukan ialah
pemanasan, diathermy, penggunaan sinar laser, dan cone biopsi (mengambil
sedikit sel di rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan). Pemeriksaan ini
dilakukan oleh ahli kandungan. Jika penyakit telah sampai tahap prakanker, dan
kanker rahim berhasil dideteksi, maka ada beberapa tindakan yang perlu
dilakukan. Pertama, operasi dengan cara mengambil daerah yang terserang
kanker. Biasanya, yang diambil adalah uterus beserta leher rahimnya. Kedua, radioterapi
dengan menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi, yang dapat dilakukan secara internal
maupun eksternal. Ketiga, kemoterapi.
Penderita kanker rahim di Indonesia berjumlah sangat banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, saat ini, di Indonesia ada 100 kasus per 100 ribu penduduk,
atau 200 ribu kasus setiap tahun, Selain itu, lebih dari 70% kasus yang
didapati di rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kanker rahim antara lain penurunan harapan hidup, lamanya
penderitaan, dan tingginya biaya pengobatan.
Berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais, pasien yang menderita
kanker serviks pada stadium lanjut pada tahun 1993-1997 sebanyak 710 kasus
baru. Dan, sekitar 65% pasien berada pada stadium lanjut. Angka ketahanan hidup
dalam dua tahun stadium lanjut tersebut berkisar 53,2%, sedangkan pada stadium
awal mencapai 90%.
Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa
program penapisan kanker serviks tak hanya menyelamatkan jiwa manusia, tetapi
biaya yang dikeluarkan pun lebih murah. Sebagai perbandingan, program penapisan
bagi satu orang untuk setiap lima tahun menghabiskan US$ 100, dan perempuan
masih dapat bekerja lantaran terhindar dari kanker serviks. Namun, di sisi
lain, biaya pengobatan kanker US$ 2600, dari perempuan tidak dapat bekerja
lagi. Sebenarnya,
ada beragam kebiasaan hidup yang semestinya dihindari guna mencegah timbulnya
kanker rahim.
Penyakit-penyakit
jaringan lunak rongga mulut termasuk salah satu bahan kajian para ahli,
terutama dengan meningkatnya kasus kematian yang dikarenakan kanker rongga
mulut. Kanker ini banyak menyerang penduduk di negara berkembang. Kanker
tersebut banyak menimpa laki-laki.
Keabnormalan
dan kematian yang disebabkan oleh kanker rongga mulut dinilai masih tinggi. Hal
ini dikarenakan kurangnya deteksi dini dan identifikasi terhadap kelompok
berisiko tinggi, serta kegagalan dalam mengontrol kesehatan mulut. Untuk
mengatasi masalah itu, WHO telah membuat petunjuk untuk mengendalikan kanker
mulut, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang. Pengendalian tersebut
berdasarkan tindakan pencegahan primer, yang prinsip utamanya ialah mengurangi
dan menjauhkan diri dari bahan-bahan yang bersifat karsinogen.
Selain
pencegahan primer, WHO juga menerap-kan pendekatan kedua atau pencegahan
sekunder, yaitu mendeteksi kanker rongga mulut sejak dini. Pada umumnya, untuk
mendeteksinya, dokter akan melakukan anamnese dan pemeriksaan klinis, yang
diperkuat oleh pemeriksaan tambahan di laboratorium.
Faktor-faktor
penyebab kanker rongga mulut dibedakan menjadi tiga. Pertama, faktor lokal yang
meliputi rongga mulut yang kotor, iritasi kronis dari restorasi gigi-gigi
karies/akar gigi, pemakaian gigi palsu, dan lain sebagainya. Kedua, faktor luar
yang berupa zat karsinogen kimia dalam rokok. Ketiga, faktor usia, jenis
kelamin, nutrisi imunologi, dan genetik.
Sebagian
besar kanker rongga mulut baru diketahui saat stadium lanjut, yang biasanya
sudah ada sejak berbulan-bulan yang lalu, atau bahkan lebih lama daripada itu.
Akibatnya, prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk. Kondisi ini
dikarenakan diagnosis dan perawatan yang terlambat.
Faktor
yang dapat menimbulkan keterlambatan tersebut antara lain perkembangan kanker
pada tahap awal sering kali tidak menimbulkan keluhan. Biasanya, orang-orang
yang sudah tua dan lemah tidak ingin repot memeriksakan diri ke dokter. Selain
itu, pendidikan masyarakat yang masih rendah juga turut mendukung keterlambatan
diagnosis kanker.
Beragam
faktor yang lain, yaitu dokter gigi kurang teliti saat melakukan pemeriksaan
rutin rongga mulut, tidak diketahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut,
atau adanya keraguan lantaran tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
gambaran klinis keganasan mulut, sehingga terlambat dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.
Pada
tingkat pemeriksaan klinis, dokter gigi boleh menggunakan sikat. Pada sejumlah
penelitian, diketahui bahwa biopsi dengan cara disikat menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan dalam memeriksa area rongga mulut.
Secara
spesifik, ada sejumlah tanda yang meng-indikasikan kanker rongga mulut. Di
antaranya ialah bercak putih dan bersisik, bintik pigmen yang tiba-tiba
ukurannya membesar, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang tanggal secara
tiba-tiba tanpa riwayat trauma pada rahang, mati rasa pada rongga mulut, rasa
sakit sewaktu menggerakkan rahang, adanya gumpalan pada leher, wajah, atau
jaringan mulut, serta luka pencabutan gigi yang tidak kunjung sembuh.
Bila
terdapat salah satu atau beberapa tanda terse-but, dokter gigi harus segera
melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kanker rongga mulut pada tahap
awal. Sesungguhnya, ada beragam pencegahan sekaligus pengobatan yang bisa
dilakukan untuk menangani kanker rongga mulut.
Pertama,
menghindari cahaya matahari dapat mengurangi risiko terjadinya kanker bibir.
Kedua, menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan bisa mencegah sebagian
besar kanker mulut. Ketiga, memperhalus tepian gigi yang patah atau
menambal-nya. Keempat, vitamin antioksidan (vitamin C dan E, serta betakaroten)
mampu memberikan perlindungan tambahan.
Apabila
cahaya matahari mengenai daerah bibir yang luas dan menyebabkan kerusakan, maka
bisa dilakukan "pencukuran bibir". Pada teknik ini, seluruh lapisan
terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser, untuk
mencegah berkembangnya kanker. Keberhasilan pengobatan kanker mulut dan bibir
sangat tergantung pada seberapa jauh kanker telah berkembang. Kanker mulut
jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh, tetapi cenderung menyusup ke dalam
kepala dan leher. Jika seluruh kanker dan jaringan normal di sekitar kanker
diangkat sebelum kanker menyebar ke kelenjar getah bening, maka angka
kesembuhannya tinggi. Sebaliknya, bila kanker telah menyebar ke kelenjar getah
bening, jarang terjadi penyembuhan.
Selain
mengangkat kanker dalam mulut, pembedahan juga mengangkat kelenjar getah bening
di bawah dan belakang rahang, serta di sepanjang leher. Penderita kanker mulut
atau tenggorokan bisa men-jalani terapi penyinaran dan pembedahan, ataupun
hanya penyinaran.
Terapi
penyinaran sering kali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita
menjadi kering, yang dapat memicu timbulnya aktivasi (karies gigi) dan masalah
gigi lainnya. Tulang rahang yang terkena penyinaran tidak akan sembuh dengan
baik. Oleh karena itu, hendaknya masalah gigi diobati sebelum dilakukan terapi
penyinaran.
Sebaiknya,
gigi yang diduga bakal menimbul-kan masalah dicabut. Kebersihan gigi dan mulut
sangat penting bagi penderita yang telah menjalani terapi penyinaran untuk
mengatasi kanker mulut. Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi sangat
terbatas. Dan, terapi utamanya adalah pembedahan dan penyinaran.
Kanker tenggorokan menunjukkan suatu perubahan pada
sekumpulan sel yang membelah diri, yang jumlahnya semakin banyak dan tidak terkendali.
Kendati perubahan tersebut merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam tubuh
sebagai proses regenerasi dari sel-sel yang rusak, namun pengontrolan perubahan
sel tidak lagi berfungsi secara normal. Oleh karena itu, keadaan semacam ini
disebut penyakit kanker.
Kanker bukanlah penyakit infeksi yang terjadi karena kuman,
melainkan tumbuh dari sel-sel organ itu sendiri, yang mengalami mutasi genetis.
Mutasi genetic tersebut menyebabkan sel tumbuh tidak normal dan bersifat
destruktif, serta tidak mengikuti aturan hukum-hukum pertumbuhan dan cenderung
merusak.
Kanker bisa tumbuh di bagian tubuh mana pun, termasuk
tenggorokan. Namun, dengan catatan bahwa tidak semua sel kanker dapat tumbuh
secara progresif di tempat lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pertahanan tubuh
(sistem imun) dan syarat tumbuh di tempat baru yang tidak didapati di sana,
misalnya tidak adanya zat karsinogen dan oksidasi oleh suatu oksidan, seperti
radikal bebas.
Sama halnya dengan tumor, kanker mempunyai ciri-ciri klinis
tersendiri antara lain adanya benjolan yang mudah diraba, penurunan berat
badan, kekurangan sel-sel darah merah, gangguan dalam metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak, serta menurunnya fungsi indra perasa terhadap makanan dan
minuman.
Human Papilloma Vims (HPV) adalah virus yang dapat
menyebabkan munculnya benjolan kecil atau kutil pada alat kelamin dan kanker
serviks. Perpindahan virus HPV melalui oral seks bisa mengakibatkan kanker
tenggorokan. Secara spesifik, kanker ini didefinisikan sebagai kanker orofaring
yang mampu bersarang di amandel, pangkal lidah, langit-langit mulut, serta
bagian belakang tenggorokan.
Para peneliti menemukan bahwa kanker tenggorokan mirip
infeksi HPV yang menyebar melalui oral seks. Sementara itu, penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kanker tenggorokan semakin
banyak dialami ketimbang kanker otak dan kanker leher. Kanker ini termasuk
jenis kanker yang langka. Kasusnya mencapai 10.000 dari 45.000 ganasnya kanker
otak dan leher yang terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Meskipun
begitu, pengaruhnya bersifat tetap dan menyeluruh.
Gejala-gejala awal kanker tenggorokan antara lain telinga
berdenging secara terus-menerus, pilek yang berlangsung lama dan disertai
darah, suara parau yang berkepanjangan, seeing mimisan, rasa nyeri saat menelan
sesuatu, perubahan suara (hoarseness), tumbuhnya benjolan di leher, rasa sakit
pada tenggorokan, batuk yang keras (persistent cough), suara bernada tinggi
karena terjadinya gejolak aliran udara pada saluran udara bagian atas
(stridor), napas berbau, serta rasa sakit pada telinga.
Gejala paling umum dari kanker tulang ialah adanya rasa
nyeri. Pada kebanyakan kasus, gejala tersebut menjadi berangsur-angsur parah
seiring per-jalanan waktu. Semula, rasa nyeri mungkin hanya hadir sewaktu malam
atau dikarenakan aktivitas tertentu. Pada beberapa kasus, suatu massa atau
gumpalan mungkin dirasakan pada tulang atau jaringan yang mengelilingi tulang.
Tulang-tulang yang terkena kanker bisa melemah dan menjurus pada patah tulang
setelah terluka. Terkadang, gejala-gejala kanker tulang berupa demam,
menggigil, keringat mengucur deras sewaktu malam, serta kehilangan berat badan.
Kanker tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel
yang membentuk tulang. Lebih dari 2.000 orang di Amerika didiagnosis setiap
tahun terkena kanker tulang. Kanker tulang menyerang anak-anak, remaja, orang
dewasa, dan orang tua.
Sebenarnya, ada banyak tipe kanker tulang. Di antaranya
ialah osteosarcoma, ewing's sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous
histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma. Osteosarcoma adalah kanker tulang
ganas utama yang paling umum. Kanker tulang menyerang laki-laki berumur 10-25
tahun, namun juga menyerang laki-laki dewasa dan orang tua.
Osteosarcoma sering kali menyerang tulang-tulang pada lengan
dan kaki di area pertumbuhan yang cepat sekitar lutut dan bahu (pundak). Tipe
kanker ini sangat agresif dengan risiko penyebaran sampai paru-paru. Angka
kelangsungan hidup dari lima tahun sekitar 65%.
Ewing's sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan
mempengaruhi orang-orang yang berumur 4-15 tahun. Kanker jenis itu jarang
menyerang laki-laki yang berusia lebih dari 30 tahun. Kanker ini menyerang
pertengahan tulang-tulang panjang dari lengan dan kaki. Angka kelangsungan
hidup dari tiga tahun sekitar 65 %. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah
bila kanker telah menyebar ke paru-paru atau jaringan lain dari tubuh.
Chondrosarcoma ialah tumor tulang kedua yang paling umum dan
termasuk 25% kanker tulang yang ganas. Kanker tersebut timbul dari sel-sel
tulang rawan dan bisa tumbuh dengan sangat agresif atau relatif
perlahan. Tidak seperti kanker tulang lainnya, chondrosarcoma menyerang
laki-laki yang berusia di atas 40 tahun. Kanker itu dapat menyebar ke paru-paru
dan simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma bisa mempengaruhi tulang-tulang
dari pelvis dan pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun terhadap bentuk yang
agresif adalah 30%. Tetapi, angka kelangsungan hidup bagi kanker yang tumbuhnya
perlahan ialah 90%.
Malignant fibrous bistiocytoma adalah jenis kanker tulang
yang mempengaruhi jaringan lunak, termasuk otot, ligamen, tendon, dan lemak.
Kanker ini menyerang seseorang yang berumur 50—60 tahun. Kanker tersebut
menyerang anggota-anggota tubuh (kaki dan tangan), dan dua kali lebih banyak
menimpa laki-laki ketimbang perempuan. Angka kelangsungan hidup sekitar 35-60%.
Fibrosarcoma termasuk kanker tulang yang jarang terjadi
daripada kanker tulang lainnya. Kanker itu banyak diderita oleh seseorang yang
berumur 35—55 tahun. Kanker. tersebut menyerang jaringan lunak dari kaki di
belakang lutut. Biasanya, kanker ini lebih banyak diderita oleh laki-laki
ketimbang perempuan.
Chordoma adalah suatu tumor yang sangat jarang terjadi
dengan kelangsungan hidup rata-rata enam tahun setelah didiagnosis. Kanker
tersebut menyerang orang dewasa yang berumur di atas 30 tahun, dan dua kali
lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Kanker itu menyerang
tulang belakang ujung bawah atau ujung atas.
Selain berbagai tipe kanker tulang tersebut, ada pula tipe
kanker tulang lainnya, yakni lymphoma dan multiple myeloma. Lympboma adalah
kanker yang timbul dari sel-sel sistem imun, terutama di simpul-simpul getah
bening. Sementara itu, multiple myeloma menyerang tulang-tulang, namun biasanya
tidak dipertimbangkan sebagai suatu kanker tulang, karena ia termasuk tumor
dari sel-sel sumsum tulang, bukan sel-sel tulang
Kanker tenggorokan termasuk penyakit kanker keempat yang
paling banyak menyerang penduduk di Indonesia. Sebenarnya, penderita kanker
membutuhkan dukungan dan perhatian dari pihak keluarga. Dukungan tersebut dapat
menstimulasi kerja hormon, yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menguatnya
kekebalan tubuh berarti menutup peluang bagi kanker untuk menyebarkan sel-sel
kanker ke bagian tubuh yang masih sehat
Kanker
Usus Besar
Sebagai
saluran terakhir pada proses pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker
lantaran makanan yang dikonsumsi. Hal ini perlu dicermati dengan saksama. Pada
kasus kanker usus besar, ada sejumlah faktor yang bisa dideteksi sebagai
gejala-gejalanya. Di antaranya ialah rasa lelah, sesak napas sewaktu bekerja,
kepala terasa pening, terjadinya pendarahan pada rektum, rasa kenyang yang
bersifat sementara, kram lambung, munculnya tekanan pada rektum, adanya darah
dalam tinja sebagaimana yang terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip
usus, wasir, wajah pucat, malnutrisi, badan lemah, kurus, adanya cairan dalam
rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limfa.
Kanker
usus besar bisa dikarenakan berbagai penyebab. Pertama, kontak dengan zat-zat
kimia tertentu, seperti logam berat, toksin, ototoksin, serta gelombang
elektromagnetik. Kedua, pola makan yang buruk, misalnya terlalu banyak daging
dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung
serat. Ketiga, zat besi yang berlebihan pada pigmen empedu, daging sapi dan
kambing, serta transfusi darah.
Keempat,
adanya lemak jenuh dan asam lemak omega 6 (asam lion). Kelima, mengonsumsi
minuman beralkohol, terutama bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida
yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon. Keenam, obesitas. Ketujuh,
bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi,
atau pengemudi kendaraan umum.
Jika
terjadi hal-hal seperti itu, maka perlu dilakukan pemeriksaan medis. Di
antaranya ialah fiberoptik kolonoskopi, yaitu memasukkan sejenis pipa yang
terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang
terdapat pada alat ini bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan ada atau
tidaknya polip dalam usus. Selain fibroptik kolonoskopi, ada juga pemeriksaan
medis lainnya, yakni CT-scan dan pemeriksaan darah untuk memastikan ada atau
tidaknya tumor berjenis carcino embryonis antigen dalam darah.
Apabila
sudah didiagnosis adanya kanker, maka bisa dilakukan beragam perawatan, yaitu
kemoterapi, radiasi, operasi yang berupa pemotongan usus besar yang sakit, lalu
menyambungkan kembali dua ujung usus besar yang sehat, operasi menggunakan
teknik laparoskopi yang dilakukan dengan alat-alat kecil, yang dioperasikan
melalui lubang-lubang kecil di be-berapa titik perut dan dipantau lewat layar
monitor.
Sementara
itu, untuk mencegah terjadinya kanker, kita dapat melakukan beberapa tindakan.
Pertama, mengonsumsi banyak makanan berserat guna memperlancar buang air besar,
serta menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan
besi dalam usus besar. Kedua, mengonsumsi asam lemak omega 3 yang banyak
terdapat dalam ikan tertentu.
Ketiga,
mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalsium, vitamin A, C, D, dan
E, serta betakaroten. Keempat, mengonsumsi susu yang mengandung lactobadllus
addopbilus. Kelima, berolahraga dan banyak bergerak, sehingga semakin mudah dan
teratur buang air besar. Keenam, hidup rileks dan mengurangi stres.
Dalam
perkembangan penyakit kanker, ada dua jenis kanker yang mesti dicermati secara
saksama, yaitu leukemia dan tumor. Leukemia merupakan tipe kanker yang
menunjukkan bahwa sel darah putih membelah diri terlalu cepat. Terkait itu,
kita mengetahui bahwa semua sel darah dibentuk di tulang sumsum. Leukemia
menyebabkan tulang sumsum tersumbat oleh sel darah putih, sehingga tidak ada
ruang bagi sel sehat untuk tumbuh. Inilah yang menyebabkan penderita leukemia
merasakan sakit.
Sesungguhnya,
tumor adalah kanker yang tumbuh menjadi gumpalan. Tumor dapat tumbuh di bagian
mana pun pada tubuh. Jika sel yang tumbuh terlalu cepat di dalam tulang, maka
bisa menjadi tumor tangan atau kaki. Bila letaknya di kepala, maka akan menjadi
tumor otak. Tumor mampu merusak bagian tubuh sehat yang berada di sekitarnya,
dan inilah yang menyebabkan penderita tumor merasakan sakit.
Leukemia
adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi
oleh sumsum tulang .(bone marrow). Sumsum tulang dalam tubuh memproduksi tiga
tipe sel darah. Di antaranya ialah sel darah putih (berfungsi sebagai daya
tahan tubuh untuk melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen
ke dalam tubuh), dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses
pembekuan darah).
Pada
umumnya, leukemia muncul pada diri se-seorang sejak kecil. Tanpa diketahui
dengan jelas | penyebabnya, sumsum tulang telah memproduksi sel darah putih
yang berkembang tidak normal atau abnormal. Jika normal, sel darah putih akan
mere-produksi ulang bila tubuh memerlukannya, atau ada tempat bagi sel darah
tersebut. Tubuh seseorang akan memberikan tanda/signal secara teratur, yang
menunjukkan waktu sel darah bereproduksi kembali.
Pada
kasus leukemia, sel darah putih tidak me-respons tanda/signal yang diberikan.
Akibatnya, terjadilah produksi yang berlebihan dan tidak terkontrol (abnormal),
yang akan keluar dari sumsum tulang, serta ditemukan dalam darah perifer atau
darah tepi. Jumlah sel darah putih abnormal yang berlebihan dapat mengganggu
fungsi normal sel lainnya. Seseorang dengan kondisi seperti ini akan menunjukkan
beberapa gejala, misalnya mudah terkena penyakit infeksi, anemia, dan
pendarahan.
Di
antara jenis penyakit leukemia ialah leukemia akut. Leukemia ini ditandai
dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan mem-buruk.
Apabila kondisi tersebut tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian
dalam hitungan minggu atau hari. Selain leukemia akut, ada juga leukemia
kronis. Leukemia itu memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat,
sehingga seseorang memiliki harapan hidup yang lebih lama atau lebih dari
setahun.
Leukemia
dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Jika saat pemeriksaan diketahui
bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel linafoid, maka disebut leukemia
limfositik. Sedangkan leukemia yang mem-pengaruhi sel myeloid, seperti
neutrofil, basofil, dan eosinofil, dinamakan leukemia mielositik.
Berdasarkan
klasifikasi tersebut, maka leukemia dibedakan menjadi empat tipe. Pertama,
leukemia limfositik akut (LLA) yang paling sering menyerang anak-anak. Penyakit
ini juga dialami oleh orang dewasa, terutama yang telah berumur 65 tahun atau
lebih. Kedua, leukemia mielositik akut (LMA). Leukemia jenis itu lebih sering
terjadi pada orang dewasa ketimbang anak-anak. Dahulu, tipe tersebut dinamakan
leukemia nonlimfositik akut.
Ketiga,
leukemia limfositik kronis (LLK). Leukemia itu diderita oleh orang dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Terkadang, leukemia ini menyerang remaja, dan
sangat jarang ditemui pada anak-anak. Keempat, leukemia mielositik kronis (LMK)
yang sering dialami oleh orang dewasa, dan jarang menyerang anak-anak.
Hingga
sekarang, penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti. Meskipun
demikian, diketahui bahwa ada empat faktor yang diduga mem-pengaruhi frekuensi
terjadinya leukemia. Pertama, radiasi. Hasil riset menerangkan bahwa para
pegawai radiologi sering menderita leukemia. Leukemia ditemukan pada korban
hidup dalam kejadian bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Kedua,
leukemogenik. Beberapa zat kimia diduga dapat mempengaruhi frekuensi leukemia,
misalnya racun lingkungan (bencana), bahan kimia industri (misalnya
insektisida), serta obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi. Ketiga,
herediter. Penderita down syndrome memiliki insidensi leukemia akut dua puluh
kali lebih besar ketimbang orang normal. Keempat, virus. Beberapa jenis virus
bis a menyebabkan leukemia, seperti retrovirus dan virus leukemia feline.
Gejala-gejala
leukemia pada seseorang mungkin berbeda dengan orang lainnya. Walaupun begitu,
ada beberapa gejala umum yang dapat ditemui pada banyak orang. Pertama, anemia.
Penderita mudah lelah, pucat, dan bernapas cepat. Pada penderita anemia, jumlah
sel darah merah di bawah normal, sehingga menyebabkan oksigen dalam tubuh
berkurang. Akibatnya, penderita akan bernapas cepat sebagai kompensasi
pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh.
Kedua,
pendarahan. Ketika platelet (sel pembeku darah) tidak diproduksi secara wajar
lantaran didominasi oleh sel darah putih, maka penderita mengalami pendarahan
di jaringan kulit, yang ditunjukkan dengan banyaknya jentik merah lebar/kecil
di jaringan kulit.
Ketiga,
terserang infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,
terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah putih
yang terbentuk bersifat tidak normal (abnormal), sehingga tidak berfungsi
dengan semestinya. Akibatnya, tubuh penderita rentan terhadap infeksi
virus/bakteri. Bahkan, iapun menderita demam, keluar cairan putih dari hidung,
dan batuk.
Keempat,
rasa nyeri pada tulang dan persendian. Rasa nyeri ini dikarenakan sumsum tulang
(bone marrow) terdesak oleh sel darah putih. Kelima, rasa nyeri pada perut.
Rasa nyeri itu termasuk salah satu indikasi gejala leukemia. Sebenarnya, sel
leukemia bisa terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu, yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan nyeri. Rasa
nyeri ini dapat menghilangkan selera makan.
Keenam,
pembengkakan kelenjar limfa. Penderita berkemungkinan besar mengalami pembengkakan
pada kelenjar limfa, baik di bawah lengan, leher, dada, dan lain sebagainya.
Kelenjar limfa bertugas menyaring darah. Sementara itu, sel leukemia terkumpul
di sana, sehingga menyebabkan pembengkakan. Ketujuh, kesulitan bernapas
(dysnea). Terkadang, penderita menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri
dada. Apabila hal ini terjadi, maka ia harus segera mendapatkan pertolongan
medis.
Penyakit
leukemia bisa didiagnosis dengan beberapa pemeriksaan. Di antaranya ialah
biopsi, pemeriksaan darah (complete blood count atau CBC), CT-scan atau
CAT-scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, ultrasound, dan spinal
tap/lumbar puncture.
Leukemia
bisa disembuhkan dengan menangani gejala-gejala yang muncul, seperti anemia,
pendarahan,dan infeksi. Secara garis besar, penanganan dan pengobatan leukemia
dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode, yaitu
kemoterapi, terapi radiasi (jarang digunakan), transplantasi bone marrow
(sumsum tulang), pemberian obat-obatan tablet dan suntik, serta transfusi sel
darah merah atau platelet.
Sistem
terapi yang sering digunakan untuk menangani penderita leukemia adalah
kombinasi antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada
pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Terapi
berikutnya ialah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah
ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar